Kompas TV internasional ekslusif dari swiss

Pencarian Korban di Sungai Aare Dikenal Sulit dan Makan Waktu Lama, Berikut Kata WNI di Swiss

Kompas.tv - 1 Juni 2022, 06:20 WIB
pencarian-korban-di-sungai-aare-dikenal-sulit-dan-makan-waktu-lama-berikut-kata-wni-di-swiss
Ilustrasi. Salah satu anak bagian sungai Aare di Bern yang kerap digunakan berenang warga Swiss. Pencarian putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril, di Sungai Aare belum mencapai titik terang hingga hari keenam, Selasa (31/5/2022). (Sumber: nau.ch Swiss)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

BERN, KOMPAS.TV - Pencarian putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril, di Sungai Aare, Bern, Swiss belum mencapai titik terang hingga hari keenam, Selasa (31/5/2022). Pencarian korban hanyut di sungai tersebut dikenal sulit dan memakan waktu lama.

Sebelumnya, Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman D. Hadad menyatakan bahwa, menurut kepolisian Swiss, kebanyakan korban tenggelam di Sungai Aare ditemukan setelah tiga pekan.

Resa Siagian, warga negara Indonesia (WNI) yang telah bermukim di Bern selama 11 tahun terkini, menyampaikan hal serupa.

Selain itu, Resa menyebut air dingin menjadi salah satu sebab wisatawan rawan tenggelam di sungai itu selain karena arusnya yang deras.

“Saat suhu air itu masih dingin, jika kita berenang, kaki kita itu bisa keram. Jadi itu menyebabkan kita tidak bisa berenang lagi alias tenggelam,” kata Resa kepada koresponden KOMPAS TV, Rieska Wulandari, Selasa (31/5).

Baca Juga: Polisi Swiss Jelaskan Kendala Pencarian Anak Ridwan Kamil di Sungai Aare

Suhu air ketika Eril hanyut pada Kamis (26/5) lalu disebut mencapai 16 derajat Celsius.

Menurut Resa, suhu air dingin membuat Sungai Aare dapat berbahaya bagi wisatawan. Apalagi, kata dia, sering muncul pusaran air di aliran sungai.

“Kalau kita tenggelam, pencariannya bisa sampai tiga minggu. Karena di sungai itu tidak hanya arusnya terlalu deras, tetapi di bawah banyak pusaran air yang tidak kita ketahui. Dan juga di bawah itu banyak batu-batuan yang besar-besar,” kata Resa.

Lebih lanjut, ia menduga banyak wisatawan yang tenggelam dan tersangkut di batu. Hal ini membuat tubuh tak bisa mengambang sehingga sulit ditemukan.

Kepolisian Swiss sendiri masih mengalami kesulitan menemukan Eril kendati pencarian telah diintensifkan. Kepolisian Swiss menyebut Sungai Aare memiliki sejumlah karakteristik yang menyulitkan pencarian.

Karakteristik yang menyulitkan itu antara lain adalah arus air di permukaan yang deras. Di bagian tengah sungai, juga kerap terbentuk pusaran air yang lokasinya tidak menentu.

Baca Juga: Eril Masih Hilang di Sungai Aare, Perilaku 'Tak Masuk Akal' Warganet Indonesia Disayangkan Pengamat


 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x