Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Uni Eropa Siapkan Sanksi Baru Berupa Larangan Impor Batu Bara Rusia

Kompas.tv - 5 April 2022, 23:40 WIB
uni-eropa-siapkan-sanksi-baru-berupa-larangan-impor-batu-bara-rusia
Sebuah truk batu bara bermuatan melewati truk kosong di tambang batu bara Kedrovsky di Kemerovo, Rusia, Juni 2015. Dewan eksekutif Uni Eropa, Selasa (5/4/2022) mengusulkan larangan impor batu bara dari Rusia untuk meningkatkan tekanan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin menyusul kejahatan keji yang muncul dari pinggiran ibu kota Kiev, Ukraina. (Sumber: AP Photo/Phelan M. Ebenhack, File)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

BRUSSELS, KOMPAS.TV — Dewan eksekutif Uni Eropa, Selasa (5/4/2022), mengusulkan larangan impor batu bara dari Rusia untuk meningkatkan tekanan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin menyusul 'kejahatan keji' yang muncul dari pinggiran ibu kota Kiev, Ukraina.

Seperti dilansir Associated Press, usulan sanksi tersebut akan menjadi sanksi Uni Eropa pertama yang menargetkan industri energi yang menguntungkan Rusia atas perangnya di Ukraina.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, Uni Eropa perlu meningkatkan tekanan pada Putin setelah apa yang dia gambarkan sebagai "kejahatan keji" yang dilakukan di sekitar Kiev, dengan bukti bahwa pasukan Rusia mungkin dengan sengaja membunuh warga sipil Ukraina.

Von der Leyen mengatakan larangan impor batu bara dari Rusia itu bernilai 4 miliar euro atau setara 4,4 miliar dolar per tahun. Ia mengatakan, Uni Eropa mulai mengerjakan sanksi tambahan, termasuk impor minyak.

Von der Leyen tidak menyebutkan gas alam, di mana konsensus 27 negara anggota Uni Eropa untuk menyasar gas yang digunakan untuk menghasilkan listrik dan pemanas rumah, lebih sulit untuk dicapai.

Uni Eropa mendapatkan sekitar 40 persen gas alamnya dari Rusia dan banyak negara Uni Eropa, termasuk Jerman yang merupakan ekonomi terbesar blok itu, menentang pemotongan impor gas.

Baca Juga: Ditekan Uni Eropa tentang Krisis Ukraina di KTT China - Uni Eropa, Ini Jawaban Xi Jinping

Seorang ibu mendorong kereta bayi di depan pembangkit listrik tenaga batu bara Scholven di Gelsenkirchen, Jerman, Senin, 28 Maret 2022. Dewan eksekutif Uni Eropa, Selasa (5/4/2022) mengusulkan larangan impor batu bara dari Rusia untuk meningkatkan tekanan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin menyusul kejahatan keji yang muncul dari pinggiran ibu kota Kiev, Ukraina. (Sumber: AP Photo/Martin Meissner)

Hingga saat ini, Eropa belum bersedia membidik energi Rusia karena khawatir akan menjerumuskan ekonomi Eropa ke dalam resesi.

Ketergantungan Eropa pada minyak, gas alam, dan batu bara Rusia membuat suara bulat untuk menjatuhkan sanksi energi terhadap Rusia menjadi sulit.

Namun laporan baru-baru ini tentang pembunuhan warga sipil meningkatkan tekanan untuk sanksi Uni Eropa yang lebih keras.

Amerika Serikat dan Inggris sebelumnya mengumumkan mereka memotong impor minyak Rusia. Masing-masing negara mengumumkan upaya mengurangi ketergantungan energi pada Rusia.

Polandia mengatakan berencana memblokir impor batu bara dan minyak dari Rusia, sementara Lithuania mengatakan tidak lagi menggunakan gas alam Rusia.

"Tidak hanya penting bagi kami di Eropa tetapi juga untuk seluruh dunia, untuk mengambil sikap yang jelas," kata von der Leyen.

“Pendirian yang jelas terhadap perang pilihan Putin. Pendirian yang jelas terhadap pembantaian warga sipil. Dan sikap yang jelas terhadap pelanggaran prinsip-prinsip dasar tatanan dunia,” kata Von der Leyen.

Langkah-langkah lain yang diusulkan oleh badan eksekutif Uni Eropa termasuk sanksi terhadap lebih banyak individu dan empat bank utama Rusia, di antaranya VTB, bank Rusia terbesar kedua.

“Keempat bank ini, yang sekarang benar-benar kami putuskan dari pasar, mewakili 23 persen pangsa pasar di sektor perbankan Rusia,” kata von der Leyen.

“Ini akan semakin melemahkan sistem keuangan Rusia.”

Baca Juga: Uni Eropa Tekan China Dukung Kebijakan soal Ukraina, Minta Jangan Ikut Campur Sanksi ke Rusia

Kepala Dewan eksekutif Uni Eropa Ursula von der Leyen, Selasa (5/4/2022), mengusulkan larangan impor batu bara dari Rusia untuk meningkatkan tekanan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin menyusul kejahatan keji yang muncul dari pinggiran ibukota Kiev, Ukraina. (Sumber: Olivier Matthys/AFP/Getty Images via CNN) (Sumber: El Mundo)

Jika proposal tersebut diadopsi dengan suara bulat oleh 27 negara Uni Eropa, paket sanksi baru juga akan melarang kapal Rusia dan kapal yang dioperasikan Rusia dari pelabuhan Uni Eropa, dengan pengecualian untuk hal-hal penting seperti produk pertanian dan makanan, bantuan kemanusiaan dan energi.

Larangan ekspor yang ditargetkan lebih lanjut, senilai 10 miliar euro, adalah di sektor-sektor yang mencakup komputer kuantum, semikonduktor canggih, mesin sensitif, dan peralatan transportasi juga telah diusulkan.

“Dengan ini, kami akan terus menurunkan basis teknologi dan kapasitas industri Rusia,” kata von der Leyen.

Menurut komisaris perdagangan Uni Eropa, Valdis Dombrovskis, 62 persen ekspor Rusia ke Uni Eropa tahun lalu adalah hidrokarbon.

“Jika kita benar-benar ingin mempengaruhi ekonomi Rusia, di situlah kita perlu melihat,” katanya.

“Dan itulah yang menjadi bahan diskusi mengenai paket sanksi ini.”

Karena ambisi iklimnya, Uni Eropa menjauh dari batu bara selama bertahun-tahun. Penggunaan batu bara turun dari 1,2 miliar ton per tahun menjadi 427 juta ton antara tahun 1990 dan 2020, tetapi impor naik dari 30 persen menjadi 60 persen dari penggunaan batu bara.

Baca Juga: Beijing Tak Mau Ikuti Cara Uni Eropa soal Isu Ukraina

Raut wajah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Bucha, pinggir ibu kota Kiev, lokasi banyak jasad warga sipil yang tampak dieksekusi dengan tangan terikat ke belakang. Dewan eksekutif Uni Eropa, Selasa (5/4/2022), mengusulkan larangan impor batu bara dari Rusia untuk meningkatkan tekanan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin menyusul kejahatan keji yang muncul dari pinggiran ibu kota Kiev, Ukraina. (Sumber: France24)

Uni Eropa mendapatkan sekitar 25 persen minyaknya dari Rusia, sementara Uni Eropa mengimpor 53 persen batu bara keras dari negara itu tahun 2020, yang menyumbang 30 persen dari konsumsi batu bara keras Uni Eropa.

Batu bara Rusia akan lebih mudah diganti daripada gas Rusia karena batu bara datang dengan kapal dan ada banyak pemasok global.

Asosiasi importir batu bara Jerman mengatakan pada Maret bahwa batu bara Rusia dapat diganti “dalam beberapa bulan.”

Analis di think tank Bruegel pada Maret mengatakan, Jerman dan Polandia sangat bergantung pada batu bara Rusia untuk pembangkit listrik dan “batu bara Rusia dapat diganti karena pasar global dipasok dengan baik dan fleksibel.”

Tetapi mereka menambahkan “mengganti impor batu bara Rusia akan membutuhkan penyebaran rantai pasokan baru secara cepat, untuk membawa jenis batu bara yang tepat ke tempat yang dibutuhkan. Sebagian besar pengguna batu bara Eropa sudah mengambil sumber dari pemasok yang berbeda dan dapat membangun hubungan yang sudah ada.”

Namun peralihan tersebut berarti lebih banyak permintaan impor dari Eropa dan harga batu bara global yang lebih tinggi, dengan efek signifikan pada ekonomi berkembang dan maju yang juga bergantung pada batu bara.




Sumber : Kompas TV/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x