Gara-Gara Aksi Makan Pisang di TikTok, 7 Migran Suriah akan Dideportasi Turki

ISTANBUL, KOMPAS.TV - Otoritas Turki hendak mendeportasi setidaknya 7 warga Suriah gara-gara video TikTok. Para migran tersebut dituding “memprovokasi” warga Turki dengan cara makan pisang.

Media setempat melaporkan bahwa Turki menjerat mereka dengan tuduhan “menghasut atau mempermalukan rakyat (Turki) dengan kebencian dan permusuhan”.

Gazete Duvar melaporkan, otoritas mengidentifikasi 31 orang yang mengunggah video makan pisang; lalu menemukan serta menahan 11 orang. Dari 11 orang ini, otoritas imigrasi telah memulai proses deportasi terhadap tujuh di antaranya.

Deportasi gara-gara video makan pisang pun dikecam berbagai pihak. Amnesty International menyebut langkah otoritas Turki “mengerikan”.

Baca Juga: Menyentuh, Foto Pengungsi Suriah Pakai Kruk Gendong Anak Disabilitas Menangkan Siena Award 2021

Otoritas Turki menuduh para migran menyinggung warga Turki yang saat ini sedang dilanda kesulitan ekonomi.

Nilai tukar lira Turki dengan dolar mencapai titik terendah belakangan ini. Inflasi dan tingkat pengangguran pun terus naik.

Kesulitan ekonomi membuat banyak warga Turki sulit membeli buah-buahan seperti pisang. Berbagai kalangan pun menuduh migran Suriah justru bisa membeli pisang karena ditunjang uang pajak yang dibayar rakyat Turki.

Isu tersebut termuat dalam video yang viral di media sosial pada 17 Oktober lalu. Dalam video itu, seorang warga Istanbul mengeluh dirinya tidak kuat membeli pisang.

Ia kemudian bersua seorang mahasiswa Suriah. Warga Istanbul ini kemudian memprotesnya dengan menuduh para pengungsi Suriah membeli buah-buahan dengan uang pajak.

Sekelompok migran Suriah yang kini ditahan imigrasi membuat video dengan niat merespons video di jalanan tersebut. Mereka merekam diri sedang makan pisang sebagai gurauan atas insiden sebelumnya.

Otoritas Turki tidak merinci peraturan apa yang dilanggar para migran Suriah.

Turki sendiri selama ini dikenal ramah menyambut para migran atau pengungsi korban perang. Namun, imej ramah perlahan pudar seiring kesulitan ekonomi di negara itu.

Baca Juga: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan Berkunjung ke Indonesia Awal 2022