Kompas TV internasional kompas dunia

Tak Sebatas Kata-Kata, China Peringatkan AS Tidak Memulai Perang Dingin

Kompas.tv - 29 September 2021, 08:28 WIB
tak-sebatas-kata-kata-china-peringatkan-as-tidak-memulai-perang-dingin
Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Zhang Jun, berbicara dalam Sidang Majelis Umum PBB, Kamis, 23 September 2021. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Fadhilah

NEW YORK, KOMPAS.TV - Duta Besar China untuk PBB mengingatkan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan membuktikan pernyataannya tentang AS tidak berniat memulai Perang Dingin baru dengan China.

“Kami sangat berharap AS akan benar-benar meninggalkan mentalitas Perang Dingin,” kata Dubes Zhang Jun dalam konferensi pers virtual, setelah pertemuan tahunan para pemimpin dunia di Sidang Majelis Umum PBB, Senin (27/9/2021).

"Saya percaya bahwa jika kedua belah pihak berjalan menuju satu sama lain, mereka akan dapat melihat hubungan China-AS yang sehat dan stabil. Jika tidak, kekhawatiran akan tetap ada," tambahnya seperti dikutip dari The Associated Press.

Baca Juga: China Pamerkan Alutsista Udara Tercanggih dan Terbaru di Pameran Dirgantara Zhuhai Tahun ini

Menjelang Sidang Majelis Tahunan PBB, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa dunia dapat terjerumus ke dalam Perang Dingin yang baru dan lebih berbahaya, jika China dan Amerika Serikat tidak memperbaiki hubungan mereka yang "benar-benar tidak berfungsi".

Dalam pidatonya seminggu yang lalu, Biden mengecam konflik militer dan bersikeras bahwa AS tidak mencari versi baru dari Perang Dingin, dan menekankan urgensi untuk bekerja sama.

Beberapa jam kemudian dalam pidato yang direkam, Presiden China Xi Jinping menegaskan kembali kebijakan multilateralisme negaranya.

“Keberhasilan satu negara tidak harus berarti kegagalan bagi negara lain,” kata Xi.

“Dunia cukup besar untuk mengakomodasi perkembangan dan kemajuan bersama semua negara.”

Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat dimulai setelah Perang Dunia II dan berakhir dengan pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991.

Itu adalah bentrokan dua negara adidaya bersenjata nuklir dengan ideologi yang saling bersaing.

Komunisme dan otoritarianisme di satu sisi, sedangkan kapitalisme dan demokrasi di sisi lain.

Zhang menyebut China-AS adalah hubungan yang sangat penting.

“China adalah negara berkembang terbesar dan AS adalah negara maju terbesar, dan mereka adalah ekonomi terbesar di dunia dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB,” tambahnya.

Baca Juga: Setelah Melakukan Pengujian, Lituania Larang Warganya Beli dan Gunakan Ponsel dari China

“Dunia mendapat manfaat dari hubungan China-AS yang baik, dan dunia pun akan menderita karena konfrontasi antara China dan Amerika Serikat," katanya.

Zhang mengatakan, Beijing selalu menyerukan agar hubungan antara kedua negara didasarkan pada saling menghormati, kerja sama yang saling menguntungkan, kesetaraan, tidak ada konflik dan tidak ada konfrontasi.

“Namun, sementara China bersedia bekerja sama dengan Amerika Serikat, kami juga menegaskan akan mempertahankan kedaulatan kami, keamanan kami, dan pembangunan kami,” katanya.

Zhang juga menyerukan penguatan solidaritas dan kerja sama dari lima anggota tetap pemegang hak veto Dewan Keamanan PBB, untuk memikul tanggung jawab utama untuk memastikan perdamaian dan keamanan dunia.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x