Kompas TV internasional kompas dunia

Bos Keamanan Ukraina: Pelaksanaan Kesepakatan Damai Minsk tentang Ukraina Timur Bisa Bikin Kekacauan

Kompas.tv - 1 Februari 2022, 06:20 WIB
bos-keamanan-ukraina-pelaksanaan-kesepakatan-damai-minsk-tentang-ukraina-timur-bisa-bikin-kekacauan
Oleksiy Danilov, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional, wawancara dengan Associated Press di Kyiv, Ukraina, Senin, 31 Januari 2022. Ukraina memiliki kemampuan untuk memobilisasi 2,5 juta orang sekaligus jika terjadi invasi Rusia. (Sumber: AP Photo/Efrem Lukatsky)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

Di kesempatan sama, Danilog menegaskan, negaranya mampu memanggil hingga 2,5 juta orang jika Rusia melakukan invasi.

Sekitar 120.000 tentara Rusia yang terkonsentrasi di dekat Ukraina dan Moskow dapat melakukan provokasi setiap saat. Tetapi Danilov berpendapat, meluncurkan invasi penuh akan membutuhkan persiapan besar-besaran yang akan mudah terlihat.

“Periode persiapan yang akan diperhatikan oleh seluruh dunia bisa memakan waktu tiga hingga tujuh hari,” kata Danilov.

“Kami belum melihatnya. Kami jelas memahami apa yang terjadi dan kami dengan tenang mempersiapkannya.”

Danilov menyesalkan keputusan Amerika Serikat, Inggris, Australia, Jerman dan Kanada untuk menarik beberapa diplomat dan keluarga mereka dari ibu kota Ukraina, Kyiv. Dia mengatakan langkah itu tidak menyenangkan, karena merasa sekarang belum ada ancaman peperangan.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui telepon pada hari Kamis, ada kemungkinan yang spesifik Rusia dapat menyerang negara itu pada bulan Februari.

Tetapi pemimpin Ukraina mengecilkan kekhawatiran akan perang dengan alasan, penumpukan pasukan Rusia masih menjadi bagian dari upaya Moskow untuk memberikan tekanan psikologis dan menabur kepanikan.

“Kami tidak bisa membiarkan kepanikan di negara ini,” kata Danilov kepada AP.

“Sangat sulit bagi kami untuk mempertahankan kendali atas situasi ekonomi ketika semua media terus mengatakan bahwa perang akan dimulai besok. Kepanikan adalah saudara perempuan dari kekalahan.”

Penduduk setempat berlatih di dekat Kyiv, Ukraina, Minggu, 30 Januari 2022. Menlu Rusia mengklaim bahwa NATO ingin menarik Ukraina ke dalam aliansi, di tengah meningkatnya ketegangan atas ekspansi NATO dan kekhawatiran bahwa Rusia bersiap untuk menyerang Ukraina. (Sumber: AP Photo/Efrem Lukatsky)

Danilov mengatakan Ukraina memiliki potensi untuk secara cepat dan dramatis meningkatkan militernya yang berkekuatan 250.000 orang jika terjadi serangan Rusia.

“Mereka akan menghadapi tanggapan dari masyarakat kita, warga negara kita, militer kita,” kata Danilov kepada AP. “Kami dapat menempatkan 2 (juta) hingga 2,5 juta orang lengkap dengan senjata.”

Dia mencatat hingga 420.000 orang Ukraina punya pengalaman tempur dalam pertempuran dengan separatis yang didukung Rusia di Ukraina Timur. Selain itu, hingga 1 juta di negara berpenduduk 41 juta orang itu punya izin berburu.

Danilov merujuk pengumuman Kementerian Dalam Negeri Ukraina pada hari Senin bahwa mereka telah menggagalkan rencana kerusuhan di Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya. Kerusuhan itu merupakan harapan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mencapai tujuannya menghancurkan Ukraina melalui destabilisasi internal bahkan tanpa invasi.

“Sayangnya, kami memiliki banyak agen dengan pengaruh Federasi Rusia di sini, yang berada di balik rencana mengacaukan negara kami dari dalam,” katanya sambil menunjuk sebuah partai pro-Rusia yang memiliki kehadiran yang cukup besar di parlemen Ukraina.

Baca Juga: Rusia Disebut Kian Dekat Serang Ukraina, Telah Tempatkan Pasokan Darah di Perbatasan Ukraina

Peta wilayah Crimea Ukraina yang dianeksasi Rusia di selatan, dan wilayah yang dikuasai separatis yang didukung Rusia di Timur Ukraina. Danilov hari Senin, (31/1/2022) memperingatkan Barat agar tidak menekan Ukraina untuk memenuhi kesepakatan Minsk, dengan mengatakan hal itu akan memicu ketidakstabilan yang berbahaya. (Sumber: France24)

Setelah penggulingan presiden yang bersahabat dengan Kremlin di Kyiv pada 2014, Moskow mencaplok Semenanjung Krimea Ukraina dan mendukung pemberontakan di jantung industri timur negara itu.

Pertempuran antara pasukan Ukraina dan pemberontak yang didukung Rusia telah menewaskan lebih dari 14.000 orang, dan upaya untuk mencapai penyelesaian di sana terhenti.

Sejak awal konflik separatis di Ukraina, Rusia dituduh mengirim pasukan dan senjata ke separatis, sesuatu yang dibantah Rusia.

Namun Rusia telah memberikan lebih dari 700.000 paspor Rusia kepada orang-orang yang tinggal di daerah yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur.

“Saya punya pertanyaan, mengapa Barat tidak bereaksi terhadap itu?” kata Danilov.




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x