Kompas TV internasional kompas dunia

Militer Rusia & China Melakukan Patroli Udara Gabungan Melintasi Laut Jepang

Kompas.tv - 23 Desember 2020, 18:07 WIB
militer-rusia-china-melakukan-patroli-udara-gabungan-melintasi-laut-jepang
Militer Rusia & China Melakukan Patroli Udara Gabungan Melintasi Laut Jepang. (Sumber: Dok. Andy Lala)
Penulis : Dian Septina

JEPANG, KOMPAS.TV - Sebanyak enam pembom strategis Rusia dan China pada Selasa (22/12/2020) terbang di atas Laut Jepang dan Laut China Timur untuk patroli udara gabungan kedua negara tetangga di daerah itu.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, latihan gabungan militer Rusia dan China itu telah dilakukan sejak Juli 2019.

Dikutip dari Kyodo News, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan, Angkatan Udara Bela Diri Jepang telah mengacak pesawat tempur menghadapi para pembom, yang melakukan perjalanan di sekitar sepasang pulau yang dikuasai Korea Selatan. Kepulauan itu diklaim Jepang karena dianggap masuk wilayah Laut Jepang. 

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan kepulauan itu berada di Selat Tsushima antara Kyushu dan Korea Selatan, serta daerah antara pulau Okinawa dan Pulau Miyako di Prefektur Okinawa.

Sementara itu, pihak Militer Korea Selatan mengatakan secara terpisah, bahwa pesawat militer Rusia dan China memasuki zona identifikasi pertahanan udaranya tetapi tidak melanggar wilayah udaranya.

Sebelum melakukan penerbangan, pihak Korea Selatan diberitahu oleh China melalui hotline mereka bahwa patroli tersebut akan menjadi pelatihan normal. Terkait hal itu, jet tempur Militer Korea bergegas untuk menanggapi situasi tersebut.

Militer Korea Selatan mengatakan, empat pesawat China memasuki zona udara dari dekat Socotra Rock, formasi berbatu di Laut China Timur yang menjadi sasaran sengketa teritorial antara kedua negara iti. Pihak Korea Selatan menyebut wilayah itu sebagai Ieodo dan China menyebut sebagai Suyan Rock.

Dari pantauan Militer Korea Selatan, 15 pesawat Rusia memasuki zona itu. Dari pihak Korea Selatan kemudian menerbangkan dua pesawat di atas pulau yang disengketakan di Laut Jepang. Pihak Jepang menyebut kepulauan itusebagai Takeshima dan Korea Selatan menyebutnya sebagai kepulauan Dokdo.

 

Jepang Lengkapi Kapal Aegis Dengan Rudal Jarak Jauh

Kabinet Jepang pada Jumat (18/12/2020) menyetujui pembangunan kedua kapal Aegis milik Angkatan Laut Bela Diri Jepang, untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya dalam menghadapi ancaman rudal.

Kabinet juga menyetujui rencana untuk mengembangkan rudal standoff untuk digunakan di berbagai platform untuk diluncurkan tidak hanya dari darat, tetapi juga dari kapal dan pesawat, yang akan mempersulit negara lain untuk merespons.

Aegis Combat System atau Sistem tempur Aegis adalah sistem senjata angkatan laut yang terintegrasi yang dikembangkan oleh Divisi Rudal dan Permukaan Radar dari RCA, dan sekarang diproduksi oleh Lockheed Martin. Aegis dilengkapi dengan teknologi komputer dan radar pelacak dan kontrol senjata untuk menghancurkan target musuh.

Aegis awalnya digunakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat, namun sekarang digunakan juga oleh Angkatan Laut Spanyol, Royal Navy Norwegia, Angkatan Laut Republik Korea, dan Angkatan Laut Bela Diri Jepang, 

Aegis milik Angkatan Laut Bela Diri Jepang memiliki fungsi Pertahanan Udara dan Rudal Terpadu yang mampu  menangkal rudal balistik. Tidak hanya itu, sistem pertahanan ini juga bisa bekerja maksimal untuk melawan rudal jelajah dan jet tempur.

(Andylala)



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x