Kompas TV internasional kompas dunia

Pemkot New York Berencana Usir Gelandangan dari Stasiun Kereta Bawah Tanah

Kompas.tv - 19 Februari 2022, 13:21 WIB
pemkot-new-york-berencana-usir-gelandangan-dari-stasiun-kereta-bawah-tanah
Ilustrasi. Seorang pria tidur dalam gerbong kereta bawah tanah New York, Amerika Serikat (AS) pada 31 Oktober 2021. Pada Februari 2022, pemerintah kota New York berjanji menerbitkan aturan lebih tegas di stasiun bawah tanah untuk mengusir gelandangan. (Sumber: Richard Drew/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

NEW YORK, KOMPAS.TV - Otoritas kota New York, Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana peraturan baru yang lebih ketat di stasiun bawah tanah (subway). Rencana ini ditujukan untuk mengusir gelandangan dari sana.

“Tidak ada lagi berbuat seenakmu sendiri. Hari-hari itu telah berakhir. Gesek MetroCard-mu, tumpangi sistem (kereta) dan turunlah di tempat tujuan. Itulah yang dikatakan pemerintahan ini,” kata Wali Kota New York Eric Adams dikutip The Guardian, Jumat (18/2/2022).

Adams menambahkan, kepolisian New York akan diberi “kewenangan jelas” untuk menegakkan peraturan di stasiun bawah tanah. Aturan itu termasuk larangan berbaring, menimbulkan lingkungan tidak sehat, serta merokok atau menggunakan narkoba secara terbuka.

Rencana pemerintah kota New York ini dibuat menyusul kenaikan insiden penyerangan di stasiun kereta bawah tanah. Pada 2021, angka insiden semacam itu naik 25 persen dibanding 2019.

Pada Januari 2022, insiden kematian seorang wanita Asia-Amerika membuat Adams berjanji meningkatkan keamanan. Wanita itu didorong dari platform ke rel dan tewas tertabrak kereta.

Baca Juga: Gedung Lazy Boy Di New York Runtuh Akibat Ledakan Truk Tangki BBM!

Polisi New York juga akan diposkan di stasiun-stasiun kereta. Setelah aturan baru diberlakukan, penumpang diwajibkan turun pada stasiun destinasi. Tadinya, penumpang sebatas “didorong” untuk turun sesuai berakhirnya jalur kereta.

Pemerintah pun mengaku akan memperluas layanan kepada gelandangan. Saat ini, terdapat hampir 50.000 orang yang tinggal di fasilitas selter buatan pemerintah.

Masih ada sekitar 2.400 gelandangan yang tak punya rumah dan memilih tidur di stasiun bawah tanah untuk mencari kehangatan.

“Ini bukan tentang menangkapi orang, tetapi tentang menyelesaikan masalah. Kami akan memperbaiki kondisi ini,” kata Adams.

“Adalah kejam dan tidak manusiawi untuk membiarkan orang yang tak punya rumah tinggal di stasiun bawah tanah, dan tidak adil bagi penumpang yang membayar dan pekerja yang berhak mendapatkan lingkungan aman, tertib, dan bersih,” pungkasnya.

Akan tetapi, rencana pemerintah kota New York itu tak luput dari kritik. Peter Malvan, aktivis gelandangan dari Urban Justice Center’s Safety Net Project, menyebut aturan pemerintah kota itu tidak akan menyelesaikan masalah.

“Memaksa orang turun dari kereta ke kedinginan yang membekukan tidak membantu para gelandangan. Pemolisian tidak membuat orang mendapatkan rumah,” kata Malvan.

“Pendekatan ini salah, melanggar hukum, dan merupakan suatu jalur mengerikan menuju kriminalisasi,” imbuhnya.

Baca Juga: Berikan Jaket ke Gelandangan, Pria Ini Malah Diserang dan Dicopet Orang yang Ditolongnya


 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x