Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Berisiko Lumpuhkan Ekonomi, Hungaria dan Slovakia Tolak Sanksi Baru Uni Eropa atas Energi Rusia

Kompas.tv - 4 Mei 2022, 04:35 WIB
berisiko-lumpuhkan-ekonomi-hungaria-dan-slovakia-tolak-sanksi-baru-uni-eropa-atas-energi-rusia
Slovakia dan Hungaria Selasa, (3/5/2022) mengatakan mereka tidak akan mendukung sanksi terhadap energi Rusia yang sedang dipersiapkan Uni Eropa atas perang di Ukraina, dengan mengatakan mereka terlalu bergantung pada pasokan itu dan tidak ada alternatif yang bersifat segera (Sumber: AP Photo/Darko Vojinovic)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

Terlepas dari ketidaksepakatan di antara anggota Uni Eropa tentang sanksi energi baru, Presiden Dewan Eropa Charles Michel bersumpah untuk "mematahkan mesin perang Rusia" dengan mengarahkan negara-negara di benua itu menjauh dari pasokan gas alam Rusia.

Uni Eropa berlomba mengamankan pasokan alternatif untuk energi Rusia, menempatkan prioritas pada impor LNG global dari negara-negara yang mencakup produsen utama seperti Aljazair, Qatar dan Amerika Serikat.

Baca Juga: OnlyFans Terdampak Invasi Rusia ke Ukraina, Hentikan Pembayaran ke Kreator Rusia karena Sanksi Barat

Slovakia dan Hungaria Selasa, (3/5/2022) mengatakan mereka tidak akan mendukung sanksi terhadap energi Rusia yang sedang dipersiapkan Uni Eropa atas perang di Ukraina, dengan mengatakan mereka terlalu bergantung pada pasokan itu dan tidak ada alternatif yang bersifat segera. (Sumber: Al Arabiya)

Upaya itu termasuk membangun fasilitas gas alam cair yang sedang dibangun di Yunani utara, yang dikunjungi Michel dan pemimpin empat negara Balkan hari Selasa.

“Kami memberi sanksi kepada Rusia untuk memberikan tekanan finansial, ekonomi, dan politik pada Kremlin karena tujuan kami sederhana: Kami harus menghancurkan mesin perang Rusia,” kata Michel.

Dia bertemu Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dan para pemimpin Bulgaria, Makedonia Utara dan Serbia yang bukan anggota NATO di pelabuhan Yunani Alexandroupolis.

Terminal impor LNG di dekat kota pelabuhan itu akan mulai beroperasi tahun depan.

LNG yang tiba dengan kapal menjadi semakin penting karena negara-negara Uni Eropa berusaha menjauh dari pasokan Rusia.

Rusia pekan lalu memutus aliran gas alam ke Bulgaria dan Polandia karena menolak memberi jaminan pembayaran dalam rubel, dalam perselisihan yang meningkat yang dipicu oleh serangan ke Ukraina.

“Inilah mengapa terminal LNG baru ini sangat tepat waktu dan sangat penting. Ini adalah investasi geopolitik dan ini adalah momen geopolitik,” kata Michel.

Baca Juga: Negara-negara Uni Eropa Tuduh Rusia Lakukan Pemerasan Menggunakan Suplai Gas Alam

Slovakia dan Hungaria Selasa, (3/5/2022) mengatakan mereka tidak akan mendukung sanksi terhadap energi Rusia yang sedang dipersiapkan Uni Eropa atas perang di Ukraina, dengan mengatakan mereka terlalu bergantung pada pasokan itu dan tidak ada alternatif yang bersifat segera. (Sumber: Al Arabiya)

“Ini mencerminkan apa yang perlu kita lakukan lebih banyak karena itu akan memberikan keamanan pasokan ke Yunani, ke Bulgaria, Makedonia Utara, Serbia, dan negara-negara lain di kawasan itu. Dan ini sangat penting.”

Turut hadir dalam pertemuan tersebut adalah Perdana Menteri Bulgaria Kiril Petkov, Perdana Menteri Makedonia Utara Dimitar Kovachevski dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic.

“Ini bukan hanya proyek energi. Ini akan mengubah peta energi Eropa,” kata Petkov. “Balkan adalah wilayah berpenduduk 65 juta orang, dan kita dapat melakukan lebih banyak lagi.”

Terminal LNG dirancang untuk memproses sekitar 6 miliar meter kubik gas setiap tahun, meningkatkan pasokan non-Rusia yang mencapai wilayah tersebut pada tahun 2020 dengan Pipa Trans Adriatik baru yang mengalir dari Azerbaijan ke Italia.

Pipa interkonektor baru, yang sepenuhnya menghubungkan jaringan gas Yunani dan Bulgaria akan diluncurkan bulan depan.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x