Kompas TV internasional kompas dunia

Serbia Aktifkan Sistem Rudal Pertahanan Udara HQ-22 Canggih Buatan China

Kompas.tv - 1 Mei 2022, 02:05 WIB
serbia-aktifkan-sistem-rudal-pertahanan-udara-hq-22-canggih-buatan-china
Serbia pada hari Sabtu (30/4/2022), secara terbuka memamerkan sistem rudal antipesawat China yang baru-baru ini dikirimkan. Tindakan Serbia ini meningkatkan kekhawatiran pihak Barat. (Sumber: AP Photo/Darko Vojinovic)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

BELGRADE, KOMPAS.TV - Serbia secara terbuka memamerkan sistem rudal antipesawat China yang baru-baru ini diterimanya. Tindakan ini meningkatkan kekhawatiran pihak Barat dan beberapa tetangga Serbia.

Pihak Barat dan negara tetangga Serbia khawatir penumpukan senjata di Balkan dapat mengancam perdamaian yang rapuh di wilayah tersebut, seperti laporan Associated Press, Sabtu (30/4/2022).

Sistem peluru kendali permukaan-ke-udara HQ-22 canggih dikirim bulan lalu ke Serbia oleh selusin pesawat angkut Angkatan Udara China Y-20. Pengiriman senjata China ke Eropa melalui udara ini diyakini sebagai pengiriman terbesar yang pernah ada.

Meskipun secara resmi berupaya menjadi anggota Uni Eropa, Serbia sebagian besar mempersenjatai diri dengan senjata Rusia dan China, termasuk tank tempur T-72, jet tempur MiG-29, helikopter serang Mi-35, dan drone.

Pada tahun 2020 lalu, pejabat Amerika Serikat sempat memperingatkan Beograd agar tidak membeli sistem rudal HQ-22, yang versi ekspornya dikenal sebagai FK-3.

Eropa dan Amerika Serikat mengultimatum, jika Serbia benar-benar ingin bergabung dengan Uni Eropa dan aliansi Barat lainnya, ia harus menyelaraskan peralatan militernya dengan standar Barat.

Sistem rudal China banyak dibandingkan dengan rudal Patriot Amerika Serikat dan sistem rudal permukaan-ke-udara S-300 Rusia meskipun memiliki jangkauan yang lebih pendek daripada S-300 yang lebih canggih. Serbia adalah operator pertama rudal China di Eropa.

Di akhir pameran senjata di bandara militer dekat Beograd, Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan, bahwa rudal China serta perangkat keras militer lainnya yang baru saja dikirim, bukanlah ancaman bagi siapa pun dan hanya mewakili "pencegah yang kuat" terhadap penyerang potensial.

Baca Juga: China Kirimkan 5 Pesawat Bawa Rudal Antipesawat Canggih untuk Serbia

Serbia menerima pengiriman sistem peluru kendali antipesawat canggih China tipe HQ-22 atau FK-3 dalam operasi terselubung akhir pekan ini, di tengah kekhawatiran Barat bahwa penumpukan senjata di Balkan pada saat perang di Ukraina dapat mengancam perdamaian yang rapuh di kawasan tersebut. (Sumber: Defence Blog)

“Kami tidak akan lagi membiarkan siapa pun menjadi karung tinju,” kata Vucic, mengacu pada pemboman 78 hari NATO atas Serbia atas tindakan keras berdarahnya terhadap separatis Kosovo Albania pada 1999.

Serbia, yang berperang dengan tetangganya pada 1990-an, tidak mengakui kemerdekaan Kosovo yang dideklarasikan pada 2008.

Serbia masih memiliki hubungan yang dingin dengan anggota NATO Kroasia dan Montenegro serta Bosnia, yang pemimpin separatis Serbia Bosnia Milorad Dodik menghadiri latihan militer Sabtu ini.

Vucic mengatakan, Serbia juga sedang merundingkan pembelian jet serba guna Dessault Rafale Prancis, serta pesawat tempur Eurofighter Typhoon Inggris. Dia mengatakan hanya "rintangan politik" yang dapat mencegah pembelian pesawat Barat.

Ada kekhawatiran luas bahwa Rusia dapat mendorong sekutunya Serbia ke dalam konflik bersenjata dengan tetangganya untuk mencoba setidaknya sebagian mengalihkan perhatian publik dari perang di Ukraina.

Meskipun Serbia memilih mendukung resolusi PBB yang mengutuk serangan berdarah Rusia di Ukraina, Serbia telah menolak bergabung dengan sanksi internasional terhadap sekutunya di Moskow atau langsung mengkritik kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Rusia di Ukraina.

 




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x