Kompas TV internasional kompas dunia

Segera Vaksinasi, Amerika Serikat Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Pfizer

Kompas.tv - 11 Desember 2020, 07:46 WIB
segera-vaksinasi-amerika-serikat-setujui-penggunaan-darurat-vaksin-covid-19-pfizer
Dokumen yang dibuat oleh Pfizer untuk pertemuan dengan panel penasihat Food and Drug Administration, saat Pfizer meminta persetujuan untuk penggunaan darurat vaksin COVID-19 mereka, dapat dilihat pada hari Kamis, 10 Desember 2020 (Sumber: AP Photo/John Elswick)
Penulis : Edwin Shri Bimo

WASHINGTON, KOMPAS TV – Amerika Serikat menyetujui penggunaan massal vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech pada Kamis (10/12/2020). Keputusan ini membuat Amerika Serikat selangkah lagi dari vaksinasi massal Covid-19 yang telah menewaskan hampir 300,000 warga Amerika Serikat.

Associated Press melaporkan, penyuntikan vaksin dapat berjalan beberapa hari ke depan, tergantung dari berapa cepat Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, FDA, memberlakukan secara resmi rekomendasi panel ilmuwan dan pakar tersebut.

Dalam pengambilan keputusan para pakar dimana 17 setuju, 4 menentang dan 1 orang pakar abstain, jajaran pakar itu menyimpulkan vaksin buatan Pfizer dan BioNTech bisa dikatakan aman dan manjur untuk penggunaan darurat pada orang dewasa dan remaja usia 16 atau lebih.

Dukungan itu muncul menyusul lonjakan luar biasa kasus Covid-19 di seluruh Amerika Serikat, dengan catatan tertinggi sepanjang sejarah dimana pada hari Rabu (09/12/2020), lebih dari 3,100 rakyat Amerika Serikat meninggal akibat virus tersebut. 

Terlepas dari seluruh hal yang belum diketahui, dalam sebuah kedaruratan, "pertanyaannya adalah, apakah kamu memiliki pengetahuan yang cukup," tutur seorang anggota panel penilai, Dr. Paul Offitt dari Rumah Sakit Anak Philadelphia, yang menyimpulkan bahwa manfaat dari vaksin itu jauh melebihi mudarat dan resiko yang mungkin dihasilkan.

Baca Juga: Otoritas Kesehatan Kanada Setujui Penggunaan Vaksin Covid-19 Besutan Pfizer

Pfizer menyatakan telah menyiapkan 25 juta dosis vaksin bagi Amerika Serikat sampai akhir Desember ini, dimana setiap vaksin diterapkan dalam dua kali suntikan dengan jarak waktu tertentu. 

Minggu depan, FDA akan mengkaji vaksin kedua buatan Moderna dan National Institutes of Health, yang diperkirakan sama kemanjurannya dengan vaksin buatan Pfizer-BioNTech.

Kandidat ketiga adalah vaksin dari Johnson&Johnson yang hanya akan membutuhkan satu kali suntikan. Dibelakang tiga kandidat itu sudah bersiap vaksin dari AstraZeneca dan Universitas Oxford. 

Pakar kesehatan AS berharap kombinasi keragaman vaksin ini pada akhirnya akan membuat Amerika Serikat mampu menaklukkan pandemi. 

Baca Juga: FDA Amerika Serikat Terbitkan Kajian Positif Tentang Vaksin Covid-19 Besutan Pfizer dan BioNTech

Namun para pakar memperkirakan setidaknya 70% populasi Amerika Serikat harus menjalani vaksinasi untuk mencapai herd immunity, yaitu kondisi ketahanan penduduk atas penyebaran virus berdasarkan tingginya proporsi warga yang kebal serangan virus berdasarkan tindakan vaksinasi maupun penularan sebelumnya.

Hal itu artinya Amerika Serikat membutuhkan beberapa bulan sebelum semua mulai kembali normal dan rakyat Amerika Serikat mulai bisa mengenyahkan masker yang selama ini melindungi diri mereka dan orang sekitar yang mereka sayangi. 

Semua mata kini tertuju pada ilmuwan FDA yang akan mengambil keputusan final apakah akan terus lanjut dengan imunisasi skala besar dengan vaksin Pfizer-BioNTech.

Direktur Vaksin FDA Dr. Peter Marks sebelum panel pakar itu bersidang mengatakan, keputusan bisa diambil dalam beberapa hari sampai satu minggu. 

Baca Juga: WHO: Dunia Sudah Bisa Impikan Akhir dari Pandemi

Kajian independen oleh pakar non-pemerintah di bidang pengembangan vaksin, penyakit menular dan statistik medis dipandang sangat penting untuk mendorong kepercayaan rakyat Amerika Serikat akan keamanan suntikan vaksin, yang dibuat dalam kecepatan yang mencengangkan yaitu kurang dari satu tahun setelah virus teridentifikasi. 

Regulator, tidak hanya di Inggris namun juga di Kanada sebelumnya telah menyetujui vaksin tersebut untuk digunakan di negara mereka, sementara presiden petahana AS Donald Trump dan Gedung Putih beberapa minggu terakhir mengeluhkan laju kajian FDA yang sangat berhati-hati. 

"Amerika ingin kami melaksanakan kajian ilimiah, namun saya pikir mereka juga ingin agar kami tidak membuang waktu dalam kerja dokumen dan agar kami maju terus dengan keputusan (yang ditunggu)," tutur Komisioner FDA Stephen Hahn sebelum pertemuan. 

Keputusan positif atas vaksin itu terlihat meyakinakan setelah ilmuwan FDA awal minggu ini mengeluarkan kesimpulan yang bagus atas vaksin tersebut.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x