Kompas TV internasional kompas dunia

Diplomasi Melalui Seni, Dubes Tantowi Yahya Gelar Pameran Lukisan di Wellington

Kompas.tv - 12 Agustus 2021, 14:22 WIB
diplomasi-melalui-seni-dubes-tantowi-yahya-gelar-pameran-lukisan-di-wellington
Lukisan karya Dubes RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya menggabungkan motif batik dan motif etnik Maori yang merupakan suku asli Selandia Baru. (Sumber: Tussie Ayu)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Gading Persada

WELLINGTON, KOMPAS.TV – Diplomasi Indonesia di luar negeri ternyata tidak harus dilakukan di meja perundingan.

Diplomasi pun bisa dilakukan dengan cara-cara yang unik dan kreatif, seperti melalui seni.

Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Selandia Baru Tantowi Yahya, kali ini melakukan diplomasi melalui pameran lukisan hasil karyanya.

Tantowi Yahya yang selama ini dikenal piawai dalam bidang tarik suara, ternyata memiliki bakat melukis.

Pada Kamis (12/8/2021) ia menggelar pameran lukisan bertajuk 'I Left My Heart in Aotearoa'.

Aotearoa merupakan sebutan untuk Selandia Baru dalam bahasa Maori.

Dengan demikian, judul pameran ini memiliki arti “Kutinggalkan Hatiku di Selandia Baru”.

Dubes RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya (tengah) bersama Dewi Yahya menyambut Dean of Diplomatic Corps Leasi Papalii Tommy Scanlan (kiri) yang datang untuk membuka pameran lukisan I Left My Heart in Aotearoa. (Sumber: KBRI Wellington)

Sebanyak 30 lukisan karya Tantowi Yahya dan 10 lukisan karya Eka Deviana Putri dipamerkan dalam gelaran kali ini.

Eka Deviana Putri merupakan staf bidang politik di KBRI Wellington.

Pameran ini menjadi unik karena merupakan pertama kalinya di Selandia Baru, korps diplomatik mengadakan pameran lukisan karya Dubes dan stafnya.

Menurut Tantowi, lukisan memiliki kemampuan untuk menjadi media yang membangun dialog dan pemahaman yang beragam, untik disatukan ke dalam gelombang yang sama.

Beberapa lukisan Tantowi memang menggambarkan perpaduan antara Indonesia dan Selandia Baru. Seperti lukisannya yang berjudul 'The Harmony: The Pacific and Indonesia', yang menggambarkan perpaduan antara motif etnik Maori dan batik.

“Salah satu yang akhirnya membuat saya sangat intens melukis itu karena saya menganggap melukis itu bisa menjadi alat diplomasi. Di samping saya mengaktualisasikan kekaguman akan keindahan alam dan fauna, tapi juga mengkombinasikan keindahan pattern-pattern Indonesia yang digabungkan dengan pattern-pattern Maori, itu adalah sesuatu yang bisa menjadi alat diplomasi,” ujar Tantowi.

Sedangkan Eka yang turut memamerkan lukisannya dalam pameran ini, menampilkan lukisan tokoh-tokoh publik seperti Presiden Joko Widodo, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta.

Senada dengan Tantowi, Eka juga memasukkan unsur-unsur motif tradisional Indonesia seperti batik dan menggabungkannya dengan motif-motif tradisional Maori.

Staf bidang politik KBRI Wellington Eka Deviana Putri, bersama lukisannya yang turut dipamerkan dalam pameran I Left My Heart in Aotearoa. (Sumber: KBRI Wellington)

“Saat ini objek lukisan saya masih seputar human portrait dan motif-motif batik. Dalam pameran kali ini, saya memasukkan unsur-unsur motif tradisional Indonesia dan Maori pada portrait yang saya gambar karena sangat menarik dan memiliki kemiripan,” kata Eka.

Pembukaan pameran ini dihadiri oleh kalangan diplomatik di Wellington.

Namun pameran ini juga terbuka bagi masyarakat umum di Wellington yang ingin menyaksikan lukisan secara langsung hingga Sabtu (14/8/2021) mendatang.

Saat ini kondisi Covid-19 di Selandia Baru sudah terkendali dan sudah tidak ada kewajiban memakai masker.

Selain itu, di Selandia Baru juga sudah tidak ada larangan untuk membuat kerumunan, sehingga pameran ini dapat berlangsung tanpa harus menjaga jarak.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x