Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

PM Pakistan Minta Negara Mayoritas Muslim Bantu Upaya Damai di Ukraina

Kompas.tv - 23 Maret 2022, 02:30 WIB
pm-pakistan-minta-negara-mayoritas-muslim-bantu-upaya-damai-di-ukraina
PM Pakistan Imran Khan berbicara di konferensi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Islamabad, Selasa (22/3/2022). (Sumber: Rahmat Gul/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

ISLAMABAD, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mendesak para menteri luar negeri dari negara-negara mayoritas muslim untuk membantu mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Hal tersebut disampaikan Khan dalam konferensi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Islamabad, Selasa (22/3/2022).

Pertemuan OKI di Islamabad sendiri rencananya akan berlangsung selama dua hari. Selain membahas isu Ukraina, OKI juga membahas Islamofobia dan krisis Afghanistan.

Khan mengingatkan bahwa perang di Ukraina “bisa membawa dampak besar bagi dunia.” PM berusia 69 tahun itu menyebut dunia “sudah menderita” dengan kenaikan harga minyak, gas, dan gandum.

Khan pun mendesak para menteri luar negeri untuk “memediasi, mencoba menghadirkan gencatan senjata dan mengakhiri konflik.”

Di lain sisi, Khan juga meminta China untuk melakukan langkah serupa. Konferensi OKI, untuk pertama kalinya, kali ini turut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

Baca Juga: Diminta Kecam Invasi Rusia ke Ukraina oleh Uni Eropa, PM Pakistan: Memang Kami Budak Kalian?

Dalam konferensi tersebut, Khan menegaskan melawan Islamofobia akan menjadi prioritas OKI. Namun, ia enggan menyinggung dugaan genosida yang dilakukan pemerintah China terhadap etnis Uyghur.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Luar Negeri Pakistan Syah Mahmud Qureshi dilaporkan bertemu dengan Wang. Siaran pers Kemenlu Pakistan menyebutkan kedua negara “mendiskusikan situasi di Ukraina dan menegaskan perlunya solusi melalui dialog berkelanjutan dan diplomasi.”

Di lain sisi, dalam konferensi OKI, Khan juga mengulangi permohonannya kepada komunitas internasional agar membantu Afghanistan.

Afghanistan didera krisis ekonomi parah sejak Taliban mengambilalih kekuasaan pada Agustus 2021 lalu yang diikuti penghentian aliran bantuan internasional dan penerapan sanksi termasuk oleh Amerika Serikat.

Kondisi Afghanistan sendiri sudah suram bahkan sebelum Taliban kembali berkuasa. Hal tersebut sebagian disebabkan oleh kekeringan berkepanjangan serta kemiskinan. Diperparah pula dengan ketergantungan negara tersebut terhadap bantuan internasional.

“Satu Afghanistan yang stabil adalah satu-satunya cara kita bisa menghentikan terorisme internasional dari tanah Afghan. Sangat penting bagi kita untuk membantu rakyat Afghanistan,” kata Khan.

Baca Juga: Tidak Sengaja Tembakkan Rudal ke Pakistan, India Dituding Tidak Punya Perasaan


 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x