Kompas TV internasional kompas dunia

American Dream Mendorong 2000 Imigran Honduras Melintasi Perbatasan Dengan Berjalan Kaki Menuju AS

Kompas.tv - 2 Oktober 2020, 08:50 WIB
american-dream-mendorong-2000-imigran-honduras-melintasi-perbatasan-dengan-berjalan-kaki-menuju-as
Ribuan migran mencoba melintasi perbatasan dari Honduras ke Guatemala, Kamis, 1 Oktober 2020. Mereka mencoba rute migrasi yang baru dibuka, setelah sebelumnya tutup karena pandemi. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu

GUALÁN, KOMPAS.TV – Sekitar 2000 migran dari Honduras, memasuki perbatasan Guatemala dengan berjalan kaki pada Kamis (1/10/2020). Mereka berharap bisa mencapai Amerika Serikat (AS) dan mencoba melintasi perbatasan yang dibuka, setelah sebelumnya tutup karena pandemi Covid-19.

Presiden Guatemala dengan cepat berusaha untuk menahan mereka dan mengembalikan mereka ke Honduras. Presiden mengatakan usaha mereka merupakan ancaman bagi kesehatan di Guatemala, di tengah upaya untuk mengatasi pandemi.

"Perintah telah menahan semua orang yang masuk secara ilegal, dan mengembalikan mereka ke perbatasan negara mereka," kata Presiden Alejandro Giammattei seperti dilansir dari the Associated Press.

"Kami tidak akan mengizinkan orang asing yang menggunakan cara ilegal untuk memasuki negara kami. Mereka tidak bisa datang dan menginfeksi kami, itu akan menempatkan kami pada risiko serius," tambahnya.

Petugas berencana untuk mendaftarkan para migran ketika akan melintas perbatasan pada Kamis lalu. Petugas menawarkan mereka untuk kembali ke Honduras, namun kelompok yang datang ke perbatasan Honduras-Guatemala datang tanpa mendaftar. Mereka kemudian memaksa untuk melewati perbatasan. Polisi dan tentara Guatemala yang kalah jumlah dari para imigran, akhirnya tidak dapat berbuat banyak untuk mencegah mereka.

Dalam sebuah kelompok yang berasal dari kota San Pedro Sula, Honduras, ratusan migran telah merencanakan aksi ini satu malam sebelumnya. Para remaja memutuskan untuk meninggalkan Honduras, setelah melihat aksi serupa di Facebook.

Remaja termuda bernama Josty Morales yang berusia 15 tahun. Ia ingin pergi ke Amerika Serikat untuk mengejar “American Dream”. Ia berusaha mencari cara untuk mendapatkan pekerjaan, untuk menghidupi anaknya yang berusia 6 bulan di Honduras.

“Tidak ada pekerjaan di Honduras. Kebutuhan hidup mencekik kami,” katanya.

Beberapa jam setelah melintasi perbatasan, otoritas Guatemala melaporkan kematian migran pertama. Seseorang mencoba untuk naik ke atas sebuah truk yang sedang berjalan, kemudian jatuh di bawah rodanya.

Imigran dari Amerika Tengah memulai perjalanan dalam jumlah besar selama beberapa tahun terakhir. Mereka mencari keamanan dan kehidupan yang lebih baik di Amerika Serikat. Panggilan kepada para migran untuk bergerak pada 1 Oktober, telah bergema selama beberapa minggu terakhir di sosial media.

Namun peluang mereka untuk bisa sampai ke AS sangat kecil dalam beberapa tahun terakhir. Perjalanan yang harus mereka tempuh pun sangat jauh dan melintasi beberapa negara. Dari Honduras, mereka harus melewati perbatasan Guatemala. Dari Guatemala, mereka harus melewati perbatasan Meksiko. Di bawah tekanan pemerintah AS, Meksiko telah menurunkan tentara untuk mencegah kedatangan migran.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x