Kompas TV internasional kompas dunia

Minggu Paskah di Sri Lanka Dijaga Ketat, Demi Cegah Aksi Bom Gereja

Kompas.tv - 4 April 2021, 22:30 WIB
minggu-paskah-di-sri-lanka-dijaga-ketat-demi-cegah-aksi-bom-gereja
Seorang kerabat korban serangan Minggu Paskah bereaksi saat berdoa dalam kebaktian yang dihadiri oleh para penyintas pada kesempatan pembukaan kembali gereja St Anthony di Kolombo pada 12 Juni 2019 (Sumber: Ishara S Kodikara/AFP)
Penulis : Aryo Sumbogo | Editor : Hariyanto Kurniawan

KOLOMBO, KOMPAS.TV - Minoritas Kristen di Sri Lanka menghadiri misa Minggu Paskah dengan pengamanan ketat oleh polisi dan militer di tengah kekhawatiran serangan baru.

Juru bicara polisi Ajith Rohana mengatakan, lebih dari 12.500 polisi bersenjata bertugas di luar 1.944 gereja seluruh negeri.

"Kami juga mendapat bantuan angkatan bersenjata untuk berpatroli dan memperkuat unit polisi di seluruh negeri," kata Rohana.

Baca Juga: Kecelakaan Kereta Api di Taiwan, Sebanyak 51 Orang Dilaporkan Tewas

Umat Kristiani Sri Lanka masih dihantui oleh ingatan akan pengeboman yang menewaskan 279 orang pada Paskah 2019.

Melansir Today, Minggu (4/4/2021), Kardinal Malcolm Ranjith menyalakan lilin di gereja St Anthony, tempat di mana 56 orang tewas akibat serangan bom bunuh diri oleh milisi lokal terhadap 3 hotel dan 3 gereja.

Dalam perayaan Paskah tahun ini, Ranjith memperbarui seruannya untuk mengambil tindakan cepat terhadap mereka yang bertanggung jawab atas serangan tahun lalu.

Baca Juga: Menhan Amerika Lloyd J. Austin Telepon Prabowo, Ini Yang Dibicarakan!

Ia juga mengatakan, mantan presiden Maithripala Sirisena saat itu harus dituntut atas kelalaian kriminal karena gagal mencegahnya.

Dari investigasi yang diperintahkan oleh Sirisena untuk pengeboman 21 April 2019, menemukan bahwa dia dan pejabat intelijennya memiliki informasi yang tepat dari India tentang serangan tersebut,17 hari sebelumnya. Namun, gagal mengambil tindakan pencegahan.

"Kesalahan Presiden Sirisena telah diidentifikasi dalam laporan komisi," kata Ranjith kepada wartawan di luar gereja St Anthony.

Baca Juga: Baru Divaksin, PM Pakistan Imran Khan Positif Covid-19

"Saya bertanya kepada Presiden Gotabaya Rajapaksa dan pemerintahnya mengapa mereka tidak menuntutnya," lanjutnya.

"Kami akan turun ke jalan jika tidak ada tindakan yang diambil hingga 21 April," kata Ranjith.

Rajapaksa yang berkuasa sejak November 2019 menjanjikan tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas serangan di gereja tersebut.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x