Kompas TV internasional kompas dunia

Pemimpin Junta Militer Myanmar Nyatakan Diri sebagai Perdana Menteri yang Baru

Kompas.tv - 1 Agustus 2021, 22:03 WIB
pemimpin-junta-militer-myanmar-nyatakan-diri-sebagai-perdana-menteri-yang-baru
Panglima Angkatan Darat Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing mendeklarasikan pemerintah sementara negara dan dirinya, Min Aung Hlaing, ditunjuk sebagai perdana menteri. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

Calon lainnya dilaporkan adalah mantan Menteri luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda, Menteri Luar Negeri kedua Brunei Erywan Yusof dan diplomat veteran Malaysia Razali Ismail.

Sistem perawatan kesehatan Myanmar, yang sudah dilemahkan oleh pemogokan pekerja medis dan pembalasan militer terhadap para pembangkang, makin dihantam oleh Covid-19, dan saat ini sangat kewalahan menghadapi pandemi Covid-19.

Secara resmi, negara itu mencatat 4.725 kasus baru pada hari Sabtu (01/08/2021). Tetapi jumlah kematian tercatat mencapai 392 orang, tiga kali lipat dari negara tetangga Thailand, yang mencatat empat kali lebih banyak infeksi baru.

Mengingat kendala parah pada kapasitas pengujian di Myanmar, para ahli medis mengatakan beban kasus Covid-19 yang sebenarnya di negara itu jauh lebih tinggi.

Baca Juga: Jumlah Kematian Akibat Corona di Myanmar Terus Melonjak

Jenazah seorang pria yang tewas dalam protes anti-kudeta dibawa ke rumah sakit di kotapraja Latha, Yangon, Myanmar, Sabtu, 27 Maret 2021. (Sumber: AP Photo)

Banyak pasien dirawat di rumah oleh dokter sukarelawan dan pekerja amal, yang mengatakan kepada The Straits Times bahwa mereka harus bekerja diam-diam untuk menghindari penangkapan.

Sementara itu, tindakan keras militer terhadap orang-orang yang menentang kudeta telah melahirkan "pasukan pertahanan rakyat" yang melancarkan pemberontakan lokal melawan junta.

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, setidaknya 940 orang telah dibunuh oleh junta sejak kudeta 1 Februari.

Jumlah tersebut diperdebatkan oleh Jenderal Min Aung Hlaing, yang menyalahkan "ekstremis NLD" pada hari Minggu karena menghasut petugas kesehatan untuk berbalik melawan negara.

Dia menuduh orang melakukan "bioterorisme" dengan menyebarkan berita palsu tentang Covid-19.

Dewan Penasihat Khusus untuk Myanmar, yang terdiri dari sekelompok pakar internasional yang bekerja di bidang hak asasi manusia di negara itu, telah menyerukan intervensi kemanusiaan internasional di Myanmar.

"Upaya darurat untuk meringankan penderitaan orang-orang yang menyeberang ke Thailand dan India jauh dari mampu mengurangi beban pusat pandemi di dalam negeri (Myanmar), yang perlu menjadi tujuan strategis utama dari tindakan regional dan internasional besar-besaran," kata Marzuki Darusman, salah seorang anggota Dewan Penasihat Khusus itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada 22 Juli.

 




Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x