Kompas TV internasional kompas dunia

Kisah Tentara Ukraina di Perbatasan: Rasanya Terlalu Hening Disini, seperti Keheningan sebelum Badai

Kompas.tv - 8 Februari 2022, 15:59 WIB
kisah-tentara-ukraina-di-perbatasan-rasanya-terlalu-hening-disini-seperti-keheningan-sebelum-badai
Saat ketegangan internasional meningkat atas nasib negara mereka, tentara Ukraina di parit Maryinka yang dilanda perang mengalami paradoks yang aneh, seperti dilaporkan Straits Times, Selasa, (8/2/2022). "Terlalu sepi rasanya," kata prajurit Ukraina Botsman, 49, "Ini meresahkan, seperti keheningan sebelum badai menyapu." (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

MARYINKA, KOMPAS.TV - Saat ketegangan internasional meningkat atas nasib negara mereka, tentara Ukraina di parit Maryinka yang dilanda perang mengalami paradoks yang aneh, seperti dilaporkan Straits Times, Selasa, (8/2/2022)

Bahkan saat ketakutan akan invasi Rusia mencapai puncaknya, tentara Ukraina di Maryinka makin jarang ditembaki kelompok separatis yang didukung Moskow, dan peluru yang mendarat di garis pertahanan mereka semakin sedikit.

"Terlalu sepi rasanya," kata prajurit Ukraina Botsman (49), seperti dilansir Straits Times.

"Ini meresahkan, seperti keheningan sebelum badai menyapu," imbuh tentara yang hanya memberikan identitas nama panggilannya sesuai dengan peraturan militer itu.

Perhatian Barat saat ini terfokus pada lebih dari 100.000 tentara Rusia yang diparkir di perbatasan Ukraina, sementara Kyiv terkunci dalam konflik membara dengan pemberontak yang didukung Moskow selama hampir delapan tahun.

Kekerasan di sepanjang garis depan bagian timur Ukraina makin surut dan mengalir dengan intensitas yang relatif rendah untuk waktu yang lama dan, menurut Botsman, baru-baru ini mereda.

Namun, kata Botsman, hari Senin (7/2/2022) saja posisinya mendapat serangan dari mortir musuh dan granat berpeluncur roket. Ledakan aneh itu juga terdengar saat wartawan berkunjung ke lokasi tersebut.

"Musim gugur (lalu) sangat sibuk," kata Botsman. "Dulu mereka membuat kami terjaga di malam hari, merusak makanan kami, tapi sekarang sepi."

Tetapi Botsman menambahkan: "Saya yakin mereka tahu kita di sini, di mana kita berada dan berapa banyak dari kita di disini."

Baca Juga: Soal Invasi Rusia ke Ukraina, Gedung Putih Bantah Tudingan Sebarkan Ketakutan Tak Beralasan

Para pasukan rakyat Ukraina berlatih dengan senapan kayu. Saat ketegangan internasional meningkat atas nasib negara mereka, tentara Ukraina di parit Maryinka yang dilanda perang mengalami paradoks yang aneh, seperti dilaporkan Straits Times, Selasa, (8/2/2022). "Terlalu sepi," kata prajurit Ukraina Botsman, 49, "Ini meresahkan, seperti keheningan sebelum badai menyapu." (Sumber: AP Photo/Efrem Lukatsky)

Panggilan telepon bertubi-tubi dari rumah

Meskipun ketegangan makin meningkat, kata Botsman, tidak banyak yang berubah secara praktis bagi mereka yang ditempatkan di tengah reruntuhan Maryinka yang tertutup salju di pinggiran kota Donetsk yang dikuasai separatis.

"Tugas kami berjalan seperti biasa," katanya, kecuali bahwa lebih banyak perangkat pengamatan bergerak yang dikerahkan untuk memantau pergerakan musuh.

Tetapi peringatan mengerikan dari sekutu Barat Ukraina yang tersebar di berbagai media dunia, tentang kemungkinan konflik dalam skala yang jauh lebih besar, membuat tentara Ukraina di garis depan makin gugup.

"Dari segi moral, itu sulit," katanya. "Telepon dari rumah sangat mengganggu. Saya harus meyakinkan kerabat saya."

Tentara melakukan apa yang mereka bisa untuk mengatasi ketegangan.

Sych (39) membangun pusat kebugaran darurat dengan barbel dan peralatan dasar di gudang yang dibom, lokasi dia ditempatkan.

Dia yakin peringatan akan potensi serangan besar-besaran adalah bagian dari perang informasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

"Kita perlu mengakhiri perang ini, dengan bantuan sekutu atau kita sendiri, dengan cara apa pun yang tersedia," katanya.

Tetapi jika invasi penuh benar-benar terjadi, dia menegaskan, militer Ukraina lebih siap untuk berperang.

"Mungkin Putin, seperti orang tua bodoh, berpikir bahwa mereka dapat mencapai Kyiv dalam dua hari. Biarkan saja dia mencoba," katanya.

"Kami menghentikannya pada tahun 2014 ketika kami hanya mengenakan sandal jepit dan harus mencari senjata kami sendiri. Sekarang kami adalah tentara yang sangat kuat."

Baca Juga: Demi Hadapi Rusia, Tentara Ukraina Berlatih di Tempat Paling Berbahaya di Dunia: Chernobyl

Tentara Ukraina tengah bersiap melakukan latihan di salah satu kota paling berbahaya di dunia, Chernobyl, dalam persiapan menghadapi Rusia. (Sumber: AP Photo/Mykola Tymchenko)

Bantuan militer

Ukraina mengatakan pada hari Senin mereka menerima lebih dari 1 juta kilogram senjata dan peralatan militer senilai sekitar US$1,5 miliar dalam beberapa bulan terakhir karena para pendukung Barat bergegas datang membawakan senjata.

Tetapi Botsman menegaskan lebih banyak yang perlu datang, terutama lebih banyak rudal antitank dan sistem peluru kendali.

"Bantuan harus datang dalam segala bentuk, moral, dan materiel, militer dan politik," katanya.

Dia menunjuk pada kegagalan Barat untuk menghentikan kemenangan telak Moskow melawan Georgia dalam perang kilat pada 2008.

"Jika, seperti yang terjadi di Georgia, Barat hanya 'prihatin', maka semuanya akan berakhir dengan air mata," ujarnya.

 




Sumber : Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x