Kompas TV internasional kompas dunia

9/11: Veteran CIA Yakin Taliban akan Undang Al-Qaeda Bangun Kembali Afghanistan

Kompas.tv - 9 September 2021, 18:12 WIB
9-11-veteran-cia-yakin-taliban-akan-undang-al-qaeda-bangun-kembali-afghanistan
Asap tebal membumbung ke angkasa seiring ledakan disertai kobaran api saat dua pesawat komersial yang dibajak, menabrakkan diri ke menara kembar World Trade Center di New York, Amerika Serikat, Selasa (11/9/2001). Peristiwa teror ini dikenal dengan 9/11. (Sumber: AP Photo/Chao Soi Cheong)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Hariyanto Kurniawan

FALLSCHURCH, KOMPAS.TV – Seorang petinggi badan intelijen pusat Amerika Serikat (CIA) meyakini, Taliban akan mengundang Al-Qaeda untuk membangun kembali Afghanistan.

“Tak ada keraguan dalam benak saya,” ujar Michael Morell yang dua kali menjabat sebagai direktur CIA.

“Saya yakin Taliban akan memberi perlindungan bagi Al-Qaeda, dan saya juga yakin, Al-Qaeda bermaksud sekali lagi membangun kemampuannya agar mereka dapat menyerang kami di sini,” imbuh Morell seperti dilansir dari Associated Press, Rabu (8/9/2021).

Morell adalah petinggi intelijen yang memberi pengarahan pada Presiden George W Bush terkait serangan 11 September 2001. Morell jugalah sosok yang kemudian membekali Presiden Barack Obama dengan informasi intelijen hingga AS berhasil membunuh Osama bin Laden.

Baca Juga: Joe Biden Perintahkan Dokumen Serangan 9/11 Diungkap ke Publik

Pada Selasa (7/9/2021), Morell berbicara pada forum daring yang disponsori Kejaksaan Agung AS untuk Distrik Timur Virginia sebagai bagian dari acara peringatan 20 tahun serangan 11 September 2001.

Menurut Morell, fokus upaya melawan terorisme yang bergeser membuat organisasi teroris itu kembali menyusun kekuatan dan menyerang balik.

Saat AS mengalihkan fokus ke Irak di tahun 2002-2003, sebut Morell, Al-Qaeda bangkit dan melancarkan serangan di sejumlah tempat, seperti Madrid pada 2004 dan London pada 2005.

“Saat fokus kita bergeser ke Irak, Al-Qaeda mulai menyerang balik,” kata Morell.

Jika Al-Qaeda berlindung dan membangun sarang di Afghanistan, lanjut Morell, akan sulit untuk membangun taktik intelijen yang memungkinkan untuk mengambil tindakan melawan mereka. AS harus belajar dari pengalaman selama 20 tahun belakangan.

Baca Juga: Lebih 3,000 Orang Meninggal Setiap Hari Akibat Covid-19 di AS, Lebih Banyak dari D-Day dan 9/11

Tak kalah penting, imbuhnya, adalah bahwa AS tetap memegang nilai-nilainya selagi memburu teroris. Ia menyadari bahwa tahun-tahun setelah serangan 11 September merupakan periode kontroversial bagi CIA.

Saat itu, CIA membangun penjara rahasia dan memperbolehkan interogasi yang oleh banyak orang dituding melanggar batas hingga mengarah ke penyiksaan.

Misi-misi itu, kata Morell, seharusnya tak pernah diterima dan dilakukan CIA.

“Kebalikan dengan kearifan konvensional, kami tak berpengalaman dalam (melakukan) interogasi,” kata Morell.

“Menginterogasi seseorang yang ingin mengungkap semuanya pada kami, ya, kami ahlinya. Tapi mengorek keterangan dari orang yang tak (ingin) berbicara dengan kami, kami sama sekali tak berpengalaman.”

Pada Kamis (9/9/2021), sebuah panel juga mendiskusikan persidangan tahun 2006 terhadap Zacarias Moussaoui, satu-satunya terdakwa yang diadili di pengadilan AS atas perannya dalam serangan 11 September.

Hakim yang memimpin sidang itu, Leonie Brinkema, juga jaksa dan pengacara pembela, dijadwalkan berpartisipasi dalam panel itu.  

Baca Juga: Taliban, Al-Qaeda dan ISIS Ternyata Bertolak Belakang dan Sering Baku Bunuh, Simak Kisah Mereka

 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x