Kompas TV internasional kompas dunia

Zimbabwe Kembali Lepasliarkan Badak Hitam di Taman Nasional Gonarezhou, Setelah 27 Tahun Kosong

Kompas.tv - 29 Juli 2021, 17:55 WIB
zimbabwe-kembali-lepasliarkan-badak-hitam-di-taman-nasional-gonarezhou-setelah-27-tahun-kosong
Penjaga hutan taman nasional Zimbabwe mengawal empat ekor badak hitam (Sumber: CFP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

Badak hitam memiliki dua cula, tumbuh sekitar 5cm per tahun.

Badak hitam betina menggunakan cula mereka untuk melindungi anak-anak mereka, sementara jantan menggunakannya untuk melawan penyerang.

Cula membuat satwa ini sangat diburu dan menjadi penyebab kejatuhan mereka.

Cula badak diburu untuk keperluan pengobatan di Cina, Taiwan, Hong Kong, dan Singapura sementara di Afrika Utara dan Timur Tengah terkenal sebagai gagang belati maupun pedang.

Badak hitam pernah menjelajah sebagian besar sub-Sahara Afrika, tetapi hari ini berada di ambang kepunahan karena perburuan yang dipicu oleh permintaan komersial untuk culanya.

Menurut IUCN, Badak Hitam (Diceros bicornis) masuk klasifikasi sebagai satwa yang Sangat Terancam Punah dalam Daftar Merah Spesies Terancam IUCN.

Yang lebih kecil dari dua spesies Afrika, itu terjadi di seluruh Afrika selatan dan timur, termasuk Kenya, Tanzania, Kamerun, Namibia, Afrika Selatan, Zimbabwe dan Angola.

Antara tahun 1970 dan 1992, populasi Badak Hitam turun 96 persen, dengan jumlah total turun hingga sekitar 2.400.

Meningkatnya perburuan liar dipicu oleh meningkatnya permintaan penggunaan cula badak di Asia (untuk pengobatan tradisional Tiongkok), dan Timur Jauh (untuk gagang keris tradisional), yang memicu melonjaknya harga pasar gelap.

Ancaman lain termasuk perubahan habitat, spesies lain yang bersaing dan invasi tanaman asing.

Kerusuhan sipil, aliran senjata, dan sistem komunikasi yang lebih baik di Afrika juga berdampak signifikan pada upaya konservasi badak.



Sumber : Kompas TV/Xinhua


BERITA LAINNYA



Close Ads x