Kompas TV internasional kompas dunia

Puluhan Orang Terluka Dalam Protes Anti-Lockdown di Lebanon

Kompas.tv - 28 Januari 2021, 16:00 WIB
puluhan-orang-terluka-dalam-protes-anti-lockdown-di-lebanon
(Protes anti-lockdown di Lebanon membuat 45 orang terluka. Pandemi Covid-19 telah membuat negara tersebut terperosok ke dalam krisis ekonomi yang dalam. Sumber: Al Jazeera.)
Penulis : Tussie Ayu

“Pihak berwenang memberikan bantuan kepada 230.000 keluarga , yaitu sebanyak AS$ 47 sebulan (sekitar Rp 660.000), yang menurut banyak orang tidak cukup,” ujar wartawan Al Jazeera Zeina Khodr yang melaporkan dari Lebanon.

"Tapi saat ini belum ada bantuan yang disebarkan," tambahnya.

Jam malam juga diberlakukan di seluruh negeri dan belanja bahan makanan dibatasi. Belanja bahan makanan hanya diperbolehkan untuk pengiriman ke rumah. Namun layanan semacam ini seringkali tidak tersedia di daerah miskin.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, lebih dari 50 persen penduduk Lebanon hidup di bawah garis kemiskinan.

Baca Juga: Warga Belanda Protes Jam Malam, Pusat Tes Covid-19 Dibakar Massa

"Sepertiga angkatan kerja di Lebanon menganggur," kata Khodr. “Banyak orang yang hidup dari hari per hari. Jika mereka tidak bekerja hari ini, maka mereka tidak dapat memberi makan anak-anak mereka. Ada begitu banyak kemarahan pada pihak berwenang karena gagal memberikan bantuan apapun," tambah Khodr.

Krisis Ekonomi yang Parah

Lebanon merupakan negara berpenduduk lebih dari enam juta jiwa, yang lebih dari satu juta populasinya merupakan pengungsi. Negara ini sedang mengalami krisis ekonomi yang nyata.

Lebanon telah mencatat lebih dari 285.000 kasus virus corona dan lebih dari 2.470 kematian sejak pandemi dimulai pada tahun lalu. Pada Selasa (26/1/2021) negara ini mencapai rekor harian baru untuk kematian karena Covid-19, yaitu sebanyak 73 kematian.

Wabah juga telah memperparah krisis ekonomi, yang menyebabkan lebih dari setengah populasi jatuh di bawah garis kemiskinan, seperempatnya bahkan hidup dalam kemiskinan yang ekstrem.

Pihak berwenang mengatakan mereka telah mulai mencairkan pembayaran bulanan sebesar 400.000 pound Lebanon (sekitar Rp 700.000) kepada sekitar 230.000 keluarga.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x