Kompas TV internasional kompas dunia

Indonesia Kecam Presiden Prancis yang Menghina Islam

Kompas.tv - 31 Oktober 2020, 08:54 WIB
indonesia-kecam-presiden-prancis-yang-menghina-islam
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Sumber: AP Photo)

JAKARTA, KOMPAS.COM - Kementerian Luar Negeri mengeluarkan pernyataan resmi menanggapi sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggapi menghina agama Islam.

Dalam pernyataan resmi yang dikutip Kompas TV dari laman kemlu.go.id, Jumat (30/10/2020), Kementerian Luar Negeri mengatakan pernyataan Presiden Macron telah melukai perasaan lebih dari dua miliar orang muslim di seluruh dunia.

Selain itu pernyataan Presiden Prancis itu telah memecah persatuan antar umat beragama di dunia.

"Hak kebebasan berekspresi tidak dilakukan dengan mencederai kehormatan, kesucian dan kesakralan nilan dan simbol agama," tulis pernyataan Kemlu.

Sebagai negara demokrasi ketiga terbesar dan berpenduduk muslim terbesar di dunia, tulis Kementerian Luar Negeri, Indonesia mengajak seluruh negara untuk mendorong persatuan dan toleransi antar umat beragama.

Baca Juga: Kecam Macron yang Dianggap Hina Islam, Khabib Nurmagomedov: Semoga Wajah Mahluk Ini Dinodai

Presiden Prancis Sebut Islam dalam Krisis

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut Islam di seluruh dunia saat ini sedang berada dalam krisis.

Macron mengungkapkan Islam radikal saat ini semakin masif, dan dia memiliki rencana untuk mempertahankan sekulerisme Prancis.

Dia bahkan berniat memperkuat Undang-Undang 1905 yang akan secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.

Menurut Macron cara tersebut akan mengatasi berkembangnya radikalisasi di Prancis dan meningkatkan kemampuan untuk hidup bersama.

“Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di dunia hari ini. Kami tak hanya melihatnya di negara kami,” ujar Macron dikutip dari Al-Jazeera.

“Sekulerisme adalah perekat dari Prancis yang bersatu,” dia menambahkan.

Pernyataan Macron ini pun mendapat kritikan dari masyarakat muslim dunia.

“Represi terhadap muslim telah menjadi ancaman, dan kini menjadi sebuah janji. Selama satu jam berpidato #Macron burried #laicite menguatkan sayap kanan, anti-Muslim kiri dan mengancam kehidupan siswa Muslim dengan menyerukan pembatasan drastis pada home schooling, meski tengah terjadi pandemi global,” cuit aktivis Muslim Prancis, Yasser Louati di Twitter.

Baca Juga: Mahathir Mohammad Sebut Muslim Miliki Hak Bunuh Warga Prancis, Twitter Hapus Postingannya

Sementara itu Direktur Monitoring Media di Dewan Muslim Inggris, Miqdaad Versi menegaskan apa yang dilakukan oleh Macron akan menimbulkan perpecahan.

“Keinginan untuk menggunakan Islam dan komunitas Muslim minoritas demi menggalah dukungan dengan mempromosian perang budaya yang memecah belah melawan minoritas, di tengah pandemi virus Corona, menunjukkan lebih banyak tentang mereka yang mempromosikan perpecahan,” tulisnya.

Prancis sendiri sudah menerapkan sejumlah peraturan yang membatasi pergerakan umat Islam di sana.

Menggunakan hijab saat ini telah dilarang di sekolah dan juga bagi para pegawai negeri di tempat kerja mereka.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x