Kompas TV internasional kompas dunia

Kerap Ungkap Kekejaman Rezim Kim Jong-Un, Pelarian Korea Utara Ini Akui Takut Dibunuh

Kompas.tv - 22 April 2021, 20:37 WIB
kerap-ungkap-kekejaman-rezim-kim-jong-un-pelarian-korea-utara-ini-akui-takut-dibunuh
Kim Jong-un saat berbicara pada Kongres Partai Buruh Korea. (Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Hariyanto Kurniawan

NEW YORK, KOMPAS.TV - Pelarian Korea Utara dan aktivis Hak Asasi Manusia, Yeonmi Park mengungkapkan ketakutannya akan dibunuh oleh rezim kejam Kim Jong-un.

Yeonmi Park, yang kabur dari Korea Utara pada 2007 selalu mengungkapkan kekejaman yang dilakukan oleh penguasa negara terkucilkan itu.

Yeonmi, yang kini tinggal di Amerika Serikat (AS), menegaskan dirinya selalu merasa takut dan waspada atas ancaman dari rezim yang pernah ditinggalkannya.

Apalagi ada kemungkinan ia menjadi target pembunuhan mereka. Bahkan ia sampai menyewa pengawal untuk menjaganya di setiap acara.

“Saya masuk dalam daftar target Kim Jong-un selama bertahun-tahunm dan terus khawatir mereka akan mencoba membunuh saya,” ujarnya dilansir dari Daily Star.

Baca Juga: Kim Jong-Un Hukum Mati Menterinya, Akibat Gagal Lakukan Pendidikan Jarak Jauh dan Mengeluh Kelelahan

“Saya diretas. Saya mendapatkan ancaman sepanjang waktu,” lanjutnya.

Yeonmi mengungkapkan ketakutannya karena Korea Utara berani melakukan pembunuhan di negara lain, termasuk salah satunya saudara tiri Kim Jong-un, Kim Jong-nam, yang terbunuh di Malaysia.

Yeonmi mengungkapkan banyak keluarganya yang tinggal di Korea Utara dihukum setelah ia kabur.

Ia mengungkapkan negara menghukum mereka bersalah karena kebijakan hubungan kekerabatan.

Yeonmi pun mengaku tak tahu berapa banyak kerabatnya yang masih hidup.

Baca Juga: Wajib Waspada, Kim Jong-Un Perintahkan Rudal Nuklir Korea Utara Bisa Disiapkan untuk Perang

Perempuan berusia 27 tahun itu kabur dari Korea Utara setelah ayahnya dibuang ke kamp konsentrasi.

Ia merasa dirinya tak mampu lagi hidup dalam kondisi sosial yang brutal di mana melihat orang terbaring di jalan tak bernyawa dan pemaksaan untuk menghadiri eksekusi mati menjadi sebuah kebiasaan.

“Mereka menyruh anak-anak untuk pergi ke eksekusi publik dan membuat kami duduk di depan, karena kami lebih pendek dibandingkan orang dewasa,” tutur Yeonmi.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x