Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Semua Bayi Baru Lahir di Kherson Dapat Kewarganegaraan Rusia, Ukraina Murka

Kompas.tv - 17 Juni 2022, 05:35 WIB
semua-bayi-baru-lahir-di-kherson-dapat-kewarganegaraan-rusia-ukraina-murka
Pemerintahan proksi Rusia di Kherson Ukraina memberi kewarganegaraan Rusia kepada bayi baru lahir, Ukraina murka. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

"Tindakan pro-Ukraina kemungkinan akan terus mengganggu upaya Rusia untuk mengonsolidasikan kontrol administratif skala penuh atas wilayah yang diduduki dan agenda aneksasi Rusia."

Natalia Humeniuk, juru bicara komando militer selatan Ukraina, mengatakan bahwa pasukan Ukraina terus membuat keuntungan taktis dalam serangan balik yang ditargetkan.

Mereka sekarang bertempur di desa-desa dalam jarak 20 mil dari ibu kota regional Kherson, menurut militer Ukraina.

Humeniuk mengatakan dia tidak akan merinci tentang di mana tepatnya pasukan Ukraina bergerak maju karena "setiap nama yang disebutkan dapat memberikan informasi bagi musuh".

Baca Juga: Menyedihkan, Zelensky Ungkap 243 Anak Ukraina Tewas selama Perang dengan Rusia

Seorang anak Ukraina tidur di tenda pusat pengungsi di perbatasan Moldova-Ukraina, di Palalanca, Moldova, Jumat, 25 Februari 2022. Pemerintahan proksi Rusia di Kherson Ukraina memberi kewarganegaraan Rusia kepada bayi baru lahir, Ukraina murka. (Sumber: AP Photo/Aurel Obreja)

Humeniuk mengatakan pasukan Rusia memperkuat posisi pertahanan mereka dan mengarahkan tembakan artileri jarak jauh ke pasukan Ukraina dan kota-kota dan desa-desa yang baru saja dibebaskan.

Semakin sulit bagi warga sipil untuk melarikan diri dari wilayah yang diduduki karena pasukan Rusia menambang banyak jalan. "Bahkan ketika orang berniat untuk mengungsi, ada risiko tinggi orang diarahkan ke daerah ranjau ini," katanya.

Rusia memberikan kewarganegaraan Rusia kepada anak yatim dari bagian lain Ukraina yang diduduki, memicu kemarahan di Kyiv.

Presiden Volodymyr Zelensky menuduh Rusia secara ilegal membawa sekitar 200.000 anak ke Rusia sejak awal perang. 

Jumlah itu, katanya dalam pidato bulan lalu, termasuk anak-anak dari panti asuhan, anak-anak yang dibawa bersama orang tuanya, dan mereka yang terpisah dari keluarganya.

"Tujuan dari kebijakan kriminal ini bukan hanya untuk mencuri orang, tetapi membuat mereka yang dideportasi melupakan Ukraina dan tidak bisa kembali," katanya.

 




Sumber : New York Times/RIA Novosti


BERITA LAINNYA



Close Ads x