Kompas TV internasional kompas dunia

Penyerang Gedung Capitol Pendukung Nation of Islam, Apa Itu?

Kompas.tv - 3 April 2021, 18:03 WIB
penyerang-gedung-capitol-pendukung-nation-of-islam-apa-itu
Mobil Noah Green, pendukung Nation of Islam yang menabrak barikade polisi di Gedung Capitol Amerika Serikat, Jumat (3/4/2021). (Sumber: AP Photo/Alex Brandon)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Hariyanto Kurniawan

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Seorang laki-laki menyerang Gedung Capitol, Washington, Amerika Serikat (AS) pada Jumat (2/4/2021). Ia menabrakkan mobilnya ke barikade penjagaan hingga menewaskan seorang polisi.

Tersangka belakangan diketahui bernama Noah Green. Ia sempat keluar dari mobil dan menyerang dua polisi menggunakan pisau. Polisi pun menembak mati Green.

Investigasi aparat mengungkap Green sebagai pendukung kelompok radikal Nation of Islam. Dua jam sebelum melakukan penabrakan, Green mengunggah sejumlah Instagram Stories, termasuk tautan ke video Instagram pidato pemimpin Nation of Islam, Louis Farrakhan.

Baca Juga: Pelaku Penabrakkan di Gedung Capitol yang Tewaskan Polisi Diyakini Pengikut Nation of Islam

Green percaya Farrakhan sebagai penolong dirinya keluar dari penderitaan. Ia juga merasa menjadi target pemerintah AS lewat CIA dan FBI.

“Saya mengalami beberapa kali pembobolan rumah, keracunan makanan, penyerangan, operasi tanpa izin di rumah sakit, pencucian otak,” tulis Green di salah satu unggahan.

Selain itu, Green juga baru kehilangan pekerjaannya beberapa pekan lalu. Green sendiri telah menyandang gelar sarjana keuangan dari Universitas Christopher Newport, Virginia.

Di akun Facebook miliknya, Green mengaku sebagai pengikut Nation of  Islam. Akun ini telah dihapus.

Lalu, apa sebenarnya Nation of Islam?

Mengutip Britannica, Nation of Islam adalah gerakan dan organisasi masyarakat Afrika-Amerika. Berdiri pada 1930, Nation of Islam (NOI) berusaha menyebarkan gagasan gabungan unsur-unsur Islam tradisional dengan ide-ide nasionalis kulit hitam. 

Kelompok ini juga mempromosikan persatuan ras kulit hitam dan usaha berdiri di kaki sendiri. Organisasi ini didirikan oleh Wallace D Fard alias Wali Fard Muhammad. 

Fard mengaku sebagai reinkarnasi Timothy Drew atau Noble Drew Ali. Drew pernah menggarap sebuah teks berjudul Al-Qur’an yang Suci berdasarkan sedikit pengetahuan tentang Islam dan ajaran spritualis.

Baca Juga: Sejarah Panjang Rasisme Pada Warga Keturunan Asia Amerika - ROSI

Sosok bernama Elijah Poole atau Elijah Muhammad menggantikan Fard saat pendiri NOI itu pensiun. Elijah memiliki kemampuan memimpin yang kuat dan menciptakan ajaran teologi yang lebih tersusun.

Elijah mengajarkan berbagai hal yang juga terdapat dalam Islam, seperti Tuhan yang satu, ketaatan pada Allah, kehidupan keluarga yang baik, larangan makan babi, larangan merokok dan minum alkohol serta mengonsumsi obat-obatan terlarang.

Elijah Muhammad juga mengajarkan bahwa ras kulit putih adalah ciptaan ilmuwan kulit hitam bernama Yakub. Ia percaya sudah saatnya ras kulit hitam berjaya dan menciptakan negara terpisah.

Sosok yang menjadi murid Elijah Muhammad, antara lain Malcolm X serta Muhammad Ali. Namun, belakangan anggota Nation of Islam membunuh Malcom X pada 1965 karena pernyataannya soal pembunuhan Presiden John F Kennedy.

Menjelang kematian Elijah Muhammad, gerakan ini semakin diwarnai tindakan kekerasan anggotanya pada mantan anggota. Misalnya, pada 1973 anggota Nation of Islam menyerang sebuah Hanafi Muslim Center yang didirikan mantan pemimpin mereka, Hamas Abdul Khaalis.

Saat itu, anggota NOI pun menyerang keluarga Khaalis, membunuh anak-anaknya, dan melumpuhkan istrinya.

Setelah Elijah Muhammad meninggal, putranya Wallace alias Warith Deen Mohammed menjadi pemimpin organisasi itu. Belakangan, ia mengubah nama organisasi itu menjadi American Muslim Mission.

Baca Juga: Trump Digugat Dua Polisi Korban Kerusuhan Gedung Capitol, Dianggap Bertanggung Jawab

Dengan perubahan nama itu, Deen mengurangi unsur ras dan doktrin nasionalis dari gerakan itu. Ia pun mengikuti Malcolm X yang lebih condong mengajarkan Islam ortodoks.

Banyak mantan anggota Nation of Islam yang menolak langkah Warith Deen. Salah satunya adalah Louis Farrakhan. Pada 1978, Farrakhan mendirikan Nation of Islam sebagai tandingan organisasi pimpinan Warith Deen Mohammed.

Farrakhan mengajarkan agar warga Afrika-Amerika membuat bisnis komunitas dan mengampanyekan perlawanan terhadap penyalahgunaan narkoba. Meski begitu, Farrakhan pun mengurangi retorika rasialnya.

Nation of Islam pimpinannya pun bergerak condong menuju Islam ortodoks setelah Farrakhan menderita kanker prostat pada tahun 2000.

Britannica memperkirakan ada 10.000 hingga 50.000 orang anggota Nation of Islam.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x