Kompas TV internasional kompas dunia

Pertemuan Tingkat Tinggi AS-China Berlangsung Panas, Diwarnai Saling Tuduh

Kompas.tv - 20 Maret 2021, 10:10 WIB
pertemuan-tingkat-tinggi-as-china-berlangsung-panas-diwarnai-saling-tuduh
Pertemuan tingkat tinggi AS-China di Alaska, Jumat (19/3/2021), diwarnai perdebatan dan tuduhan dari kedua belah pihak. (Sumber: Frederic J. Brown/Pool Photo via AP, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Fadhilah

ALASKA, KOMPAS.TV - Pertemuan tingkat tinggi Amerika Serikat (AS) dengan China berlangsung panas setelah kedua negara saling menuduh ancaman terhadap mereka.

Pertemuan tingkat tinggi tersebut digelar di Alaska, AS, Jumat (19/3/2021), dan menjadi yang pertama kali dilakukan pemerintahan Joe Biden dengan China.

AS mengaku khawatir dengan sikap China atas Muslim Uighur, Hong Kong, dan Taiwan, serta menuduh China melakukan serangan siber ke AS.

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Terima Suntikan Dosis Pertama Vaksin Astrazeneca

Sementara itu, pihak China menuduh AS sebagai negara yang selalu berusaha menyerang mereka.

Perdebatan terjadi antara Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan Penasihat Keamanan Nasional, Jake Sullivan dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi serta Pejabat Kebijakan Luar Negeri China, Yang Jiechi.

Pada pernyataan pembukaan, Blinken mengungkapkan kekhawatiran AS terhadap langkah-langkah China itu, serta adanya usaha pemaksaan ekonomi kepada sekutu mereka.

Baca Juga: Usai Distop Karena Kasus Pembekuan Darah, Sejumlah Negara Eropa Lanjutkan Vaksinasi Astrazeneca

“Setiap aksi tersebut akan mengancam peraturan dasar untuk menata stabilitas global,” ujar Blinken dikutip dari BBC.

Namun, Yang Jiechi menuduh Washington menggunakan kekuasan militer dan supremasi keuangannya untuk menekan negara lain.

Baca Juga: Hormati Korban Penembakan Massal di Atlanta, Joe Biden Umumkan Pengibaran Bendera Setengah Tiang

“Itu menyalahgunakan apa yang disebut pengertian keamanan nasional untuk menghalangi pertukaran perdagangan normal, dan menghasut beberapa negara yang menyerang China,” ujarnya.

Yang juga menambahkan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) di AS berada pada titik terendah dan menyebut orang kulit hitam Amerika mengalami pembantaian.

Namun, hal itu ditanggapi Sullivan dengan mengatakan AS tak berusaha untuk membuat konflik dengan China.

Baca Juga: Disebut Biden sebagai Pembunuh, Putin: Anda Sama Buruknya seperti Saya

“Kami selalu berusaha untuk berdiri di atas prinsip untuk rakyat kami, untuk rekan-rekan kami,” katanya.

Perdebatan itu berlangsung selama satu jam dan menjadi awal dari tiga sesi pertemuan tersebut.

Ini menjadi pertemuan pertama tingkat tinggi antara AS dengan China sejak Juni lalu, saat pemerintahan masih dipegang oleh Donald Trump.

Baca Juga: Usai Disebut Pembunuh, Putin Minta Bicara dengan Biden via Telepon Secara Terbuka

Pertemuan ini secara mengejutkan berjalan dengan luar biasa tak diplomatis, terutama karena diadakan untuk membahas hubungan AS dan China di bawah pemerintahan baru AS.

Memang sebelumnya pemerintahan Biden telah membuat kritikan terbuka terhadap China.

Hal itu membuat pihak Beijing menjadi tahu apa yang mungkin terjadi dan sudah siap untuk menyerang balik.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x