Kompas TV internasional kompas dunia

Eskalasi Konflik Yaman Memanas, Korban Perang Terancam Kehabisan Bantuan pada Maret 2022

Kompas.tv - 16 Februari 2022, 20:01 WIB
eskalasi-konflik-yaman-memanas-korban-perang-terancam-kehabisan-bantuan-pada-maret-2022
Foto ilustrasi keluarga Faiza Abdu Muhammad Kassem di kamp pengungsian Al-Suwayda di Marib, Yaman, 21 Juni 2021. PBB memperingatkan bahwa eskalasi konflik Yaman semakin berbahaya dan delapan juta warga sipil terancam kehabisan bantuan. (Sumber: Nariman El-Mofty/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Deni Muliya

SANA'A, KOMPAS.TV - Eskalasi konflik di Yaman semakin berbahaya beberapa pekan terakhir.

Pada Januari lalu, jumlah korban sipil dalam sebulan tercatat paling tinggi dibanding tiga tahun terakhir.

Selain itu, sekitar delapan juta warga Yaman terancam kehilangan pasokan makanan dan obat-obatan.

Pasalnya, bantuan internasional hampir habis dan diperkirakan akan terputus pada Maret mendatang.

Hal tersebut disampaikan utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Yaman, Hans Grundberg dan kepala bantuan kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, Selasa (15/2/2022).

Perang tujuh tahun terkini menyengsarakan warga Yaman, negara termiskin di kawasan Arab.

Belakangan ini, perluasan medan tempur membuat warga semakin sengsara.

Grundberg dan Griffiths menyebut hampir dua pertiga program bantuan PBB terpaksa ditarik atau ditutup akibat konflik. 

Baca Juga: Stasiun Satelit Yaman Hancur! Koalisi Saudi Hancurkan Lewat Serangan Udara

Grundberg pun memperingatkan potensi konflik antara pemberontak Houthi dan pasukan koalisi Arab Saudi bisa meluas hingga tak terkontol.

Ia merujuk serangan Houthi ke wilayah Uni Emirat Arab dan Arab Saudi pada awal tahun ini.

“Konflik ini berisiko menjalar tak terkontrol kecuali upaya serius segera dilakukan oleh pihak-pihak Yaman, kawasan, dan komunitas internasional untuk mengakhiri konflik,” kata Grundberg dikutip Associated Press.

Diplomat asal Swedia itu juga mengecam serangan udara koalisi ke penjara di Sa’ada yang menewaskan setidaknya 87 orang.

Serangan koalisi yang semakin intensif, di antaranya ke San’aa dan Al-Hudaydah, juga menelan korban sipil.

Sementara itu, Grifiths menyebut lebih dari 650 warga sipil terbunuh atau cedera selama Januari akibat serangan udara, tembakan, dan bentuk kekerasan yang lain.

“Perang ini mengenai orang-orang di rumah mereka, di sekolah, masjid, rumah sakit, dan tempat-tempat lain yang seharusnya warga sipil dilindungi di sana,” kata Griffiths.

Baca Juga: AS Kirim Kapal Perusak dan Jet Tempur ke Uni Emirat Arab Menyusul Serangan Pemberontak Houthi Yaman

“Pada 21 Januari, serangan udara menggempur fasilitas penahanan di Sa’ada, membunuh atau melukai lebih dari 300 tahanan. Serangan lintas perbtasan juga semakin intensif, membunuh, melukai, dan mengancam warga sipil di kawasan ini,” lanjutnya.

Perang antara pemberontak dan koalisi Arab Saudi membuat Yaman menjadi tempat krisis kemanusiaan terburuk saat ini.

Di lain sisi, Griffiths memperingatkan bahwa lembaga bantuan cepat kehabisan dana, memaksa mereka memangkas program-program penting yang bisa menyelamatkan nyawa.

Ia menyebut Program Pangan Dunia (WFP) terpaksa mengurangi jatah makanan bagi delapan juta orang pada Desember.

Mulai Maret 2022, ia khawatir bahwa “delapan juta orang mungkin tidak mendapatkan makanan sama sekali, atau mendapat jatah yang berkurang.

Griffiths menegaskan, bantuan mendesak dibutuhkan untuk melanjutkan misi kemanusiaan di Yaman.

Menurutnya, kekurangan pendanaan di Yaman saat ini “belum pernah terjadi sebelumnya.

Pada 2021, bantuan kemanusiaan PBB menyalurkan dana 2,27 miliar dolar AS dari 3,85 miliar yang dibutuhkan.

Pendanaan itu menjadi yang terendah sejak 2015.

Pendanaan bantuan untuk tahun 2022 sendiri belum dirilis PBB hingga saat ini.

Griffiths juga mengumumkan bahwa Swedia dan Swiss akan menggelar acara pendanaan tingkat tinggi bersama PBB untuk Yaman pad 16 Maret 2022.

Yaman diterpa perang sipil sejak 2014, ketika pemberontak Houthi mendongkel pemerintahan Abdrabbuh Mansur Hadi dari Sana’a.

Pemerintahan Mansur Hadi kemudian mengungsi ke Arab Saudi.

Setelahnya, Riyadh memimpin pasukan koalisi yang kerap membombardir Yaman untuk mengusir Houthi.

Baca Juga: Laporan PBB: 2.000 Tentara Anak Rekrutan Pemberontak Houthi Yaman Tewas Terbunuh dalam Pertempuran




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x