Kompas TV internasional kompas dunia

Taliban Bertemu Uni Eropa-AS di Doha, Kejar Bantuan Kemanusiaan dan Pengakuan

Kompas.tv - 12 Oktober 2021, 16:59 WIB
taliban-bertemu-uni-eropa-as-di-doha-kejar-bantuan-kemanusiaan-dan-pengakuan
Delegasi Taliban bertemu di Qatar dengan utusan Uni Eropa dan AS saat mereka mengejar pengakuan dan dukungan internasional (Sumber: Karim Jaafar/France24 via AFP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

Menjelang pembicaraan hari Selasa ini, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan Uni eropa ingin meningkatkan bantuan langsungnya kepada rakyat Afghanistan dalam upaya untuk mencegah bencana.

"Kita tidak bisa 'wait and see'. Kita perlu bertindak, dan bertindak cepat," kata Borrell setelah berdiskusi dengan para menteri pembangunan Uni Eropa.

Baca Juga: Taliban Sebut AS Setuju Berikan Bantuan Kemanusiaan untuk Afghanistan, tapi...

Anggot Taliban di sebuah pos pemeriksaan di Kunduz. Delegasi Taliban bertemu di Qatar dengan utusan Uni Eropa dan AS saat mereka mengejar pengakuan dan dukungan internasional (Sumber: Hoshang Hashimi/France24 via AFP)

Komunitas internasional bagai berlari meniti buih agar bisa mendapat keseimbangan, yaitu memberikan bantuan kepada rakyat Afghanistan tanpa memberi dukungan resmi kepada pemerintahan Taliban hingga memenuhi berbagai janji Taliban sendiri, terutama pada hak perempuan, hak anak perempuan, dan beberapa hal lain. 

Guterres menggarisbawahi ketidakpuasan PBB kepada Taliban atas perlakuan mereka terhadap perempuan meskipun sudah pernah bersumpah tidak akan mengulangi aturan garis keras sebelumnya.

"Saya sangat khawatir melihat janji yang Taliban buat namun mereka langgar sendiri tentang perempuan dan anak perempuan Afghanistan," kata Guterres kepada wartawan.

Anak laki-laki Afghanistan diizinkan untuk kembali ke sekolah menengah tiga minggu lalu, tetapi anak perempuan usia sekolah menengah dan guru perempuan diperintahkan untuk tinggal di rumah bersama di sebagian besar Afghanistan hingga keluar kebijakan resmi. Meski demikian anak perempuan dapat bersekolah di sekolah dasar.

"Covid... telah dikendalikan dan insidennya sangat sedikit, dan dengan pengurangan risiko itu, pembukaan sekolah sudah dimulai dan setiap hari meningkat," kata pejabat Menlu Taliban Muttaqi.

Muttaqi juga menegaskan tidak ada diskriminasi terhadap komunitas Syiah dan mengklaim bahwa Taliban saat ini sedang membasmi IS-K.

"Persiapan apa pun yang mereka (IS-K) lakukan telah dinetralisir 98 persen," kata Muttaqi.

IS-K mengklaim serangan bom terhadap sebuah masjid umat Muslim Syiah yang menewaskan lebih dari 60 orang pada hari Jumat, serangan paling mematikan sejak Taliban kembali berkuasa.

Menggarisbawahi situasi keamanan yang goyah, Amerika Serikat dan Inggris memperingatkan warganya pada hari Senin untuk menghindari tinggal di hotel bila sedang di Afghanistan.




Sumber : Kompas TV/France24


BERITA LAINNYA



Close Ads x