Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Ribuan Warga Ukraina Mulai Mengungsi ke Arah Barat saat Pasukan Rusia Merangsek ke Kiev

Kompas.tv - 26 Februari 2022, 00:45 WIB
ribuan-warga-ukraina-mulai-mengungsi-ke-arah-barat-saat-pasukan-rusia-merangsek-ke-kiev
Seorang anak laki-laki melambai kepada kerabat bersama 275 orang dari Ukraina tiba di Zahony, Hongaria, kota perbatasan dengan Ukraina, Jumat, 25 Februari 2022. Ribuan warga, kebanyakan perempuan, anak-anak dan lansia, melarikan diri dari perang ke arah barat. Presiden Ukraina melarang laki-laki usia wajib militer meninggalkan negara itu. (Sumber: AP Photo/Anna Szilagyi)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

Warga Ukraina tidur di dipan dan kursi sambil menunggu gerakan mereka selanjutnya. Mereka lega karena lolos dari penembakan di Kiev dan tempat-tempat lain.

Baca Juga: Taliban Afghanistan Serukan Rusia dan Ukraina Menahan Diri Agar Tidak Jatuh Korban Warga Sipil

Seorang wanita menangis di mobilnya setelah melintasi perbatasan dari Ukraina di Sighetu Marmatiei, Rumania, Jumat, 25 Februari 2022. Ribuan warga, kebanyakan perempuan, anak-anak dan lansia, melarikan diri dari perang ke arah barat. Seorang perempuan dari Kiev, yang tiba di Przemsyl, Polandia, menangis menggambarkan bagaimana laki-laki ditarik dari kereta api di Ukraina sebelum mereka tiba di perbatasan. (Sumber: AP Photo/Paul Ursachi)

Perdana Menteri Italia Mario Draghi berbicara di Parlemen pada hari Jumat tentang antrean panjang mobil yang meninggalkan Kiev dan kota-kota Ukraina lainnya, sebagian besar menuju ke perbatasan Uni Eropa, dan mengatakan, "Adalah mungkin untuk membayangkan gelombang besar pengungsi menuju negara-negara tetangga Eropa."

“Gambar-gambar yang kita lihat, warga sipil tak bersenjata yang dipaksa bersembunyi di bunker dan kereta bawah tanah, sangat mengerikan dan membawa kita kembali ke hari-hari tergelap dalam sejarah Eropa,” katanya.

Badan Pengungsi PBB (UNHCR), memperkirakan lebih dari 100.000 orang diyakini meninggalkan rumah mereka di Ukraina dan hingga 4 juta orang mungkin melarikan diri ke negara lain jika situasinya makin gawat.

Hongaria yang mengerahkan militernya untuk membantu, mengeluarkan dekrit minggu ini bahwa semua warga negara Ukraina yang datang dari Ukraina, dan semua warga negara negara ketiga yang secara sah tinggal di sana, berhak atas perlindungan.

Sambutan yang ditunjukkan Polandia dan Hongaria kepada Ukraina sekarang sangat berbeda dari sikap tidak ramah mereka terhadap pengungsi dan migran dari Timur Tengah dan Afrika dalam beberapa tahun terakhir.

Hungaria membangun tembok untuk mencegah mereka keluar ketika satu juta orang, banyak warga Suriah yang melarikan diri dari perang, tiba di Eropa tahun 2015.

Baca Juga: Ukraina Dibiarkan Sendiri karena Eropa dan AS Tak Mau Perang Nuklir Lawan Rusia

Gadis-gadis Ukraina menunggu di stasiun kereta api di Zahony, Hongaria, sebuah kota perbatasan dengan Ukraina, setelah tiba di kereta yang membawa 275 orang, Jumat, 25 Februari 2022. Ribuan warga, kebanyakan perempuan, anak-anak dan lansia, melarikan diri dari perang ke arah barat. Presiden Ukraina hari Kamis melarang laki-laki usia wajib militer meninggalkan negara itu. (Sumber: AP Photo/Anna Szilagyi)

Polandia sekarang membangun temboknya sendiri dengan Belarusia setelah ribuan migran yang sebagian besar berasal dari Timur Tengah berusaha masuk dari Belarusia dalam beberapa bulan terakhir.

Uni Eropa menuduh Belarus yang didukung Rusia mendorong lonjakan migrasi itu untuk mengacaukan Uni Eropa. Beberapa dari pengungsi asal Timur Tengah yang ditolak masuk ke Polandia bahkan meninggal di hutan.

Tetapi orang Ukraina dipandang sangat berbeda oleh orang Polandia dan lainnya. Bagi orang Polandia, orang Ukraina merupakan sesama orang Slavia dengan akar bahasa dan budaya yang sama.

Transcarpathia, wilayah paling barat Ukraina yang berbatasan dengan Hongaria, juga merupakan rumah bagi sekitar 150.000 etnis Hongaria, banyak di antaranya juga warga negara Hongaria.

Sementara invasi Rusia belum meluas ke daerah itu, yang dipisahkan dari Ukraina oleh Pegunungan Carpathian, banyak yang memutuskan untuk tidak menunggu situasi menjadi lebih buruk.

 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x