Kompas TV internasional kompas dunia

Departemen Keuangan AS Diretas, Hacker Rusia Dipercaya sebagai Dalang

Kompas.tv - 14 Desember 2020, 12:20 WIB
departemen-keuangan-as-diretas-hacker-rusia-dipercaya-sebagai-dalang
Ilustrasi peretasan oleh hacker. (Sumber: Pixabay)
Penulis : Haryo Jati

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah diretas, setelah dikabarkan ada yang mengawasi lalu lintas pesan elektronik internal.

Hacker Rusia dipercaya sebagai dalang dari pengawasan tersebut. Hal itu diungkapkan sumber terdekat dari investigasi itu.

Kepada Reuters, sang sumber mengungkapkan peretasan tersebut ditakutkan menjadi puncak dari gunung es.

Baca Juga: Ukraina Usulkan Lokasi Kebocoran Nuklir Chernobyl Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

Masalah ini membuat Majelis Keamanan Nasional melakukan pertemuan di Gedung Putih, Sabtu (12/12/2020).

Pemerintah AS saat ini belum mengatakan ke publik siapa yang berada di balik serangan tersebt.

Tetapi mengonfirmasikan memang adanya suatu serangan pada salah satu agensinya dan meminta Cybersecurity, Agensi Infrasturktur Keamanan dan FBI untuk menginvestigasi.

“Kami melakukan semua langkah yang dibutuhkan untuk mengindetifikasi dan memperbaiki masalah apa pun yang mungkin terkait dengan situasi ini,” ujar Juru Bicara Majelis Keamanan Nasional, John Ullyot dikutip dari Daily Star.

Peretasan tersebut diyakini berhubungan dengan kampanye luas mengenai peretasan baru-baru ini yang diungkapkan FireEye, perusahaan keamanan siber besar AS dengan kontrak pemerintah dan komersial.

Baca Juga: Gaji Tak Dibayar, Lebih dari 100 Pekerja Pabrik iPhone Mengamuk

Mata-mata dunia maya diyakini masuk dengan merusak pembaruan yang dilakukan perusahaan IT SolarWind, yang melayani pelanggan pemerintah di seluruh cabang eksekutif, militer dan layanan intelejen.

Caranya, adalah dengan melakukan yang disebut sebagai serangan kepada rantai paasokan. Hal itu melibatkan  penyembunyian kode berbahaya di dalam perangkat lunak yang sah untuk diberikan kepada target oleh pihak ketiga.

Kementerian Luar Negeri Rusia sendiri saat ini belum memberikan komentarnya terkait tuduhan tersebut.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x