Kompas TV internasional kompas dunia

Pesawat Militer Filipina Jatuh, 45 Tewas, 49 Selamat, 5 Masih Hilang

Kompas.tv - 4 Juli 2021, 23:58 WIB
pesawat-militer-filipina-jatuh-45-tewas-49-selamat-5-masih-hilang
Tim penyelamat berupaya mengevakuasi para korban jatuhnya pesawat militer C-130 milik Angkatan Udara FIlipina yang jatuh dan terbakar di kebun kelapa di luar bandara Jolo di provinsi Sulu, Filipina barat, Minggu (4/7/2021). (Sumber: Joint Task Force-Sulu via AP)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Hariyanto Kurniawan

Baca Juga: Komite Investigasi Selidiki Kecelakaan Pesawat Sukhoi yang Tewaskan 41 Orang

Pesawat itu mengangkut pasukan militer yang sebagian di antaranya merupakan tentara muda yang baru saja lulus pelatihan dasar, dari kota Cagayan de Oro di selatan menuju lokasi penugasan di Sulu.

“Mereka seharusnya bergabung dengan kami dalam perjuangan melawan terorisme,” ujar komandan militer Sulu Mayor Jenderal William Gonzales.

Selama berpuluh-puluh tahun, pasukan pemerintah telah memerangi milisi Abu Sayyaf di Provinsi Sulu yang mayoritas dihuni oleh kaum muslim.

Masih belum jelas apa yang menyebabkan pesawat jatuh. Komandan militer regional Letnan Jenderal Corleto Vinluan mengatakan, kecil kemungkinan pesawat itu ditembak musuh.

Mengutip sejumlah saksi, pesawat itu tampaknya telah meluncur melampaui landasan pacu, lalu jatuh di pinggiran bandara.

Baca Juga: Kecelakaan Pesawat di Meksiko, 85 Penumpang Berhasil Selamat

Kepala staf militer Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan pada para wartawan, “Pesawat itu meleset dari landasan pacu dan berupaya menyalakan mesinnya lagi, tapi gagal dan lalu jatuh.”

Seorang pejabat angkatan udara menyebut, landasan pacu bandara Jolo lebih pendek dari landasan pacu lain di FIlipina, hingga menyulitkan pilot untuk dalam mengarahkan pesawat saat lepas landas maupun mendarat.

Bandara di kota utama Jolo di Sulu terletak beberapa kilometer dari area pegunungan tempat pasukan pemerintah memerangi milisi Abu Sayyaf.

Foto bertanggal 21 April 2017 ini menunjukkan sebuah pesawat pengangkut Angkatan Udara Filipina C-130 di Pulau Thitu di barat Filipina. (Sumber: AP Photo/Bullit Marquez, File)

AS dan Filipina secara terpisah telah memasukkan Abu Sayyaf ke dalam organisasi teroris atas sejumlah kasus pengeboman, penculikan demi tebusan dan pemenggalan. Meski gerakannya sudah dilemahkan pasukan pemerintah, keberadaan Abu Sayyaf masih tetap menjadi ancaman.

Pada akhir 2018, Presiden Rodrigo Duterte memperluas kehadiran militer di Sulu hingga menjadi satu divisi penuh. Duterte mengerahkan ratusan personel pasukan tambahan, pasawat angkatan uadara dan peralatan perang lain setelah berjanji menumpas Abu Sayyaf dan para milisi sekutu baik asing maupun lokal.

Angkatan udara Filipina memiliki sejarah musibah yang tragis. Salah satu pesawatnya jatuh di sawah di utara Manila pada 1971, menewaskan 40 personel militer.

Baru-baru ini, lebih dari sepekan lalu, sebuah helikopter Blackhawk S-701 juga jatuh di dekat pangkalan udara AS di Clark, dan menewaskan seluruh 6 penumpangnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x