Kompas TV entertainment selebriti

Perjuangan Denada Dampingi Putrinya Jalani Pengobatan Leukemia 3 Tahun hingga Sembuh: Ini Mukjizat!

Kompas.tv - 15 Juli 2022, 16:32 WIB
perjuangan-denada-dampingi-putrinya-jalani-pengobatan-leukemia-3-tahun-hingga-sembuh-ini-mukjizat
Penyanyi Denada menceritakan perjuangannya mendampingi putrinya, Aisha, berobat melawan penyakit leukemia hingga dinyatakan sebagai penyintas oleh dokter di program Rosi Kompas TV, Kamis (14/7/2022). (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Saat pertama kali mendengar penjelasan dokter bahwa putrinya, Aisha, sudah tak perlu lagi menjalani kemoterapi di National University Hospital (NUH) Singapura, Denada sempat merasa surreal (belum percaya).

Saat orang tua pasien anak-anak lainnya bergembira dan merayakan kesembuhan buah hati mereka, Denada justru mengaku hanya terdiam mendengar keterangan dokter spesialis darah anak bahwa Aisha akan menjalani kemoterapi terakhirnya.

"Aku itu lucu banget, jadi pada saat menjelang hari-hari ketika Aisyah akan menjalani kemoterapi terakhirnya, aku kayak surreal banget. Kayak semuanya biasa-biasa aja. Aku tahu banyak ibu-ibu lain, biasanya kalau di RS di sana, mereka biasanya ada celebration (perayaan), tapi aku enggak," ungkapnya di program Rosi Kompas TV, Kamis (14/7/2022).

Ia menceritakan bahwa dirinya berkali-kali bertanya kepada dokter anak ahli hemato-onkologi ketika putrinya menjalani kemoterapi terakhir kalinya, memastikan bahwa Aisha tak lagi membutuhkan kemoterapi.

"Hari itu pun, saat selesai kemoterapi, aku cuma diem aja. Aku samperin dokternya, aku bilang 'Dok, ini kemoterapi Aisha yang terakhir? Nggak ada kemo lagi habis ini?' gitu," kenang perempuan kelahiran 19 Desember 1978 itu.

Ia bahkan mengaku langsung menangis haru setelah disadarkan oleh dokter bahwa kesehatan Aisha sudah jauh lebih baik dan hampir sembuh.

"Di situ aku cuma diem dan aku nangis, dan aku dipeluk sama dia (dokter), dia ketawa," ujarnya.

Perjuangan Dampingi Kemoterapi selama Hampir Tiga Tahun

Denada mengaku sangat lega mendengar kesembuhan putrinya. Sebab, hampir tiga tahun ia mendampingi putrinya untuk menjalani pengobatan leukemia atau kanker darah selama dua sampai tiga kali setiap minggu.

"Jadi selama hampir tiga tahun menjalani kayak gitu (kemoterapi), terus tiba-tiba denger itu tu kayak, wah (lega dan takjub -red) gitu," ungkapnya tersenyum.

Baca Juga: Cerita Denada Hampir Kehabisan Uang untuk Biaya Berobat Anak: Jual Aset Sampai Pasrah pada Tuhan

Putri sulung Emilia Contessa itu mengatakan, Aisha telah menjalani berbagai macam jenis kemoterapi.

"Betul-betul seminggu itu bisa dua kali atau tiga kali ke rumah sakit menjalani kemoterapi, segala bentuk kemoterapi, dari kemoterapi suntik, drip (terapi intravena -red), sama yang disuntik dari tulang belakang," terangnya.

Denada juga mengatakan, dirinya menyaksikan Aisha yang saat itu masih berusia 5,5 tahun merasa kesakitan menjalani berbagai jenis kemoterapi untuk menyembuhkan penyakit kelebihan sel darah putih di dalam tubuhnya.

Ketika dokter menyatakan anak kesayangannya sebagai survivor atau penyintas kanker darah, Denada mengaku langsung sujud syukur sepulangnya dari NUH.

"Aku pulangnya sujud syukur, berterima kasih kepada Tuhan. Di dalam sujud itu aku mengucapkan semua rasa terima kasihku, semua rasa syukurku," kata dia sambil menunjukkan raut wajah berseri-seri.

Ia menilai kesembuhan putri kesayangannya itu sebagai mukjizat dari Tuhan.

"Ini mukjizat, ini kebesaran Tuhan yang aku syukuri terus setiap saat," ungkapnya.


Awal Mula Aisha Idap Leukemia

Ia menceritakan bahwa dirinya tidak menyangka anaknya mengalami kanker darah saat pertama kali melihat gejala di tubuh Aisha berupa memar-memar di beberapa area tubuhnya.

"Awalnya aku kira jatuh atau kecapekan. Ada memar di kaki, tangan, pinggang, lalu demam," jelasnya.

Setelah memeriksakan kesehatan putrinya ke RS, dokter menyatakan bahwa lebam di permukaan kulit Aisha disebabkan karena kadar trombosit di tubuhnya sangat rendah.

Baca Juga: Denada Tak Percaya Sang Putri Sembuh dari Leukemia, Ini Perjuangan 4 Tahun Putrinya Jadi Penyintas

Dia mengaku tak memberitahu Aisha terkait penyakit yang menyebar di dalam tubuhnya, karena tak ingin membuat putrinya khawatir.

"Pada saat itu aku cuma mau dia itu nggak mikir berat-berat, dia nggak terlalu merasa down, dia nggak terlalu merasa sedih," akunya.

Denada juga mengakui dirinya sempat membohongi putrinya ketika menjalani terapi intravena.

"Jadi meskipun kemo drip itu, aku selalu bilang itu vitamin, vitamin kemo," jelasnya.

Sejak memutuskan pindah ke negeri Singa itu, ia pun melakukan segala upaya demi kesembuhan Aisha. 

Ia memutuskan untuk tinggal di sebuah kompleks apartemen di Singapura selama bertahun-tahun dengan risiko tabungannya terkuras, karena biaya pengobatan putrinya yang lebih tinggi daripada di Indonesia.

"Tentu kami mau berusaha ikhtiar yang terbaik. Saat di sana kami ngerasain banget, betapa luar biasanya (mahal -red) itu, dan yang pertama aku lakukan menjual aset, apapun yang aku punya," kata dia.

Selain dukungan keluarga, Denada juga merasa terbantu dengan komunitas di Singapura yang memberikan bantuan kepada putrinya.

Baca Juga: Putrinya Menderita Leukimia, Denada Rela Jual Mobil dan Rumah untuk Biayai Pengobatan di Singapura

"Di sana ada yayasan yang memang mereka punya volunteer (sukarelawan) yang bisa membantu setiap pasien anak," terangnya.

Sukarelawan itu, kata Denada, mengajari anak-anak berbagai macam aktivitas, misalnya yoga dan menggambar. Selain itu, anaknya banyak berinteraksi dengan pasien anak-anak lain yang mengalami kondisi kesehatan yang sama.

Hal itu cukup menghibur putrinya, yang menurut Denada, sempat tidak menyukai penampilannya yang mengalami kerontokan rambut dan merasa tidak cantik.

"Saat dia sadar rambutnya nggak ada, dia merasa tidak cantik, tidak suka dengan refleksinya dia yang ada di cermin. Aku tahu itu semua dan aku tahu betapa heartbroken-nya dia, dan itu juga membuat aku sedih," kata dia lirih.

Kini, putrinya sudah dinyatakan sebagai penyintas leukemia dan bisa bersekolah layaknya anak-anak sebayanya. 

"Dokter menyebutnya survivor leukemia. Semoga sembuh seterusnya," pungkasnya.

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x