Kompas TV internasional kompas dunia

Para Orang Tua di Nigeria Marah dan Gelisah Menanti Kabar Anak-Anak Mereka Yang Diculik Boko Haram

Kompas.tv - 16 Desember 2020, 23:19 WIB
para-orang-tua-di-nigeria-marah-dan-gelisah-menanti-kabar-anak-anak-mereka-yang-diculik-boko-haram
Para orang tua berkumpul di depan Sekolah Menengah Sains Pemerintah di Desa Kankara, Provinsi Katsina, Nigeria, menanti kabar anak-anak mereka yang diculik oleh kelompok pemberontak Boko Haram, Jumat malam lalu. (Sumber: AP Photo / Sunday Alamba)
Penulis : Vyara Lestari

KANKARA, KOMPAS.TV – Ratusan orang tua di Desa Kankara di utara Nigeria meluapkan kemarahan, ketakutan, kelelahan dan kegelisahan mereka selama berhari-hari menanti kabar anak-anak mereka menyusul penculikan lebih dari 330 pelajar laki-laki dari sekolah menengah pemerintah di wilayah itu Jumat malam lalu.

Associated Press melaporkan pada Rabu (16/12), kelompok pemberontak Boko Haram menyatakan bertanggung jawab atas penculikan para pelajar dari Sekolah Menengah Sains Pemerintah di Desa Kankara, Provinsi Katsina, Nigeria. Ratusan pelajar lain berhasil melarikan diri dengan melompati pagar sekolah saat serangan terjadi. Sejumlah pelajar lain juga berhasil kabur dari pengawasan para pemberontak saat mereka dibawa ke hutan terdekat.

Menurut kelompok intelijen SITE, Boko Haram menculik para pelajar tersebut karena meyakini bahwa pendidikan Barat tidak Islami, seperti diungkapkan Abubakar Shekau, pemimpin kelompok pemberontak itu dalam sebuah rekaman video.  

Juru bicara pemerintah Nigeria, Garba Shehu menyatakan, pemerintah Nigeria tengah melakukan negosiasi dengan Boko Haram untuk membebaskan para pelajar tersebut.

Baca Juga: Sekolah Diserang Gerombolan Bersenjata, Ratusan Murid Ditakutkan Menghilang

Para orang tua yang kelelahan menanti kabar tentang anak-anak mereka, mengungkapkan kemarahan dan rasa frustasi mereka.

“Saya tak bisa mengukur kemarahan saya sekarang,” ucap Marwa Hamza Kankara, yang menginap dalam tenda di luar sekolah pada Selasa malam demi menanti kabar putranya. “Tak ada perempuan yang mau berada di luar rumah di jam selarut ini, tapi kami tidak bisa tidur dan makan karena memikirkan anak-anak kami yang hilang.”

“Saya tak cuma menangisi anak saya, tapi juga seluruh anak-anak yang menjadi korban penculikan,” tambahnya.

Tiap kali patroli mobil tentara melintas, para orang tua yang berkumpul di luar sekolah seolah mendapat harapan bahwa anak-anak mereka telah ditemukan. Sayangnya, hingga kini, belum ada kabar tentang nasib anak-anak mereka.

Baca Juga: Kelompok Militan Boko Haram Lakukan Pembantaian, 43 Petani Dibunuh

Sebagian besar rakyat Nigeria mengkritik pemerintah atas aksi kekerasan oleh pemberontak yang terus terjadi. Apalagi, penculikan ratusan pelajar itu terjadi di Provinsi Katsina yang merupakan asal Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari.

“Tak ada yang senang dengan situasi ketidakamanan yang ada. Bahkan anak-anak pun sekarang takut,” ujar Sylvester Anachike (58), seorang penjual koran di Abuja. “Bayangkan saja, anak-anak itu diculik di provinsi asal presiden! Ini tidak adil, sungguh tidak bagus!”

Sejumlah warga Nigeria juga menyalahkan Presiden Muhammadu Buhari atas situasi yang tidak aman.

Partai Rakyat Demokratik menyatakan, penculikan para pelajar di Katsina – yang merupakan provinsi asal presiden – yang saat serangan terjadi tengah berada di provinsi itu, menimbulkan pertanyaan serius tentang kemampuan pemerintah melawan pemberontakan.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x