Kompas TV feature perempuan

Cerita Gita Selfira, Perempuan yang Jajal Profesi Nyentrik Berisiko, Awalnya Mengira Pakai Gaib

Kompas.tv - 23 Juni 2022, 19:48 WIB
cerita-gita-selfira-perempuan-yang-jajal-profesi-nyentrik-berisiko-awalnya-mengira-pakai-gaib
Gita Selfira (21), seorang joki atau pebalap tong stand perempuan yang berasal dari Jambi tengah melakukan straksinya di Pasar Malam Alun-alun Selatan Surakarta. (Sumber: Kompas.tv/Natalia)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Fadhilah

“Awal nonton, mereka gemetaran sampe gak mampu turun tangga saking takutnya mungkin ngliat anaknya melakukan hal berbahaya,” ucap Gita. 

Sebagai joki perempuan, selain pandangan negatif dan cemooh yang harus dihadapi, luka fisik juga tidak bisa dihindari. Mengingat, risiko dari ‘nyentriknya' pekerjaan ini cukup besar.

Sebut saja kecelakaan yang pernah terjadi pada sabtu malam (4/6/2022) saat Pameran Besemah Expo Ke-18 dalam rangka memperingati hari jadi Kota Pagar Alam Ke-21.

Atraksi Tong Stand kala itu menjadi duka karena saat sedang beratraksi salah satu motor keluar trek sehingga menabrak para penonton. Diketahui, ada sekitar 12 korban, dan rata-rata anak-anak.

Gita Selfira (21), seorang joki tong stand perempuan asal Jambi. (Sumber: Kompas.tv/istimewa)

Butuh waktu enam bulan

Gita butuh waktu sekitar enam bulan untuk akhirnya bisa menjadi joki Tong Stand.

Disebutkannya, ada juga yang harus belajar hingga satu tahun. Tergantung ketahanan fisik dan mental masing-masing. 

Dalam masa latihan, pada dua bulan pertama, rasa pusing hingga penglihatan menjadi buram dialaminya.

Hal itu harus dipaksa secara terus menerus sampai benar-benar tidak pusing lagi. 

“Awalnya memang harus dibonceng dulu biar ngrasain pusingnya sampe ilang pusingnya. Kalo mual iya, tapi trus dikasih air dingin biar gak muntah,” katanya.

Sementara, untuk bisa sampai lepas tangan, Ia membutuhkan waktu sekitar delapan bulan. 

Soal lecet dan memar adalah hal biasa bagi seorang Joki.

Sebagai seorang perempuan, Gita tak gentar atau takut jika harus mengalami luka atau cedera, karena menurutnya setiap pekerjaan mempunyai riskonya. 

"Kan setiap pekerjaan pasti punya risiko toh, jadi yaudah kalo luka memang sudah risikonya. Kerja kantoran juga kan punya risikonya sendiri. Jadi, gak kapok,” ungkapnya. 

Ia pun pernah mengalami cedera cukup serius awal tahun 2022, yakni pada 3 Januari lututnya sedikit geser akibat terjatuh saat melakukan atraksi.

Kecelakaan itu membuatnya tidak bisa berjalan sampai sekitar dua minggu.

“Waktu itu mau atraksi gandengan. Cuma motorku oleng, akhirnya jatuh dan joki satunya tertimpa motor. Saat itu, penontonnya kaget dan ada yang sampe nangis,” terangnya. 

Belum selesai di situ, disertai peluh dan lelah yang masih  tersisa di wajahnya, Gita mengungkapkan, pendapatan dari Joki Tong Stand ini tentu bergantung juga dari jumlah tiket yang terjual.

Pasalnya, penghasilan joki ini ada yang berdasarkan gaji tetap atau berdasarkan persenan dari total omzet pendapatan tiap malam selama masa pertunjukkan.

Untuk yang sistem persenan, biasanya para Joki mendapat 25 persen dari omzet Tong Stand per malam.

Misalnya, dalam satu malam omzet yang didapat Rp 2.000.000, 25 persen akan dibagi ke joki.

“25 persen itu dibagi ke joki yang ada, kalo jokinya dua ya dibagi dua,” jelasnya. 

Dalam satu kali pertunjukkan, ia harus beratraksi memutari tong kayu dengan kemiringan hampir 90 derajat dan tinggi sekitar 4 meter selama 8 hingga 10 menit.

Belum lagi, ada variasi berputar sambil bergandengan tangan dengan rekan jokinya. 

Kemudian atraksi lepas tangan, lepas tangan sambil duduk bersila di atas jok, juga atraksi mengambil uang “saweran” yang diberikan penonton di pinggiran tong. 

Ia pun mengungkapkan akan menjadi Joki Tong Stand hingga nanti akhirnya menikah. Mengingat, sebagai Joki, Gita harus berpindah pindah tempat.

Pekerjaan itu tidak mungkin dilakukannya lagi saat menikah nanti.

Ketika hari itu tiba, ia harus mengucapkan selamat tinggal pada cita-citanya dan mencari mimpi baru.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x