Kompas TV internasional kompas dunia

Ayah Tersangka Pembunuh Noor Mukadam Diduga Berupaya Manipulasi Pembunuhan sebagai Perampokan

Kompas.tv - 13 Agustus 2021, 17:32 WIB
ayah-tersangka-pembunuh-noor-mukadam-diduga-berupaya-manipulasi-pembunuhan-sebagai-perampokan
Noor Mukadam, putri mantan diplomat Pakistan yang tewas dipenggal setelah disekap selama dua hari oleh teman lelakinya. Orang tua tersangka pembunuh Noor diduga berupaya menyelamatkan putra mereka dengan mencoba memanipulasi kasus pembunuhan itu sebagai insiden perampokan. (Sumber: The Sun)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Gading Persada

ISLAMABAD, KOMPAS.TV – Fokus penyidikan kasus pembunuhan terhadap Noor Mukadam, putri mantan diplomat Pakistan yang tewas dipenggal, bergeser.

Ayah tersangka pembunuh Noor disebut-sebut sempat berupaya mengaburkan kasus pembunuhan itu sebagai perampokan.

Hal itu terungkap dalam investigasi terbaru tim penyidik kepolisian Islamabad pada Kamis (12/8/2021).

Melansir Geo News, para penyidik menemukan fakta bahwa ayah Zahir Jaffer – tersangka pembunuh Noor –, Zakir Jaffer, sempat mencari bala bantuan dengan mengontak sejumlah teman dan kenalannya.

Pada mereka, Zakir menyebut adanya upaya perampokan dan pembunuhan yang terjadi di rumahnya di Islamabad.

Saat pembunuhan itu terjadi, kedua orang tua Zahir tengah berada di rumah mereka yang lain di kawasan Clifton, Karachi, sekitar 1.137 kilometer di selatan Islamabad.

Ketika itu, keduanya tengah merayakan Iduladha.

“Saya menerima telepon dari Zakir Jaffer yang mengatakan begini: “Ada perampokan di rumah saya di Islamabad. Perampok mengambil sejumlah lukisan, ornamen berharga, dan lain-lain. Para perampok juga telah memukuli anak saya, Zahir Jaffer. Tolong bantu kami," tutur seorang teman Zakir yang menolak disebutkan namanya.

Baca Juga: Laporan Forensik Tunjukkan Noor Mukadam Diperkosa dan Disiksa Sebelum Tewas Dipenggal

Telepon itu, kata sang teman, dilakukan tak lama setelah pembunuhan Noor.

“Zakir menelepon saya lagi tak lama setelah tragedi pembunuhan itu terjadi. Katanya, “Putra saya membunuh salah seorang perampok di Rumah Jaffer. Bagaimana (caranya supaya) kita bisa menyingkirkan (pembunuhan) itu dengan mengaitkannya dengan upaya perampokan?" ujar sang teman menirukan kata-kata Zakir.

“Zahir rupanya berbohong pada ayahnya dan tidak mengatakan tentang pembunuhan Noor,” ungkap sumber yang sama.

Zahir Zakir Jaffer, tersangka utama pembunuhan terhadap Noor Mukadam, putri mantan diplomat Pakistan, yang tewas dipenggal di Pakistan. (Sumber: Dawn News TV)

Tak lama setelah telepon-telepon dari Zakir, Asmat Jaffer – ibunda Zahir –, kembali menelepon sang teman.

Ibunda Zahir meminta saran padanya tentang siapa yang dapat disewa sebagai penasihat yang dapat mengalihkan pembunuhan itu sebagai kasus perampokan di pengadilan.

Namun, menurut tim penyidik, teman yang dimintai tolong ibunda Zahir itu menolak dan memilih tak terlibat.

Setidaknya ada dua teman dan tiga kenalan keluarga Jaffer yang mengonfirmasi pada Geo News bahwa orang tua Zahir (Zakir dan Asmat) menelepon mereka beberapa kali selama waktu kritis – antara pukul 6 hingga 9.30 malam – pada hari Noor dibunuh.

Zakir dan Asmat menanyakan pada mereka bagaimana memanipulasi tragedi pembunuhan itu sebagai insiden perampokan.

Zakir dan Asmat tampaknya berupaya menyelamatkan Zahir putra mereka, kendati sebelumnya mereka telah mengasingkan Zahir sebagai hukuman sejak 8 Juli lalu.

Sumber teman keluarga Jaffer yang lain menyebut, Zahir dihukum dan diasingkan lantaran menggunakan narkoba dan berperilaku tak menentu.

Baca Juga: Ini Motif Tersangka Pemenggalan Noor Mukadam yang Miliki 2 Kewarganegaraan

Lebih lanjut, tim penyidik mengungkap, tak ada komunikasi antara Zahir dan ayahnya sejak 8 Juli.

Setelah jeda selama 12 hari, Zahir menelepon ayahnya sekitar 4 jam sebelum pembunuhan itu terjadi.

Pada 20 Juli setelah pukul 3.30 sore, Zahir sempat menelepon ayahnya selama 18 menit, kemudian berbicara pada ibunya selama 23 menit.

 Zakir sang ayah kemudian menelepon sejumlah kontak kenalannya, yang mencakup kepala perusahaan keamanan siber, perusahaan keamanan, dan sejumlah kenalan berpengaruh.

Tim penyidik mencatat, Zakir melakukan sekitar 24 komunikasi melalui telepon.

“Pada pukul 6.37 sore, Zahir juga menginformasikan ibunya bahwa sejumlah perampok masuk ke Rumah Jaffer. Mereka menyiksanya dan mencuri sejumlah lukisan antik dari dalam rumah. Ia menelepon ibunya dua kali selama 3 menit,” ungkap seorang teman keluarga Jaffer yang berkomunikasi dengan orang tua Zahir.

“Zahir lalu menelepon ibunya lagi pada pukul 6.42 sore selama 5 menit. Ia mengatakan pada ibunya bahwa ia melawan para perampok dan berhasil membunuh salah satu dari mereka,” ujar teman keluarga Jaffer yang pula menolak diidentifikasi.  

Usai telepon itu, kedua orang tua Zahir mencari bantuan pada perusahaan keamanan Phoenix Security pada pukul 7.09 malam.

Menurut tim penyidik, pembunuhan Noor terjadi antara pukul 6.30 – 7.30 malam pada 20 Juli.

Ibunda Zahir juga sempat menelepon kepala perusahaan Sistem Keamanan Informasi Trillium pada pukul 7.12 malam.

Baca Juga: Saat Disekap Sebelum Tewas Dipenggal, Noor Sempat Meminta Ibunya Mengirimkan Sejumlah Uang

Lebih lanjut tim penyidik mengungkap, Zakir dan Asmat berbicara selama 10 kali pada kepala sebuah perusahaan keamanan antara pukul 7 – 11.30 malam setelah insiden pembunuhan itu.

Keduanya meminta bantuan sang kepala perusahaan keamanan untuk menangani kasus pembunuhan itu.

Namun, hal itu dibantah oleh perusahaan keamanan yang disebut-sebut sempat dikontak oleh Zakir dan Asmat.

“Itu temuan palsu. Apa pun yang mereka katakan itu tidak benar, saya tak punya keterlibatan apa pun dengan kasus pembunuhan ini,” tukas sang kepala perusahaan keamanan.

Pada pukul 10.35 malam, Asmat ibunda Zahir menelepon Markas Kepolisian Islamabad. Ia berbicara dengan polisi selama 5 menit.

Namun, masih belum jelas apa tepatnya yang dikatakan Asmat pada polisi.



Sumber : Geo News/The News


BERITA LAINNYA



Close Ads x