Kompas TV internasional kompas dunia

Kapal Rusia yang Bawa 8.000 Ton Produk Olahan Minyak Bumi Ditolak Pelabuhan AS dan Kanada

Kompas.tv - 16 Maret 2022, 02:10 WIB
kapal-rusia-yang-bawa-8-000-ton-produk-olahan-minyak-bumi-ditolak-pelabuhan-as-dan-kanada
Ilustrasi. Sebuah kapal kargo berbendera Rusia yang berlabuh di Boulougne-sur-Mer, Prancis, 26 Februari 2022. Pada awal Maret 2022, sebuah kapal kargo Rusia yang memuat 8.000 ton produk olahan minyak bumi dilaporkan ditolak berlabuh di AS dan Kanada. (Sumber: Michel Spingler/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

EASTPORT, KOMPAS.TV - Sebuah kapal kargo Rusia yang membawa 8.000 ton produk olahan minyak bumi dilaporkan ditolak berlabuh oleh otoritas pelabuhan di Amerika Serikat (AS) dan Kanada.

Associated Press melaporkan, Selasa (15/3/2022), kapal bernama The Fesco Ulis itu ditolak otoritas kedua negara pada awal Maret ini.

Pada 3 Maret, operator kapal The Fesco Ulis dilaporkan meminta izin berlabuh di Eastport, Maine, AS. Namun, otoritas pelabuhan menolaknya.

Sebelumnya, kapal itu telah ditolak otoritas pelabuhan Kanada. Mereka tak boleh berlabuh di sebuah pelabuhan di St. Lawrence Seaway, Kanada.

Baca Juga: 13 Hari Tanpa Air dan Listrik, Warga Mariupol yang Dikepung Rusia Terancam Mati Kelaparan dan Sakit

“Dengan banyak sekali alasan, bukan menjadi kepentingan terbaik kami untuk memenuhi permintaan kapal itu,” kata Direktur Eksekutif Otoritas Pelabuham Eastport Chris Gardner dikutip Assocaited Press.

The Fesco Ulis diketahui beroperasi dengan bendera Rusia. Kapal ini dikabarkan memuat produk olahan minyak bumi berupa ter padat, yang mana digunakan dalam industri manufaktur.

Penolakan berlabuh itu terjadi kurang-lebih sepekan sebelum Gedung Putih melipatgandakan sanksi ekonomi terhadap Rusia dengan melarang impor minyak bumi dan gas alam dari negara itu.

Berbagai negara belakangan ini meningkatkan sanksi ekonomi terhadap Rusia menyusul invasi ke Ukraina.

Pada Selasa (15/3), Inggris Raya mengumumkan akan menaikkan bea impor sebesar 35 persen terhadap produk-produk Rusia, termasuk produk pertanian dan vodka.

Selain itu, berbagai perusahaan swasta multinasional turut hengkang atau menghentikan layanan di Rusia sebagai respons invasi ke Ukraina.

Perusahaan besar seperti Amazon, Coca-Cola, Shell, dan firma akuntansi “The Big Four” sejauh ini telah mengumumkan hengkang dari Rusia.

Baca Juga: Balas Sanksi Barat, Putin Siap Teken UU Sita 700 Pesawat Sewaan yang Ada di Rusia


 




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x