Kompas TV internasional kompas dunia

Kuda Nil Pablo Escobar Ancam Biodiversitas, Rencana Kontrol Populasi Ditolak Warga

Kompas.tv - 19 Februari 2022, 18:38 WIB
kuda-nil-pablo-escobar-ancam-biodiversitas-rencana-kontrol-populasi-ditolak-warga
Seekor kuda nil yang berenang di Sungai Magdalena, Puerto Triunfo, Provinsi Antioquia, Kolombia pada 16 Februari 2022. Pemerintah Kolombia berencana menetapkan kuda nil sebagai spesies invasif. (Sumber: Fernando Vergara/Associated Press)

PUERTO TRIUNFO, KOMPAS.TV - Pemerintah Kolombia berencana menetapkan kebijakan yang menyatakan kuda nil sebagai spesies invasif eksotis. Kebijakan itu akan diikuti upaya kontrol populasi, dengan cara pengebirian atau pembunuhan.

Akan tetapi, rencana itu rama-ramai ditolak warga sekitar habitat kuda nil. Warga Puerto Triunfo, Provinsi Antioquia, mengaku sudah terbiasa hidup berdampingan dengan kuda nil.

Kuda nil itu adalah peninggalan gembong narkoba asal Antioquia, Pablo Escobar, yang dibawa dari Afrika pada 1980-an.

Ketika masa jayanya, Escobar membuat peternakan kuda nil serta kebun binatang pribadi dalam kompleks Hacienda Napoles dekat Puerto Triunfo.

Taman Hacienda Napoles kemudian menjadi destinasi wisata sejak Escobar dibunuh polisi pada 1993. Sedangkan peternakannya terbengkalai. Kawanan kuda nil pun berpindah ke sungai setempat.

Kuda nil berkembang biak di Puerto Triunfo dan sekitarnya. Pemerintah menyebut kini terdapat 130 kuda nil di Antioqiua. Delapan tahun lagi, jumlahnya bisa melonjak hingga 400 ekor.

Baca Juga: Waduh, Dua Kuda Nil Kebun Binatang Antwerp Belgia Positif Covid-19

Kuda nil tak memiliki predator asli di Kolombia. Sehingga, kenaikan populasinya dikhawatirkan tak terbendung.

Untuk mencegah masalah ekologi, pemerintah berupaya mengontrol populasi dan berkonsultasi dengan masyarakat setempat mengenai program tersebut.

“Mereka (pemerintah) bicara tentang kastrasi (pengebirian), sterilisasi, mengambil nyawa sejumlah kuda nil. Yang penting adalah ketelitian teknis dan saintifik dalam pengambilan keputusan,” kata Menteri Lingkungan Hidup Kolombia Carlos Eduardo Correa. 

Kebanyakan warga yang diwawancarai di Puerto Triunfo menolak program kontrol populasi apa pun, apalagi pembunuhan.

“Mereka (pemerintah) membuat hukum dari jauh. Kami hidup di sini bersama kuda nil dan kami tak pernah berpikir untuk membunuh mereka,” kata aktivis konservasi setempat, Isabel Romero Jerez.

“Para kuda nil ini bukanlah makhluk Afrika sekarang, mereka makhluk Kolombia,” tegasnya.

Insiden serangan kuda nil ke manusia di Antioquia sendiri relatif sedikit. Bahkan, salah satu penyintas serangan, Alvaro Molina turut menolak rencana kontrol populasi dari Bogota.

Molina pernah diserang ketika berkano dan memancing di Sungai Magdalena. Kanonya terbalik, tetapi ia berhasil selamat.

“(Kuda nil) yang betina menyerang saya sekali, pasangan pertama yang tiba di sini, karena dia baru saja melahirkan,” kata Molina.

Kalangan ilmuwan mengkhawatirkan kuda nil bisa merusak keanekaragaman hayati sungai. Pasalnya, feses mereka mengubah komposisi sungai dan dapat berdampak pada habitat lembu laut dan kapibara.

Selain itu, kuda nil juga berpotensi merusak areal pertanian karena sering mencari makanan dengan jumlah banyak pada malam hari.

Sebuah analisis dari Institut Alexander von Humboldt yang berbasi di Bogota menyebut krisis iklim bisa memperluas dan mempercepat persebaran kuda nil di Kolombia berpotensi melampaui spesies-spesies asli, meningkatkan risiko persaingan sumber daya.

Di lain sisi, Bogota mengkhawatirkan potensi serangan kendati masyarakat lokal hanya mencatat sedikit insiden. Kuda nil dikenal merupakan spesies teritorial yang sangat agresif.

“Saya tidak memandangnya sebagai ancaman, tetapi memang ada kesulitan dengan mereka. Di munisipalitas ini, kami menerima laporan tiga serangan (kuda nil) terhadap populasi sipil,” kata seorang pejabat Unit Asistensi Teknsi Agrikultur Puerto Triunfo, Carmen Montana.

Masyarakat Puerto Triunfo menyebut kuda nil beberapa kali mentas dari sungai dan berjalan-jalan di kota. Jika itu terjadi, lalu-lintas terhenti dan orang-orang menjauhi mereka.

“Manusia lah yang menginvasi teritori mereka (kuda nil), itulah mengapa mereka merasa terancam dan menyerang. Manusia harus hati-hati, bersikap hormat, dan menjaga jarak,” kata Isabel Romero Jerez.

Seorang anak berfoto di patung kuda nil Hacienda Napoles, kompeks taman hiburan tinggalan gembong narkoba Pablo Escobar di Puerto Triunfo, Provinsi Antioquia, Kolombia, Selasa (15/2/2022). (Sumber: Fernando Vergara/Associated Press)

Kuda nil dianggap sebagai salah satu binatang paling berbahaya bagi manusia di Afrika. Daniel Cadena, biolog dari Universidad de Los Andes memperingatkan bahwa kuda nil tidak sejinak yang dikira masyarakat setempat.

“Terdapat perkiraan di Afrika bahwa kuda nil membunuh lebih banyak orang per tahun dibanding singa, hyena, dan buaya jika digabungkan,” kata Cadena.

Apabila pemerintah menetapkan kuda nil sebagai spesies invasif, kuda nil akan berstatus sama dengan spesies lain seperti siput raksasa Afrika, ikan singa, katak coqui, dan ikan nila hitam.

Meskipun demikian, Bogota mesti meyakinkan warga terlebih dulu yang umumnya menolak. Juga, program kontrol populasi kuda nil akan menyita anggaran besar dan berlangsung kompleks.

Baca Juga: Para Ilmuwan Ingin Kuda Nil Pablo Escobar Dimusnahkan, Ini Alasannya…


 




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x