Kompas TV internasional kompas dunia

Ibu Ini Rela Menyamar sebagai Gelandangan Demi Menangkap Pembunuh Putrinya

Kompas.tv - 17 Januari 2021, 09:24 WIB
ibu-ini-rela-menyamar-sebagai-gelandangan-demi-menangkap-pembunuh-putrinya
Nathalie Amaya rela menyamar jadi gelandangan demi menangkap pelaku pembunuhan putrinya. (Sumber: Noticias RCN via Daily Mail)
Penulis : Haryo Jati

BOGOTA, KOMPAS.TV - Seorang ibu asal Kolombia memutuskan menyamar sebagai gelandang demi membantu polisi memburu pembunuh putrinya.

Ibu bernama Nathalie Amaya tersebut, menyamar sebagai gelandangan, dan tinggal di sebuah gedung bersama gelandangan lain di San Bernardo, Bogota.

Cara itu digunakan Amaya untuk menangkap pelaku pembunuhan putrinya, Lynda Michelle Amaya.

Baca Juga: Restoran di Thailand Sajikan Hidangan Mengandung Ganja Untuk Pelanggan Agar Bahagia

Putri Amaya, Lynda Michelle Amaya yang berusia 15 tahun ditemukan terbunuh pada Desember lalu.

Amaya memang menawarkan dirinya untuk melakukan penyamaran dibantu oleh Kepolisian Bogota dan Intelijen Kolombia pada 3 Desember.

Hasilnya pun memuaskan. Kejaksaan Kolombia mengungkapkan telah terjadi penangkapan terhadap tiga pria dan wanita yang terkait dengan geng lokal, Kamis (14/1/2021).

Baca Juga: Tiga Orang Positif Covid-19, Seluruh Penumpang Rombongan Tenis Australia Terbuka Dikarantina

Saat ini masih diinvestigasi oleh pihak kepolisian Kolombia apakah pembunuhan putri Amaya itu memang sudah direncanakan, atau pembunuhan acak.

Amaya pun mengungkapkan usahanya untuk mencari pembunuh putrinya sampai rela menjadi gelandangan.

“Saya memutuskan mengubah penampilan fisik, membungkus diri saya dengan selimut binatang sehingga akan memberikan bau yang buruk. Saya menghancurkan arang dan menyekanya di wajah saya, memasuki tempat dan bersembunyi sehingga mereka saya bagian dari dunia itu,” ujar Amaya kepada Noticias Caracol seperti dikutip dari Daily Mail.

Baca Juga: Studi: Tingkat Bunuh Diri di Jepang Melonjak 16% pada Gelombang Kedua Serangan Covid-19 Lalu

“Saya melakukan ini setiap malam dan tempat saya selalu duduk di pojok dalam dimana mereka menemukan jasad putri saya, dan mungkin dia selalu di sana seolah berbicara kepada saya untuk istirahat atau mendengarkan. Saya tak tahu,” tambahnya.

Menurut penuturan Kejaksaan Kolombia, Lynda Michelle Amaya keluar rumahnya untuk bersepeda pada 17 November.

Baca Juga: Studi: Tingkat Bunuh Diri di Jepang Melonjak 16% pada Gelombang Kedua Serangan Covid-19 Lalu

Saat itu, dia dirampok dan telepon genggamnya diambil. Namun, dia optimistis bisa menemukan telepon genggamnya.

Pada 30 November, dia mengatakan kepada sang ibu akan pergi ke jalan utama, di mana sudah biasa membeli telepon genggam curian.

Namun, sehari kemudian jasadnya telah ditemukan di dalam sebuah bangunan kumuh.

Baca Juga: Jumlah Kematian Covid-19 Terbanyak Kedua Dunia Setelah AS, Brasil Belum Juga Mulai Vaksinasi

Menurut Kejaksaan Kolombia, pemimpin geng lokal yang diketahui bernama Tazmania, memerintahkan untuk menculik Lynda Michelle Amaya.

Dia dipukuli dan ditusuk sebelum pelaku meletakkan tubuhnya ke dalam tas hitam.

Amaya yang mencari putrinya sempat mendengar ditemukan jasad seorang gadis di gedung terlantar di San Bernardo dan sempat mendatangi kantor pemeriksa medis setrempat.

Baca Juga: Inilah Agenda Aksi Joe Biden di Hari-Hari Pertama Sebagai Presiden Amerika Serikat

Tapi mereka menjelaskan bahwa itu bukan putrinya. Namun, mereka tak pernah meminta DNA-nya, karena mengungkapkan korban berusia antara 19 hingga 23 tahun.

Kakek Lynda Michelle Amaya, Nelson Amaya mengungkapkan pihak geng sempat meminta tebusan jika mau cucunya kembali dengan selamat.

Baru pada 1 Januari lalu, Nathalie Amaya menyadari bahwa putrinya yang hilang sudah berada di kamar mayat setempat.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x