Kompas TV internasional kompas dunia

Taliban Desak Pencairan Cadangan Devisa Mereka yang Ditahan dan Dibekukan Amerika Serikat dan Eropa

Kompas.tv - 29 Oktober 2021, 21:24 WIB
taliban-desak-pencairan-cadangan-devisa-mereka-yang-ditahan-dan-dibekukan-amerika-serikat-dan-eropa
Sekitar satu juta anak di Afghanistan terancam mengalami kekurangan gizi akut dan meninggal pada tahun ini. Pemerintah Taliban mendesak dunia untuk melepaskan miliaran dollar AS cadangan devisa bank sentral mereka. (Sumber: AP Photo/Felipe Dana)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

Kementerian Keuangan mengatakan pihaknya mengutip pajak harian hanya senilai sekitar 400 juta Afghani atau setara hanya Rp62,6 miliar setiap harinya.

Meskipun kekuatan Barat ingin mencegah bencana kemanusiaan di Afghanistan, mereka menolak untuk secara resmi mengakui pemerintah Taliban.

Juru Bicara Kementerian Keuangan Ahmad Wali Haqmal mengatakan Afghanistan akan memungkinkan perempuan mendapatkan pendidikan, meskipun tidak di ruang kelas yang sama dengan laki-laki.

Hak asasi manusia, katanya, akan dihormati tetapi dalam kerangka hukum Islam, yang tidak akan mencakup hak-hak gay.

"LGBT... Itu bertentangan dengan hukum syariah kami," katanya.

Baca Juga: Badan Pangan PBB Memperingatkan, Jutaan Warga Afghanistan Saat Ini Terancam Mati Kelaparan

Mata uang Afghanistan, Afghani, terjun bebas semenjak Taliban menguasai Kabul dan Amerika Serikat memblokir cadangan devisa Afghanistan yang disimpan di Amerika Serikat. (Sumber: Haroon Sabawoon/Picture Alliance)

Shah Mehrabi dari Bank Sentral Afghanistan berharap, sementara AS baru-baru ini mengatakan tidak akan melepaskan bagian terbesarnya dari dana milik Afghanistan senilai USD9 miliar, negara-negara Eropa mungkin akan melakukannya.

Dia mengatakan Jerman menyimpan setengah miliar dolar uang Afghanistan. Menurutnya, Jerman serta negara-negara Eropa lainnya harus mengeluarkan dana tersebut.

Mehrabi mengatakan Afghanistan membutuhkan USD150 juta setiap bulan untuk "mencegah krisis yang akan segera terjadi", menjaga mata uang lokal dan menjaga kestabilan harga, sambil mengatakan setiap transfer dapat dipantau oleh auditor.

"Jika cadangan tetap dibekukan, importir Afghanistan tidak akan mampu membayar pengiriman mereka, bank akan mulai runtuh, makanan akan menjadi langka, toko kelontong akan kosong," kata Mehrabi.

Dia mengatakan bahwa sekitar USD431 juta cadangan bank sentral Afghanistan disimpan dengan pemberi pinjaman Jerman Commerzbank, serta sekitar USD94 juta dengan bank sentral Jerman, Bundesbank.

Bank for International Settlements, sebuah grup payung untuk bank sentral global di Swiss, memegang sekitar USD660 juta. Ketiganya menolak berkomentar.

Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan bulan Agustus setelah Amerika Serikat menarik pasukan mereka, hampir 20 tahun setelah Taliban digulingkan oleh pasukan di bawah pimpinan Amerika Serikat setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

 




Sumber : Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x