Kompas TV internasional kompas dunia

Kim Jong-Un Nyatakan Bisa Lancarkan Serangan Nuklir Pendahuluan, AS Beri Peringatan

Kompas.tv - 30 April 2022, 18:44 WIB
kim-jong-un-nyatakan-bisa-lancarkan-serangan-nuklir-pendahuluan-as-beri-peringatan
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un hari Sabtu (30/4/2022) kembali memperingatkan, Korea Utara dapat menggunakan senjata nuklirnya terlebih dahulu jika ada ancaman nyata, seraya memuji para pejabat tinggi militernya atas parade militer besar-besaran yang akan digelar di Pyongyang pekan ini. (Sumber: KCNA)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Dia mengatakan senjata nuklirnya “tidak akan pernah terbatas pada misi tunggal pencegah perang” dalam situasi di mana Korea Utara menghadapi ancaman eksternal atas “kepentingan fundamentalnya.”

Komentar Kim menunjukkan dia akan melanjutkan uji coba senjata yang provokatif untuk meningkatkan tekanan pada Washington dan Seoul.

Korea Selatan akan meresmikan pemerintahan konservatif baru pada bulan Mei yang berpotensi mengambil sikap dan tindakan yang lebih keras terhadap Pyongyang. Ini menyusul kebijakan engagement presiden liberal sebelumnya, Moon Jae-in yang hanya menghasilkan sedikit capaian. 

Ancaman Kim menggunakan kekuatan nuklir untuk melindungi "kepentingan mendasar" negaranya, yang didefinisikan secara ambigu, mungkin menandakan pergeseran doktrin nuklir yang dapat menimbulkan kekhawatiran lebih besar bagi Korea Selatan, Jepang dan AS, kata para ahli.

Baca Juga: Korea Utara Pamerkan Rudal Hwasong-17, Kim Jong-un Ancam Gunakan Senjata Nuklir jika Diprovokasi

Uji coba rudal Korea Utara, Kamis (24/3/2022), AS memberikan sanksi kepada entitas di Korea Utara, Rusia dan China karena peluncuran tersebut. Amerika Serikat mendesak Korea Utara tidak melakukan apapun yang akan menambah runyam dan memperparah ketidakstabilan serta keamanan di semenanjung Korea.(Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Korea Utara telah melakukan 13 putaran peluncuran senjata sepanjang tahun ini, termasuk uji coba peluru kendali (rudal) balistik jarak penuh atau ICBM pertama sejak 2017.

Sementara, Kim memanfaatkan lingkungan yang menguntungkan untuk mendorong program senjatanya, karena Dewan Keamanan PBB tetap terpecah, dan secara efektif lumpuh, karena perang Rusia di Ukraina.

Ada juga tanda-tanda Korea Utara sedang membangun kembali terowongan di tempat uji coba nuklir yang terakhir aktif pada tahun 2017.

Beberapa ahli mengatakan Korea Utara mungkin akan mencoba melakukan tes baru antara waktu pelantikan Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada 10 Mei dan pertemuan puncaknya dengan Presiden AS Joe Biden pada 21 Mei untuk memaksimalkan efek politiknya.

Pernyataan Kim baru-baru ini mengikuti pernyataan berapi-api yang dikeluarkan oleh saudara perempuannya awal bulan ini, yang mengecam menteri pertahanan Korea Selatan karena menggembar-gemborkan kemampuan serangan pendahuluan terhadap Korea Utara.

Dia mengatakan kekuatan nuklir negaranya akan memusnahkan kekuatan konvensional Selatan jika diprovokasi.

Yoon, selama kampanyenya, juga berbicara tentang peningkatan kemampuan serangan pendahuluan dan pertahanan rudal Korea Selatan.

Dia juga berjanji untuk memperkuat pertahanan Korea Selatan dalam hubungannya dengan aliansinya dengan AS.

Seiring koleksi ICBM Kim Jong-un menarik banyak perhatian internasional, Korea Utara sejak 2019 juga memperluas persenjataan rudal bahan bakar padat jarak pendek yang mengancam Korea Selatan.

 




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x