Kompas TV internasional kompas dunia

Presiden China Xi Jinping Desak Kerja Sama dan Tolak Mentalitas Perang Dingin di Forum Ekonomi Dunia

Kompas.tv - 18 Januari 2022, 04:35 WIB
presiden-china-xi-jinping-desak-kerja-sama-dan-tolak-mentalitas-perang-dingin-di-forum-ekonomi-dunia
Presiden Xi Jinping mendesak kekuatan lain untuk membuang mentalitas Perang Dingin pada saat meningkatnya ketegangan geopolitik, yang dipandang sebagai kecaman terselubung bagi Amerika Serikat. pada pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, yang digelar online, seperti dilansir Associated Press, Senin (17/1/2022). (Sumber: Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

Komentar Xi muncul saat sikap Amerika Serikat dan China mendidih pada topik Taiwan, kekayaan intelektual, perdagangan, hak asasi manusia, dan Laut China Selatan.

“Kita perlu membuang mentalitas Perang Dingin dan mencari koeksistensi damai dan hasil yang saling menguntungkan. Dunia kita saat ini jauh dari kata tenang,” kata Xi, melalui seorang penerjemah.

“Proteksionisme dan unilateralisme tidak dapat melindungi siapa pun. Mereka pada akhirnya merugikan kepentingan orang lain dan kepentingannya sendiri. Lebih buruk lagi adalah praktik hegemoni dan intimidasi, yang bertentangan dengan arus sejarah.

“Pendekatan zero-sum yang memperbesar keuntungan sendiri dengan mengorbankan orang lain tidak akan membantu,” tambahnya. "Jalan yang benar ke depan bagi kemanusiaan adalah pembangunan damai dan kerja sama yang saling menguntungkan."

Baca Juga: Tingkat Kelahiran China Anjlok di Titik Terendah pada Tahun 2021

Presiden Xi Jinping mendesak kekuatan lain untuk membuang mentalitas Perang Dingin pada saat meningkatnya ketegangan geopolitik, yang dipandang sebagai kecaman terselubung bagi Amerika Serikat. pada pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, yang digelar online, seperti dilansir Associated Press, Senin (17/1/2022). (Sumber: Huang Jingwen/Xinhua via AP)

Xi mengatakan China siap untuk bekerja dengan pemerintah lain mengenai iklim, tetapi tidak mengumumkan inisiatif baru dan tidak menawarkan sumber daya. Dia mengatakan terserah kepada negara-negara maju untuk menyediakan uang dan teknologi.

Setelah Xi berbicara, CEO Moderna Stephane Bancel mengatakan selama sesi tentang masa depan Covid-19, ia berharap perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat itu akan memiliki penguat vaksin gabungan yang siap untuk diuji dalam penelitian lanjutan pada kuartal kedua. Bancel mengatakan, skenario terbaik adalah satu suntikan yang mencakup flu dan Covid-19 dan itu siap digunakan tahun depan.

“Saya tidak berpikir itu akan terjadi di setiap negara, tetapi kami percaya itu mungkin terjadi di beberapa negara tahun depan,” kata Bancel.

Moderna banyak dikritik karena memprioritaskan distribusi vaksin Covid-19 ke negara-negara kaya. Hanya sebagian kecil dari pasokannya pergi ke negara-negara miskin melalui COVAX.

Dia mengatakan perusahaan bertujuan untuk membuat sekitar 2 hingga 3 miliar dosis tahun ini dan berharap memiliki data dari vaksin baru yang disesuaikan untuk mengatasi varian Omicron pada bulan Maret.

Dalam panel kerja sama teknologi, akses internet broadband diangkat sebagai isu ketimpangan dan kesenjangan mahal yang perlu diisi.

Pembicara seperti CEO Verizon Communications Hans Vestberg mengatakan transparansi seputar perlindungan privasi data orang akan sangat penting, termasuk kolaborasi antara perusahaan dan pemerintah.

Pertemuan tahunan Davos biasanya berlangsung secara fisik di pegunungan salju Alpen di Swiss timur, menarik ratusan pemimpin bisnis, elite budaya, akademisi, dan pemimpin pemerintah.

Para pemimpin negara-negara seperti Jerman, Kolombia dan Jepang akan berpidato di pertemuan yang berlangsung hingga Jumat.

 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x