Kompas TV internasional kompas dunia

PBB: Serangan di Mali menewaskan 4 penjaga perdamaian PBB dan 23 penyerang

Kompas.tv - 7 April 2021, 04:05 WIB
pbb-serangan-di-mali-menewaskan-4-penjaga-perdamaian-pbb-dan-23-penyerang
Kolonel Ismael Wague menyatakan telah mengambil alih Pemerintah Mali, Rabu (19/8/2020). (Sumber: AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo

MARKAS PBB, KOMPAS.TV - Serangan ganas terhadap pangkalan militer pasukan penjaga perdamaian PBB di Mali utara pekan lalu menewaskan empat penjaga perdamaian dan sedikitnya 23 penyerang, serta melukai 34 penjaga perdamaian lainnya, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa Senin, (04/04/2021) dalam laporan terbaru seperti dilansir Associated Press, (06/04/2021)

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengulangi penghormatan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres pada hari Jumat untuk keberanian penjaga perdamaian Chad yang mempertahankan kamp mereka di Aguelhok, wilayah Kidal, Mali dan penghormatan kepada empat tentara PBB asal Chad yang kehilangan nyawa dalam serangan itu.

Dujarric mengatakan hal tersebut menanggapi pertanyaan tentang jumlah penyerang yang tewas bahwa PBB. Misi penjaga perdamaian di Mali melaporkan "sekitar 23 mayat penyerang tertinggal beserta peralatan, termasuk beberapa kendaraan tempur."

Dujarric juga melaporkan peningkatan jumlah penjaga perdamaian yang terluka dari 19 menjadi 34. Mali telah berusaha menumpas pemberontakan ekstremis Islam sejak 2012.

Baca Juga: 15 Orang Tewas Dalam Ledakan di Dua Pangkalan Militer dan Kedai Teh di Somalia

Tentara dan polisi Somalia melihat Hassan Hanafi, mantan juru bicara kelompok Islam Somalia al Shabaab, berdiri terikat di tiang sebelum dieksekusi dengan menembak di ibukota Somalia Mogadishu, pada 11 April 2016. (Sumber: Reuters/Ismail Taxta)

Pemberontak ekstremis Islam dipaksa turun dari kekuasaan di kota-kota utara Mali dengan bantuan operasi militer pimpinan Prancis tahun 2013. Namun, para pemberontak dengan cepat berkumpul kembali di gurun dan mulai sering melancarkan serangan terhadap tentara Mali dan sekutunya yang memerangi pemberontakan.

Para ekstremis memperluas jangkauan mereka hingga ke Mali tengah, di mana kehadiran mereka telah mengobarkan ketegangan antara kelompok etnis di daerah tersebut.

Guterres Jumat lalu menegaskan kembali serangan yang menargetkan pasukan penjaga perdamaian adalah kejahatan perang di bawah hukum internasional dan sanksi dapat diterapkan terhadap mereka yang bertanggung jawab, kata Dujarric.

Pemimpin PBB itu meminta pihak berwenang Mali "untuk melakukan semua upaya dalam mengidentifikasi pelaku dan kelompoknya serta segera meminta pertanggungjawaban para pelaku serangan keji ini". 

Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan membahas Mali pada hari Selasa, (04/04/2021) di mana kepala penjaga perdamaian PBB Jean-Pierre Lacroix dijadwalkan untuk memberi pengarahan kepada anggota pasukan perdamaian.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x