Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Rusia Ancam Serang Konvoi Pengiriman Senjata Barat untuk Ukraina, Sebut sebagai Target Militer Sah

Kompas.tv - 12 Maret 2022, 19:49 WIB
rusia-ancam-serang-konvoi-pengiriman-senjata-barat-untuk-ukraina-sebut-sebagai-target-militer-sah
Wakil menteri luar negeri Rusia Sergei Ryabkov di Moskow, Sabtu, (12/3/2022) menekankan, konvoi senjata asing yang masuk ke Ukraina adalah target militer yang sah dan akan diserang militer Rusia, seperti dilansir RIA Novosti. (Sumber: RIA Novosti)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Presiden Rusia Vladimir Putin secara terbuka mendukung gagasan tersebut. “Mengenai pengiriman senjata, terutama senjata buatan Barat yang jatuh ke tangan tentara Rusia – tentu saja, saya mendukung kemungkinan memberikannya kepada unit militer Republik Rakyat Luhansk dan Donetsk,” kata Putin.

Ukraina saat ini mencari sistem rudal permukaan-ke-udara S-300, kata seorang pejabat senior Eropa.

Anggota Kongres AS Michael Waltz, yang lama bertugas di unit Pasukan Khusus AS mengatakan, pengiriman sistem rudal pertahanan udara S-300 dan komponennya, seperti radar, akan membantu Ukraina.

Di antara senjata Barat, Ukraina juga bisa mendapatkan keuntungan dari sistem Avenger, yang memungkinkan rudal Stinger dipasang ke kendaraan, katanya.

Baca Juga: Polandia dan AS Saling Lempar Tanggung Jawab tentang Pengiriman Jet MiG ke Ukraina, Zelensky Berang

Sistem rudal pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat, namun dianggap perlu pelatihan khusus dan waktu tidak cukup bagi tentara Ukraina. (Sumber: Sebastian Apel/U.S. Department of Defense, via AP)

Sistem pertahanan udara Amerika lainnya, termasuk rudal Patriot, membutuhkan terlalu banyak pelatihan untuk membuatnya praktis digunakan dalam waktu dekat.

Ukraina juga bisa mendapatkan keuntungan dari sistem radar kontrabaterai, yang memindai lokasi asal tembakan artileri, kata Waltz.

“Paling tidak, begitu Rusia tahu Anda memilikinya, mereka tidak akan bisa hanya berdiam di satu lokasi dan terus menembak,” kata Waltz seperti dikutip Washington Post.

Waltz menambahkan, “Sistem radar tersebut menurunkan kemampuan mereka untuk terus menghujani tembakan artileri dari satu posisi terus menerus. Mereka harus bergerak, tentu saja, karena sekarang Anda memiliki kemampuan kontrabaterai (yang bisa melacak sumber tembakan artileri).”

Militer Ukraina punya 56 jet tempur yang tersisa dan menggunakannya hanya lima hingga 10 jam per hari, kata seorang pejabat senior pertahanan AS hari Jumat.

Pejabat itu, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan salah satu alasan AS memutuskan tidak mengirim MIG-29 ke Ukraina, karena sistem rudal permukaan-ke-udara Rusia dapat menembak sasaran udara mana saja di dalam zona perang Ukraina.

 




Sumber : RIA Novosti / Washington Post


BERITA LAINNYA



Close Ads x