Kompas TV internasional kompas dunia

Telepon Donald Trump ke Sekretaris Negara Bagian Georgia Kembali Munculkan Tuntutan Pemecatan

Kompas.tv - 4 Januari 2021, 17:59 WIB
telepon-donald-trump-ke-sekretaris-negara-bagian-georgia-kembali-munculkan-tuntutan-pemecatan
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo

WASHINGTON, KOMPAS TV – Panggilan telepon Presiden petahana Amerika Serikat kepada Sekretaris Negara Bagian Georgia, Brad Raffensperger kembali memantik tuntutan di Amerika Serikat untuk pemakzulan bagi Donald Trump, demikian dilaporkan Newsweek hari Senin (04/01/2021).

Dalam percakapan dengan Sekretaris Negara Bagian Brad Raffensperger, Trump bernada mengancam memperingatkan bahwa Raffensperger dan penasihat umumnya dapat menghadapi risiko besar kalau gagal memenuhi permintaannya.

"Orang-orang di Georgia marah, orang-orang di negara bagian itu marah," kata Trump dalam rekaman yang juga disiarkan media lain. "Dan tidak ada salahnya bilang, Anda tahu, umm... (suara) Anda melakukan hitung ulang. Anda kehilangan ratusan ribu suara," lanjut presiden ke-45 AS tersebut.

Baca Juga: Kongres AS Tolak Hak Veto Donald Trump, Pertama Kali Sepanjang Kepemimpinannya

Raffensperger terdengar menjawab, "Bapak Presiden, kendala Anda adalah, data Anda salah."

Joe Biden menang di Georgia dengan margin hampir 12.000 suara, dan selisih itu tidak berubah meski sudah dihitung ulang dan diaudit.

Rekaman pembicaraan telepon itu merebak viral dan memantik reaksi keras hari Minggu malam, membuat anggota Kongres AS mendesak digelarnya upaya pemakzulan Donald Trump yang kedua kalinya.

Anggota kongres AS dari partai Demokrat, Alexandria Ocasio – Cortez seperti dilaporkan Newsweek mengatakan, “Sungguh saya pikir ini adalah pelanggaran yang beresiko pemakzulan, dan bila terserah saya, maka seluruh dokumen (pemakzulan) sudah bertebaran di lantai, dengan segera,”

Lembaga sipil pengawas etika, The Citizens for Ethics juga dalam laporan Newsweek mengunggah twit,”bila anda pikir sebelumnya tidak ada bukti yang cukup jelas untuk memakzulkan Trump, sekarang anda punya bukti, dan itu terekam. Bila seseorang di Kongres AS bisa mengajukan resolusi kongres untuk pemakzulan, itu akan luar biasa,”

Baca Juga: Jelang Akhir Jabatan, Donald Trump Ingin Ungkap Kebenaran Mengenai UFO

Tindakan Trump menuai kecaman langsung dari para ahli hukum pemilu dan anggota Kongres dari Demokrat yang mengatakan itu bisa menjadi tindakan ilegal.

Seorang pengajar di University College London yang memiliki kepakaran tentang politik Amerika mengatakan, tekanan Trump kepada Raffensperger untuk ‘menemukan’ suara tambahan di Georgia jelas merupakan pelanggaran yang beresiko pemakzulan.

“Tidak hanya menekan pejabat pemilu untuk melanggar hukum, mengancam Raffensperger jika dia tidak mematuhi keinginan Trump sudah hampir merupakan pemerasan,” kata Senator Demokrat Dianne Feinstein seperti dilaporkan Reuters.

Profesor hukum Universitas Negeri Georgia Anthony Michael Kreis mengatakan Trump mungkin telah melanggar undang-undang negara bagian dan federal yang melarang penipuan pemilu.

Baca Juga: Donald Trump Akhirnya Tanda Tangani Paket Bantuan Covid-19 Senilai 900 Miliar Dollar AS

"Jika ada orang lain yang melakukan ini - orang lain yang memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi pejabat pemilu - tidak ada keraguan dalam pikiran saya bahwa setidaknya penyelidikan kriminal akan segera dibuka," kata Kreis, menambahkan bahwa dia pikir itu tidak mungkin dalam kasus Trump.

Kemenangan tipis Biden di Georgia adalah yang pertama oleh kandidat presiden dari Partai Demokrat dalam satu generasi kebelakang, dan meningkatkan harapan di antara Demokrat bahwa mereka dapat memenangkan dua pemilihan Senat AS di negara bagian itu pada hari Selasa (05/01/2021), memberikan kendali kepada partai Demokrat atas Kongres dan Senat.

Selama panggilan telepon, Trump membujuk, menghina, dan mengancam Raffensperger ketika dia mencoba meyakinkannya untuk membatalkan hasil.

Baca Juga: Tak Terima Kalah Pemilu, Trump Ajak Warga Demonstrasi Besar pada 6 Januari

“Kami memenangkan pemilu dan tidak adil untuk mengambilnya dari kami seperti ini, dan itu akan sangat mahal dalam banyak hal,” kata Trump. “Saya pikir Anda harus mengatakan bahwa Anda akan memeriksanya kembali.”

Sejak kekalahannya dalam pemilihan, Trump telah mendorong para pendukungnya untuk mengadakan aksi unjuk rasa jalanan yang terkadang berujung pada kekerasan.

Raffensperger dan petugas pemilu lainnya di seluruh negeri telah menghadapi pelecehan dan ancaman, dimana beberapa petugas pemilu bahkan harus bersembunyi untuk keselamatan mereka.

“Ada kekacauan di Georgia dan tempat-tempat lain - Anda bukan satu-satunya. Kami memiliki negara bagian lain yang saya yakin kami akan segera beralih ke kami, "kata Trump.

Bahkan bila Trump memenangkan 16 suara Electoral College Georgia, Biden tetap akan menjadi presiden dan tetap akan dilantik pada 20 Januari.

Sepuluh mantan menteri pertahanan mendesak Trump untuk mengakui kekalahan dan menegaskan dalam artikel yang ditulis bersama bahwa waktu untuk mempertanyakan hasil pemungutan suara sudah usai, dan setiap upaya menyeret Angkatan Bersenjata untuk menyelesaikan sengketa pemilu "akan membawa kita ke wilayah yang berbahaya, melanggar hukum, dan tidak konstitusional,"



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x