Kompas TV internasional kompas dunia

Militer Myanmar Kepada Utusan Khusus PBB: Kami Siap Menghadapi Sanksi dan Isolasi

Kompas.tv - 4 Maret 2021, 08:51 WIB
militer-myanmar-kepada-utusan-khusus-pbb-kami-siap-menghadapi-sanksi-dan-isolasi
Militer Myanmar mengatakan siap menahan sanksi dan isolasi setelah kudeta 1 Februari, kata Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener Rabu (3/3/2021) setelah berkomunikasi dengan pihak militer Myanmar, Tatmadaw. (Sumber: UN Photo/Loey Felipe)
Penulis : Edwin Shri Bimo

"Saat diperingatkan militer Myanmar akan menghadapi isolasi, jawabannya adalah: 'kami harus belajar untuk berjalan dengan sedikit kawan'," tambah Schraner.

Negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Uni Eropa sudah menerapkan sanksi terukur untuk menjepit militer Myanmar dan sekutu bisnis mereka. 

15 anggota Dewan Keamanan PBB sudah menyuarakan kekhawatiran mereka atas status keadaan darurat yang ditetapkan di Myanmar, namun belum mengecam dan mengutuk kudeta bulan lalu karena penentangan dari Rusia dan China, yang melihat perkembangan situasi adalah masalah dalam negeri Myanmar.

Baca Juga: Enam Wartawan di Myanmar Terancam Hukuman Tiga Tahun Penjara

Orang-orang melihat tubuh Kyal Sin, juga dikenal dengan nama China-nya Deng Jia Xi, seorang mahasiswa berusia 20 tahun yang ditembak di kepala saat dia menghadiri unjuk rasa protes anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, Rabu, Maret 3, 2021. Pasukan keamanan Myanmar menembak dan membunuh hampir 40 orang pada Rabu, menurut akun di media sosial dan laporan berita lokal, ketika pihak berwenang memperpanjang tindakan keras mematikan mereka terhadap protes terhadap kudeta bulan lalu. (Sumber: AP Photo)

Karena hal itu, kecil kemungkinan adanya tindakan DK PBB selain sebuah pernyataan saja, tutur kalangan diplomat. 

"Saya harap mereka melihat hal itu bukan hanya sebagai masalah dalam negeri, namun juga menghantam stabilitas wilayah," tutur Schraner Burgener menanggapi China dan Rusia.

Schraner mengatakan, Soe Win berkata pada dirinya,"Setelah satu tahun mereka ingin menggelar pemilu baru,". Namun Schraner Burgener terakhir bicara dengan Soe Win tanggal 15 Februari lalu, dan saat ini berkomunikasi dengan militer hanya melalui surat. 

"Jelas, dalam pandangan saya, taktik mereka (militer) adalah mendakwa orang-orang NLD dan memenjarakan mereka," tutur Schraner Burgener, seraya menambahkan, "Pada akhirnya, NLD akan dilarang lalu mereka (Militer) akan menggelar pemilu baru dimana mereka ingin menang, lalu setelah itu mereka bisa lanjut berkuasa,"

Baca Juga: Dubes Myanmar Untuk PBB Melawan Junta, Siapakah Kini yang Menduduki Posisi Tersebut?

Schraner Burgener mengatakan keyakinannya militer Myanmar "sangat terkejut" dengan skala perlawanan terhadap kudeta yang mereka lakukan. 

"Hari ini kita lihat anak-anak muda yang hidup di alam kebebasan selama 10 tahun terakhir, yang hidup dengan media sosial, dimana mereka sangat terorganisir dan sangat penuh keyakinan," tutur Schraner Burgener seraya menekankan," mereka tidak mau kembali ke alam kediktatoran dan isolasi,"



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x