Kompas TV entertainment lifestyle

Pilu, Tompi Ceritakan Kronologi sang Ibu Meninggal Akibat Kena Covid-19 saat Mudik

Kompas.tv - 16 Mei 2021, 19:21 WIB
pilu-tompi-ceritakan-kronologi-sang-ibu-meninggal-akibat-kena-covid-19-saat-mudik
Tompi dengan sang ibunda. (Sumber: Instagram/dr_tompi)
Penulis : Dian Nita | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dokter Teuku Adifitrian atau biasa disapa Tompi membagikan kronologi saat ibundanya meninggal akibat Covid-19 pada 23 April 2021 lalu.

Tompi mencurahkan isi hatinya di Instagram story @dr_tompi.

Dalam unggahan tersebut, penyanyi usia 42 tahun itu mengaku menyesal memperbolehkan sang bunda mudik ke Lhokseumawe, Aceh.

"Menjelang bulan puasa, beliau pengen pulang ke Aceh. Ia rindu nyekar ke kuburan bapak, adik, bertemu keluarga besar di Aceh. Terus dia minta izin pulang saya bolehin, dengan catatan di rumah saja, tetap jaga jarak pakai masker," ungkap Tompi.

Namun tak disangka, ada kerabat di kampung halaman yang terjangkit Covid-19 dengan tanpa gejala.

Baca Juga: Kesehatan Mental Buat Ariel Tatum Sempat Vakum Dari Dunia Hiburan Selama 2 Tahun

Maksud hati ingin silaturahmi, Ibunda Tompi justru terserang virus tersebut.

"Ibu saya enggak lama sakit, demam. Hari kedua baru mau cek Covid dan positif. Abis sahur saya langsung mengirim ibu saya untuk dapat perawatan," tambahnya.

Suami Arti Indira itu menyebutkan saturasi ibunya turun dari 98 ke 94 dengan cepat.

Tompi langsung bergegas melarikan sang ibu ke rumah sakit.

Namun karena keterbatasan fasilitas di daerah, ambulans yang dipanggilnya dari pagi baru datang pukul 4 sore. Keterlambatan penanganan itulah yang membuat ibunya tak tertolong.

"Saya berangkat ke Medan untuk bertemu ibu di sana. Tapi Allah sudah ngasih waktunya segitu. Baru naik ambulans, saturasi semakin turun. Dalam keadaan tenang, senyap, ibu saya berpulang," tuturnya.

Baca Juga: Ashanty Akui Jika Penyakit Autoimun Kambuh, Pipinya Langsung Bengkak

Dengan keadaan terpukul, Tompi menyayangkan tenaga kesehatan di Aceh yang kurang.

"Di Aceh, pemeriksaan PCR hanya bisa dikerjakan dua kali dalam seminggu. Tenaga kesehatan yang bertugas juga tidak sedia di tempat. Kita harus marah-marah dulu, harus punya koneksi dulu baru bisa cepat," kata Tompi.

Dirinya mengatakan tak bermaksud menjelekkan kinerja petugas, namun Tompi sangat miris mengingat faskes Covid-19 di daerah sangat tidak memadai.

"Di luar Jakarta, fasilitas kesehatan masih PR besar. Cukup ibu saya yang jadi korban. Negara kita tidak sanggup kalau orang sampai sakit dalam jumlah besar, negara tidak akan sanggup," ujar Tompi.

Tak lama setelah ibunya meninggal, adiknya giliran positif Covid-19.

Tompi terpaksa membawa adiknya ke kota dengan harapan mendapat fasilitas kesehatan memadai.

"Kita berangkat ke Banda Aceh dengan harapan fasilitas di sana lebih baik, dan alhamdulillah jauh lebih baik dari Lhokseumawe," ujarnya.

Dengan kejadian ini, Tompi berpesan agar tidak menyepelekan Covid-19 karena bisa menjangkit siapa saja dengan cepat.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x