Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Erdogan Kritik Respons Internasional atas Aneksasi Krimea 2014, Sebut Invasi Rusia Bisa Dicegah

Kompas.tv - 12 Maret 2022, 16:54 WIB
erdogan-kritik-respons-internasional-atas-aneksasi-krimea-2014-sebut-invasi-rusia-bisa-dicegah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dalam pembukaan Forum Diplomasi Antalya, Jumat (11/3/2022). Erdogan menyebut respons dunia yang lebih tegas atas aneksasi Krimea 2014 bisa mencegah invasi Rusia ke Ukraina. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

ANTALYA, KOMPAS.TV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik respons komunitas internasional atas aneksasi Krimea oleh Rusia pada 2014. Menurutnya, jika dunia bereaksi dengan tepat, invasi Rusia ke Ukraina hari ini bisa dicegah.

Hal tersebut disampaikan Erdogan saat membuka Forum Diplomasi Antalya pada Jumat (11/3/2022).

“Jika Barat dan seluruh dunia meningkatkan suaranya menentang invasi Krimea pada 2014, apakah kita akan menghadapi situasi yang sama?” kata Erdogan dikutip kantor berita Ukraina, Ukrinform.

Erdogan menyebut invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu bisa dicegah jika respons diplomatik digunakan lebih efektif, terutama sejak krisis setelah Revolusi Maidan 2014.

Baca Juga: Pertemuan Rusia-Ukraina di Turki Buntu Tanpa Solusi, Perang Belum Usai

“Ukraina dibiarkan sendirian dalam perjuangan sah mereka. Hari ini, kita menghadapi konsekuensi yang menghancurkan dan menyakitkan yang bisa diselesaikan melalui diplomasi jika kemauan kuat ditunjukkan tepat waktu,” lanjut Erdogan.

“Ketika kita melihat warga sipil meninggalkan rumah, anak-anak penuh ketakutan dan kecemasan, kota-kota menjadi reruntuhan, manusia tak bersalah terbunuh, kesedihan kita tumbuh berlipat ganda,” tegasnya.

Erdogan juga menyoroti krisis pengungsi yang disebabkan invasi Rusia ke Ukraina. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan, lebih dari 2,5 juta warga mengungsi dari Ukraina sejak perang meletus.

Forum Diplomasi Antalya digelar di Turki pada 11 hingga 13 Maret 2022. Sebanyak 13 kepala negara dan 45 menteri luar negeri dilaporkan menghadiri acara ini.

Sebelumnya, pada Kamis (10/3), Turki juga mempertemukan menteri luar negeri Rusia dan Ukraina, Sergey Lavrov dan Dmytro Kuleba di Antalya.

Kendati tuan rumah mengharapkan hasil positif, pertemuan yang dimediasi Turki ini belum membuahkan kesepakatan berarti.

Baca Juga: Sebut Krisis Rusia-Ukraina Tanggungan Bersama, UNHCR Minta Negara di Eropa Bantu Pengungsi!


 



Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x