Kompas TV internasional kompas dunia

Situasi Makin Gawat di Afghanistan, PBB Pantau Perkembangan Situasi Keamanan per Jam

Kompas.tv - 14 Agustus 2021, 02:35 WIB
situasi-makin-gawat-di-afghanistan-pbb-pantau-perkembangan-situasi-keamanan-per-jam
Asap hitam mengepul dari medan pertempuran antara Taliban dan pasukan Afghanistan di kota Kandahar di barat-daya Kabul, Afghanistan, Kamis (12/8/2021). (Sumber: AP Photo/Sidiqullah Khan)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Hariyanto Kurniawan

NEW YORK, KOMPAS.TV – Situasi keamanan di Afghanistan semakin gawat, menyusul Taliban yang telah menguasai bagian selatan dan kini terus merangsek menuju Kabul untuk menguasai ibu kota.

Kendati begitu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan belum mengevakuasi para personelnya yang berada di Afghanistan.

“Kami mengevaluasi situasi keamanan di Kabul dan lokasi-lokasi lainnya jam demi jam. Tidak ada evakuasi staf PBB yang berlangsung saat ini,” ujar Stéphane Dujarric, juru bicara untuk Sekretaris Jenderal PBB, seperti dilansir dari Associated Press, Jumat (13/8/2021).

Akibat konflik yang melanda seantero negeri, sedikitnya 10.000 warga sipil mengungsi ke Kabul dan kota-kota besar lain untuk mencari tempat perlindungan bagi diri dan keluarga mereka.

Baca Juga: Kemenlu Pastikan Keamanan WNI di Afghanistan Menyusul Gerak Maju Kelompok Taliban, Siap Evakuasi

“Komunitas kemanusiaan telah memverifikasi sekitar 10.350 warga yang mengungsi yang sudah tiba di Kabul antara tanggal 1 Juli hingga 12 Agustus kemarin."

"Kebanyakan dari mereka menyewa akomodasi, menumpang di rumah teman dan kerabat mereka,” papar Dujarric seraya mengimbuhkan, “Sayangnya, banyak dari mereka yang terpaksa tinggal di jalanan.”

Ribuan rakyat Afghanistan mengungsi dan tidur di pinggir jalan di ibu kota Kabul. Mereka melarikan diri setelah kampung halaman mereka diserang Taliban. (Sumber: BBC )

Lebih lanjut, Dujarric menyoroti dampak konflik yang menimpa para pengungsi, terutama kaum perempuan dan anak-anak.

“Badan pengungsi PBB, UNHCR, mengkhawatirkan dampak konflik pada perempuan dan anak-anak perempuan. Perempuan dan anak-anak menyumbang sekitar 80 persen dari hampir 250.000 warga Afghanistan yang terpaksa mengungsi sejak Mei,” katanya.

Baca Juga: Afghanistan Memanas, Ribuan Rakyat Mengungsi dan Tidur di Jalanan Ibu Kota Kabul

Pada Jumat (13/8/2021), empat wilayah ibu kota provinsi jatuh ke tangan Taliban. Kemenangan demi kemenangan yang diraih Taliban dalam waktu singkat membuat mereka kian dekat ke ibu kota Kabul.

Dalam 24 jam terakhir, kota terbesar ke-2 dan ke-3 di Afghanistan – Kandahar di selatan dan Herat di barat – berhasil dikuasai kelompok pemberontak itu.

Peta perebutan wilayah Afghanistan antara Taliban dan pasukan pemerintah. Dalam waktu lima bulan sejak April, Taliban kini berhasil menguasai lebih dari dua pertiga wilayah Afghanistan. (Sumber: Associated Press)

Data yang disusun oleh institut penelitian yang berfokus pada keamanan nasional, Jurnal Perang Jangka Panjang Yayasan Pertahanan Demokrasi, menunjukkan kecepatan mengagumkan Taliban dalam merebut wilayah-wilayah Afghanistan.

Menurut institut penelitian yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS) itu, dalam waktu lima bulan sejak April lalu, Taliban kini berhasil merebut setengah dari 34 ibu kota provinsi. Ini berarti, Taliban telah menguasai lebih dari dua pertiga wilayah Afghanistan.

Meski data tersebut tak dapat diverifikasi secara independen seluruhnya, namun data itu sejalan dengan laporan yang diturunkan Associated Press.  

Baca Juga: Kisah Gubernur Distrik Perempuan Afghanistan yang Pilih Angkat Senjata Lawan Taliban

Pemerintahan Afghanistan di ibu kota Kabul yang didukung oleh AS dan NATO masih memegang kendali atas segelintir provinsi di bagian tengah dan timur, juga kota Mazar-i-Sharif di utara. Meski Kabul belum terancam secara langsung, namun Taliban sudah merangsek dan berjarak sekitar 80 kilometer di selatan ibu kota.

Militer AS memperkirakan, Kabul akan berada dalam kepungan Taliban dalam 30 hari ke depan, dan seluruh negeri akan dikuasai dalam beberapa bulan ke depan.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x