Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Putin Tak Gentar Rusia Dijatuhi Sanksi, Yakin Barat Bakal Kena Dampaknya

Kompas.tv - 11 Maret 2022, 13:46 WIB
putin-tak-gentar-rusia-dijatuhi-sanksi-yakin-barat-bakal-kena-dampaknya
Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan ancaman terkait sanksi ke Rusia, karena menurutnya hal itu akan berbalik memberikan kerugian bagi Barat. (Sumber: Russian Presidential Press Service via A)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam Barat atas keputusan mereka memberikan sanksi ke negaranya.

Putin percaya sanksi itu akan berbalik dan merugikan negara-negara Barat.

Hal itu diungkapkan Putin saat melakukan pertemuan dengan jajaran Pemerintah Rusia di Moskow, Kamis (10/3/2022).

Pada kesempatan itu, Putin menegaskan tak ada alternatif atas operasi militer khusus yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: PM Inggris Merasa Tersiksa karena Tolak Permintaan Zelensky untuk Zona Larangan Terbang di Ukraina

Ia juga mengungkapkan, Rusia bukan negara yang bisa berkompromi terkait kedaulatannya, hanya untuk semacam keuntungan ekonomi jangka pendek.

“Bagaimana pun juga sanksi ini akan diberikan. Ada beberapa pertanyaan, masalah dan kesulitan, tetapi di masa lalu kita bisa melewatinya dan kini kita juga bisa melakukannya,” tutur Putin dikutip dari Al-Jazeera.

Pada akhirnya, ini semua mengarah pada peningkatan kemandirian dan kedaulatan kita,” katanya.

Komentarnya tersebut untuk menggambarkan sanksi Barat sebagai tindakan yang merugikan diri mereka sendiri.

Selain itu, ia meyakini Rusia dapat menahan apa yang disebut Moskow, sebagai perang ekonomi antara Barat melawan bank, bisnis dan oligarki bisnisnya.

Putin mengatakan Moskow, produsen energi utama yang memasok sepertiga gas Eropa, akan terus memenuhi kewajiban kontraktualnya, meski telah dikecam dengan sanksi komprehensif.

Salah satunya, termasuk larangan pembelian minyaknya oleh Amerika Serikat (AS).

“Mereka mengumumkan bahwa mereka akan menutup impor minyak Rusia ke pasar Amerika,” tuturnya.

Baca Juga: Rusia Bombardir Reaktor Nuklir di Kharkiv, Ukraina Tuduh Lakukan Terorisme Nuklir

“Harga di sana akan tinggi, inflasi sangat tinggi, telah mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Mereka mencoba menyalahkan hasil kesalahan mereka sendiri pada kami. Kami sama sekali tak ada hubungannya dengan itu,” ujarnya.

Pemerintahan Rusia sendiri sebelumnya telah bereaksi dengan sanksi yang diberikan negara Barat dan sekutunya.

Mereka memutuskan melarang ekspor barang-barang telekomunikasi, medis, otomotif, pertanian, kelistrikan, teknologi dan kehutanan ke sejumlah negara barat pemberi sanksi, hingga akhir 2022.

Diperkirakan ada 200 barang yang masuk ke dalam barang yang dilarang ekspor, termasuk gerbong kereta api, kontainer, turbin dan barang lainnya.



Sumber : Al-Jazeera


BERITA LAINNYA



Close Ads x