Kompas TV internasional kompas dunia

Ketua Yayasan Anti Korupsi Rusia: Pemerintah Terguncang Protes Menuntut Pembebasan Alexei Navalny

Kompas.tv - 26 Januari 2021, 13:05 WIB
ketua-yayasan-anti-korupsi-rusia-pemerintah-terguncang-protes-menuntut-pembebasan-alexei-navalny
Orang-orang bentrok dengan polisi selama protes terhadap pemenjaraan pemimpin oposisi Alexei Navalny di St. Petersburg, Rusia, Sabtu, (23/1/2021). (Sumber: AP PHOTO/DMITRI LOVETSKY via Kompas.com)
Penulis : Gading Persada

MOSKOW, KOMPAS.TV- Pemerintah Rusia tengah dihadapkan kondisi pelik menyusul gelombang aksi demonstrasi di sejumlah kota di negara tersebut. Demonstrasi itu dilakukan untuk menuntut pembebasan tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny.

“Pemerintahan Rusia benar-benar terguncang oleh besarnya protes di berbagai kota menuntut pembebasan (Alexei) Navalny,” kata Vladimir Ashurkov, Ketua Yayasan Anti Korupsi Rusia, kepada DW, Minggu (24/1/2021).

Menurut Ashurkov, adanya penangkapan Alexei Navalny dan juga adanya video terkait Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang diduga memiliki istana mewah di kawasan Laut Hitam telah menyulut protes besar di Negera Beruang Putih tersebut.

Baca Juga: Dituding Alexei Navalny Punya Istana Mewah di Laut Hitam, Ini Bantahan Presiden Rusia Vladimir Putin

Aksi demonstrasi tak hanya berlangsung di ibu kota Moskow, melainkan juga menjalar di kota-kota besar lainnya yang berakibat lebih dari 3.000 orang ditangkap polisi setempat.

“Mereka benar-benar takut,” tegas Ashurkov merujuk pada banyaknya polisi yang dikerahkan menghadapi aksi protes besar pada Sabtu (23/1/2021).

Ashurkov mengatakan, penangkapan Alexei Navalny tidak sah dan munculnya video yang mengekspos Vladimir Putin dan dugaan korupsi yang dilakukan Sang Presiden dalam bentuk rumah bernilai miliaran euro di selatan Rusia.

Baca Juga: Puluhan Ribu Orang Demo Tuntut Pembebasan Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny

Dia menambahkan, sejatinya banyak warga Rusia yang memrotes tak hanya terkait penahanan Alexei Navalny, namun juga korupsi yang merajalela di Rusia.

Salah satu spanduk dalam aksi protes itu bertuliskan "Presiden ini terlalu mahal bagi kami."

Ashurkov juga meramalkan bahwa rezim otokratis yang dipimpin oleh Vladimir Putin dan kroninya pasti akan berakhir.

Menanggapi aksi protes di berbagai tempat, Juru Bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan kepada televisi Rusia pada Minggu (24/1/2021), yang hadir pada aksi protes hanya sedikit.

Baca Juga: Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Ditangkap, AS dan Uni Eropa Mengecam Penahanannya

Di lain pihak, ribuan orang telah ditangkap dengan tuduhan terlibat aksi protes.

Peskov juga menuduh Kedutaan Besar AS di Moskow secara tidak langsung mencampuri urusan dalam negeri mereka.

“Tentu saja, publikasi ini tidak pantas,” sambung Peskov.

Dia menegaskan, Kementerian Luar Negeri Rusia akan memanggil Duta Besar AS untuk menjelaskan maksud mereka.

Sebelumnya, Kedutaan Besar Rusia di London juga menuduh negara-negara Barat mencampuri urusan dalam negerinya.

Baca Juga: Kondisi Tokoh Oposisi Rusia, Alexei Navalny Membaik Seusai Diracuni dengan Novichok

Portal hak-hak sipil Rusia OVD-Info mengatakan, sekitar 3.400 orang yang ditangkap selama demonstrasi di 100 kota, setidaknya 1.360 di antaranya ditangkap di Moskwa dan 523 penahanan terjadi di St Petersburg.

Sebuah video yang menunjukkan seorang petugas polisi menendang seorang wanita di St Petersburg memicu kemarahan di jejaring sosial.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x