Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Ukraina Kantongi 10 Nama Tentara Rusia yang Terlibat Penyiksaan Massal di Bucha

Kompas.tv - 29 April 2022, 12:50 WIB
ukraina-kantongi-10-nama-tentara-rusia-yang-terlibat-penyiksaan-massal-di-bucha
Ilustrasi. Petugas memeriksa mayat seorang tentara yang baru dikeluarkan dari kuburan massal di Bucha, pinggiran Kiev, Senin, 11 April 2022. (Sumber: Rodrigo Abd/Associated Press)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

KIEV, KOMPAS.TV - Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova mengungkapkan telah mengantongi 10 nama tentara Rusia yang terlibat penyiksaan massal di Bucha.

Mereka diduga terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) selama pendudukan tentara Rusia di Bucha, Ukraina, yang berujung pembantaian massal.

Venediktova juga mengungkapkan bahwa penyelidik Ukraina telah mengidentifikasi adanya lebih dari 8.000 kasus yang diduga kejahatan perang sejak penyerangan Rusia.

Termasuk di antaranya tuduhan pembunuhan warga sipil, pengeboman infrastruktur sipil, penyiksaan dan kejahatan seksual.

Baca Juga: Pria Inggris yang Berperang di Ukraina Dilaporkan Tewas, Satu Orang Lainnya Hilang

Pernyataan sang jaksa agung muncul setelah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) meningkatkan penyelidikan atas dugaan kejahatran perang yang dilakukan Rusia di Ukraina sejak awal penyerangan pada 24 Maret lalu.

Pemerintah Belanda mengungkapkan akan segera mengirim tim spesialis forensik ke Ukraina atas nama ICC untuk mengumpulkan bukti pelanggaran hak asasi manusia.

Dikutip dari postingan Facebook-nya, Kamis (28/4/2022), Venediktova mengidentifikasi 10 tentara tersebut yang terdiri dari dua sersan, empat kopral dan empat prajurit, yang disebutnya terkait dalam penyiksaan warga yang damai saat menduduki Bucha.

Venediktova mengungkapkan, para tentara itu merupakan bagian dari Brigade Rifel Motor ke-64, unit yang berbasis di wilayah Khabarovsk, area pantai timur Rusia.

“Saat pendudukan Bucha, mereka mengambil sandera warga sipil tak bersenjata, membunuh mereka dengan kelaparan dan kehausan, menahan mereka dengan lutut dan tangan terikat dan mata yang ditutup,” tulisnya dikutip dari The Guardian.

“(Sandera) diejek dan dipukuli dengan kepalan tangan dan laras senjata. Mereka dipukuli untuk informasi mengenai pasukan Ukraina. Beberapa bahkan disiksa tanpa alasan,” tambahnya.

Venediktova pun meminta kepada masyarakat untuk membantu mengumpulkan bukti.

Baca Juga: Serangan Rudal Rusia Ganggu Kunjungan ke Kiev Ukraina, Sekjen PBB: Kami Gagal Hentikan Perang

Ia juga menegaskan kejaksaan Ukraina dan kepolisian tengah menginvestigasi apakah di antara mereka ada yang terlibat pembunuhan.

Wakil Kepala Kantor Kejaksaan Kiev Stanislav Kozynchuk mengatakan, penyelidik bekerja sama dengan korban untuk mengidentifikasi pelaku pelanggaran HAM.

“Tersangka kami adalah personel militer dari Federasi Rusia,” ujarnya.

“Kami mengerti siapa yang ada di sana, dan apa yang terjadi, dan kini kami mencari unit militer mana yang berpartisipasi atas pembunuhan di sana,” lanjutnya.



Sumber : The Guardian


BERITA LAINNYA



Close Ads x