Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

China Anggap Skorsing Rusia dari Dewan HAM PBB Berbahaya: Stop Politisasi Isu HAM dan Standar Ganda

Kompas.tv - 9 April 2022, 08:17 WIB
china-anggap-skorsing-rusia-dari-dewan-ham-pbb-berbahaya-stop-politisasi-isu-ham-dan-standar-ganda
Ilustrasi. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian saat menyampaikan keterangan pers di Beijing, Rabu (6/4/2022). Pada Jumat (9/4), Zhao menyebut skorsing Rusia dari Dewan HAM PBB tidaklah produktif dan justru “menyiramkan minyak ke api.” (Sumber: Liu Zheng/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

BEIJING, KOMPAS.TV - China mengecam hukuman skorsing dari Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dijatuhkan kepada Rusia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menyebut tindakan seperti itu tidaklah produktif dan justru “menyiramkan minyak ke api.”

Hal tersebut disampaikan Zhao dalam konferensi pers pada Jumat (8/4/2022). Sehari sebelumnya, Rusia resmi dibekukan dari Dewan HAM PBB.

Pada Kamis (7/4) lalu, 93 negara menyetujui resolusi yang menskors Rusia dari Dewan HAM. Sedangkan 58 negara abstain, termasuk Indonesia.

Sebanyak 24 negara menolak resolusi tersebut. China menjadi salah satu pihak yang menolak.

Baca Juga: Setelah Rusia, AS Ancam Sanksi China jika Menyerang Taiwan

“China secara tegas menolak politisasi dan instrumentalisasi isu hak asasi manusia, standar granda, dan praktik konfrontasional dalam isu hak asasi manusia, serta penggunaan isu hak asasi manusia untuk menekan negara lain,” kata Zhao dikutip Associated Press.

“Resolusi itu akan merenggut keanggotaan absah Rusia di Dewan HAM (PBB). Masalah sepenting itu harusnya ditangani dengan kehati-hatian sepenuhnya berdasarkan fakta dan kebenaran, disikapi dengan rasional, tenang, dan objektif,” imbuhnya.

Zhao menuding resolusi skorsing Rusia dari Dewan HAM PBB tidak diajukan “secara transparan.” Ia menyebut resolusi seperti demikian justru akan memanaskan konfrontasi antara pihak-pihak yang berselisih dan “memaksa” negara lain untuk memihak.

“Ini seperti menyiramkan minyak ke api, yang mana tidak kondusif bagi pengelolaan konflik, dan semakin tidak baik lagi bagi kemajuan perundingan damai,” kata Zhao.

China sendiri enggan menyalahkan Rusia sejak invasi ke Ukraina diluncurkan pada 24 Februari lalu. Beijing menuding Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lah yang bertanggung jawab atas perang di Ukraina.

Baca Juga: Kisah Tragis Tentara Remaja Rusia yang Dikirim Perang ke Ukraina, Lahir dan Mati di Era Putin


 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x